Sepertinya Anna harus terbiasa dengan situasi seperti ini. Situasi dimana Nick akan menghilang tanpa kabar. Anna paham sekali bahwa tanggung jawab Nick berat, di umur Nick yang 24 tahun, Nick sudah memiliki perusahaan sebesar saat ini. Hanya saja ia tak terima dengan janji Nick yang katanya akan menghubunginya jika Ia hanya menyebutkan namanya. Anna mengetuk layar laptopnya tepat pada wajah Nick. Ya, selama kepergian Nick yany Anna lakukan hanya melihat berbagai profil Nick di internet. Ia sungguh tak tau bahwa Nick cukup terkenal di dunia perbisnisan. Bahkan Nick masuk dalam 100 besar orang terkeya di dunia versi majalah bisnis ternama di Amerika.
"Nick! I hate you!" Ucap Anna dan pintu Anna di ketuk. Tentu saja Anna terperanjat. Apakah Nick benar-benar datang?.
"Masuk.." ucap Anna
Dan tak lama masuklah seseorang yang bukan Nick. Kecewa? Sudah pasti. Tetapi di bandingkan dengan kecewa Anna hanya merasa bodoh karna mempercayai ucapan gombal Nick.
.
.
.Dengan malas Anna merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia sudah akan memejamkan matanya kalau saja ponselnya tak berdering.
"Assalamualaikum.."
"Kak...kamu mau nikah?" Ucap Alea dengan nada tidak santai..
"Ngga usah aneh-aneh" saut Anna malas
"Walaikumsallam.. lah kakak yang Aneh. Calon kaka itu ke rumah! Kak kamu beneran mau nikah sama dia? Dia masih kecil.. lebih muda dari ku!" Celoteh Alea.
Tentu saja Anna terperanjat dan langsung duduk di kasurnya.
"Apa.. siapa kamu bilang? Mau apa?"
"Ada pria muda, tampan dan sepertinya kaya.. melamar mu! Switch ke mode Video.." ucap Alea dan mematikan telfonnya lalu menghubungi Anna lagi dengan panggilan Video.
Anna tak mempercayai apa yang di lihatnya. "Hah.. sejak kapan disana?"
"Kak.. kakak beneran kenal..? Kak kamu serius.. dia masih 24 tahun" ucap Alea
"Engga gitu.. berikan telfon mu padanya!" Perintah Anna
Alea pun menuruti Anna. Ia mencoba memberikan ponsel pada Nick. Namun Nick menolak dengan sopan. Ia sedang berbicara dengan Ayah Anna.
"Kak.. aku merasa ingin pingsan" ucap Alea
"Aku nyaris stroke!" Jawab Anna.
"Kak.. papah setuju!" Pekik Alea tak mempercayai apa yang di demgarnya.
"Hah? Terus mama?" Tanya Anna.
Telfon Alea terputus begitu saja. Anna mencoba menelfon Alea lagi namun tak di angkat. Ia menelfon Nick juga tak di angkat
Anna panik.. ia mondar-mandir di kamarnya dengan menggigiti kuku ibu jarinya."Pria itu pasti sudah benar-benar gila.. dan papah jauh lebih gila.. bagaimana bisa setuju saja.. ini lagi kenapa ngga ada yang bisa di telfon.."
Satu pesan masuk ke ponsel Anna. Satu pesan yang di kirim dari nomor ayah Anna.
_Pulanglah secepatnya_
"Nick..." Ucap Anna geram
*pah.. Anna bisa jelasin..bukan begitu maksud Anna*
_papah dan mama mengerti. Kami tidak masalah selama memang kamu menyukainya. Tidak perlu takut, pulanglah. Kami setuku_
"What.. apasih yang bocah itu bicarakan... Aku benar-benar akan membunuhmu Nick..."
Anna pun mengirimi Nick pesan.
*Aku ingin bertemu dengan mu! Hari ini juga! Entah gimana caranya kamu pulang dengan helikopter atau roket sekalipun, temui aku HARI INI!*
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES (Lengkap)
RomancePernahkah sekali saja, kau bertanya. Mengapa ia harus datang, lalu mengisi hati jika pada akhirnya kau tau ia tak di ciptakan untuk mu?