5

4K 271 7
                                    

Acara di cafe tempat kerja Alea berjalan selama 2 hari.  Sabtu dan Minggu dan meski tak ada lagi bedah buku, kali ini Anna tetap mengisi acara sebagai penyanyi pada acara live musik itu. 

Anna yang sedang menggenggam ponselnya, entah mengapa memiliki keinginan untuk mengundang Rey kembali datang.  Ya,  dia sendiri tau bahwa Ia sangat konyol,  bagaimana bisa ia meminta Rey yang sangat sibuk datang untuk acara yang tak penting di tambah Rey baru saja kesana kemarin.  Namun meski begitu Anna tetap mengirimi Rey pesan. 

Tak seperti biasanya Anna yang harus menunggu pesan cukup lama,  kali ini pesan Anna langsung di baca dan juga di balas.  Balasan yang sangat Anna harapkan namun tak pernah ia kira. 

-oke Insha Allah mampir Nay,  masih di kampus.  Setengah jam lagi otw. -

Mata Anna tak dapat berpaling dari balasan pesan rey.  Benarkah Rey akan datang untuk acara yang tak penting ini?  Rasa cemas justru menyelimuti hati Anna.  Ia tau saat ini ia sangat bodoh,  ia takut akan kembali jatuh cinta tapi ia sendiri yang membuat rey dekat dengannya. 
Ia sendiri yang membuat dirinya terus berharap dan berharap.  Tapi bukankah harusnya Rey tak meresponnya saja, harusnya Rey mendorongnua pergi, harusnya Rey membuat batasan yang jelas seperti saat rey memutuskan untuk benar-benar pergi darinya.  Karna jika tidak ia akan terus berusaha untuk mendekat pada Rey. 

.
.
Mata Anna melirik bergantian pada jam tangan dan pintu masuk.  Ada yang ia nanti untuk datang dan ya tentu saja itu Rey. 

Pintu masuk cafe terbuka,  mata Anna reflek menangkap sosok pria paling sempurna di mata anna setelah ayahnya tentu saja.  Pria dengan tubuh tinggi proporsional dan wajah manis itu nampak bingung mencari seseorang.  Anna berdiri, ia masih tak percaya melihat rey yang benar-benar datang.  Belum sempat Anna melangkahkan kakinya.  Alea mendahului Anna menyapa Rey yang sedang nampak kebingungan itu.

"kak.. rey.. " panggil Alea yang langsung mendekat dan bersalaman dengan Rey. 

Rey tersenyum ramah dan tanpa berlama-lama Alea mengajak Rey untuk berada di meja khusus yang tak lain satu meja dengan Anna.  Rey nampak bercanda dengan Alea,  Anna tersenyum haru menatap keduanya.  Pemandangan yang selalu ia suka adalah saat Rey nampak dekat dengan keluarganya. 

"Assalamualaikum.. " sapa rey pada Anna.

"Walaikumsallam warohmatuallahi wabarokatu.. " ucap Anna dan tersenyum geli. 

Rey meletakan tasnya di atas kursi dan Ia pun duduk begitupun Anna yang berhadapan dengan Rey.  Anna mendorong gelas berisi Teh tarik yang masih hangat itu. 

"thank you.. "

"your welcome.. " jawab anna.

Rey langsung saja meminum teh tariknya.  Ia melepas kaca mata yang ia pakai. 

"aku baru tau kamu pake kaca mata.. "

"baru sadar kali.. " jawab Rey dan memasukan kaca matanya ke dalam kotak. 

"yee.. Kamu kan emang ngga pake kaca mata.. Emang sejak kapan coba? "

Rey berdecak menatap Anna dengan sedikit kesal.  "ngaco aja..  Yang nyuruh aku pakai kaca mata waktu aku bilang aku mulai ngeliat buram siapa coba? "

"emang siapa?  Aku ya? "

"siapa lagi yang suka maksa aku ini dan itu. "jawab Rey

"ya..  Tapi kan aku baru pernah liat"

Rey berdecak lagi.  "emang yang nemenin aku beli kaca mata siapa?  Siapa coba yang milih ini..  Ini kaca mata udah 4 tahunan ya atau 5."

Anna nampak mengingat-ingat lagi.  Namun sungguh ia merasa lupa pernah melakukan itu. 

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang