34

5.6K 377 36
                                    

Air mata Anna terjatuh, tepat disaat Nick mengucapkan janji untuk menua bersama melalui proses ijab kabulnya.

Ruangan yang di dekor sederhana namun nampak mewah itu pun mendadak menjadi haru biru.

Sejak Rey benar-benar memilih pergi Anna sempat putus asa bahwa ia mungkin tidak akan pernah menikah. Dan saat ini, detik ini, ia benar-benar sudah menjadi istri yang sah secara negara maupun agama. Istri dari seorang pria berumur 24 tahun, pria muda yang tak berhenti untuk terus meyakinkannya. Pria muda yang tampan dan mapan. Pria muda yang selalu ada dalam ceritanya. Meskipun bukan pria yang dia harapkan menjadi suaminya tetapi pria itu lah yang kini menjadi suaminya.

Anna mencium tangan Nick, dan Nick pun mengecup kening Anna. Mereka pun melakukan doa bersama, anna bahkan menutup matanya dan air matanya terus terjatuh merasa haru sekaligus bahagia.

"Hoho.. youre mine" bisik Nick. Yang sungguh merusak rasa haru yang sedang Anna rasakan.
Anna menoleh dan menatap galak pada Nick. Nick yang di tatap begitu hanya menjulurkan lidahnya singkat, lalu kembali memejamkan matanya untuk berdoa.

Sungguh sikap Nick seakan tak ingin Anna lupa bahwa Anna menikahi pria muda yang sesekali masih sangat kekanak-kanakan dan tentu saja itu pr terbesar Anna.

.
.
.

Rey diam-diam keluar dari ruangan itu. Sudah cukup ia menyaksikan bahwa Anna kini benar-benar menjadi milik pria lain.
Rey masuk ke dalam mobilnya dan duduk dengan menyandarkan tubuhnya. Ia merasa setiap sendi di tubuhnya terasa ngilu, badanya lemas, dadanya sesak. Ia sungguh tak ingin menangis di hari bahagia Anna.

Rey memejamkan matanya, semua kenangannya bersama Anna bermunculan. Kenangan saat Ia dan Anna pertama kali berjumpa, Anna yang pindahan dari jakarta langsung saja menjadi Idola. Tak hanya itu bahkan meskipun masih baru Anna sudah di calonkan untuk ketua osis dan terpilih.  Saat itu dia bukan siapa-siapa hanya pria introvet yang duduk di kursi paling ujung kelas. Tidak pernah sedikitpun Rey menyangka saat Anna tiba-tiba saja berpindah duduk di sampingnya. Anna meminta Rey untuk menjadi tutor sebayanya. Dan mereka menjadi begitu dekat.

Hati Rey serasa sedang di genggam dan di remas. Bagaimana mungkin setalah belasan tahun berlalu, Rey masih ingat suara Anna saat pertama kali menyapanya.

Bagi Rey saat itu anna sangat cantik. Rey menyukai apapun yang di lakukan Anna. Anna membawa warna lain dalam hidupnya.  Ia mengenal kembali apa itu tertawa, apa itu bahagia setelah rasa kehilangan yang begitu dalam.

"Tolong hargai keputusan aku Nay"

Satu kalimat yang tidak akan pernah Rey lupa. Saat itu Anna benar-benar menemuinya dan memohon kembali padanya. Namun hanya itu yang bisa Rey katakan.

Rey mengingat bagaimana Anna selalu menemani dirinya yang belajar, lalu tertidur di atas meja sampingnya. Saat anna sudah tertidur, barulah Rey berhenti belajar, ia menatap wajah Anna dalam diam. Menyentuh Anna? Tentu sangat ia inginkan. Tetapi yang Ia lakukan hanya menatap Anna yang terlelap. Sejak saat itu mimpi Rey jelas. Ia ingin sukses, ia ingin wajah itulah yang akan dia lihat setiap kali ia membuka mata.

Rasa sesak itu semakin jadi, Rey perlu mengusap dadanya untuk membuatnya sedikit nyaman. Ia masih memejamkan matanya. Namun rasa sakit dan sesak itu semakin jadi, saat Rey sadar bahwa bukan dia yang akan melihat wajah itu. Dan itu tidak sementara, itu selamanya. Kisahnya dan Anna sudah benar-benar berakhir. 

Air mata membasahi sudut mata Rey. Rey sungguh benar-benar tak ingin menangis. Tetapi ia tak sanggup ini terlalu sakit untuknya.

Jika dulu hatinya terasa begitu terluka hanya karna seorang pria lain menyentuh tangan Anna. Bagaimana dengan saat ini. Ia tak Rela, ia yang harusnya memiliki Anna. Ia yang menemani Anna, ia yang berjuang untuk Anna. Kepergiannya pun agar ia bisa bersama dengan Anna.

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang