27

3.1K 305 31
                                    

Di bawah hangatnya sinar matahari Rey terduduk di kursi putih panjang yang terletak di taman kampusnya. Matanya terpejam, kepalanya ia dengakan. Ia mencoba mengisi tenaganya yang mulai terasa habis. Semakin dalam ia memejamkan matanya, wajah Anna semakin nampak jelas. Bagaimana ini, ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, apakah ini yang orang sebut sebagai rindu? Apakah terasa seberat ini, dan apakah Anna merakan hal yang sama sepertinya? Bagaimana jika hanya dirinya kini yang rindu.

***
Sudah 4 jam Anna duduk di tea room kesukaannya. Namun Nick tak jua menunjukkan wajahnya. Setaunya Nick sudah pulang sejak 5 jam lalu. Apakah Nick benar-benar tidak akan datang kesana?

Anna bangun dari kursinya. Ia sendiri tak megerti mengapa ia masih menunggu Nick disana.

Hari ini hujan tak turun, meskipun angin bertiup sedikit lebih kencang dari biasanya. Anna mendongak menatap gedung tinggi di hadapannya itu. Ada pikirannya untuk menemui Nick di sana. Namun apa daya Ia tak mungkin melakukan itu. Satu dua langkah Anna berjalan mundur,matanya masih menatap hotel tempat Nick tinggal.

"Ingin naik kesana?"

Anna terkejut saat mendengar bisikan itu di telinga nya. Cepat-cepat Anna membalik tubuhnya dan menemukam Nick lengkap dengan pakaian formal nya.

"Nick"

"Kenapa belum pulang, apa menunggu ku?" Tanya Nick

"Tidak.." jawab Anna.

Nick tersenyum dan mengangguk. "Kalau gitu pulanglah dengan hati-hati" ucap Nick dan akan meninggalkan Anna. Entah keberanian dari mana Anna memanggil nama Nick

"Nick.."

Lagi-lagi Nick hanya tersenyum lembut.
"Aku tau tempat cemilan malam yang enak...kalau tidak keberatan kamu mau mentraktir ku kali ini?" Tawar Nick

.
.

Dan disinilah mereka di sebuah lesehan sederhana, yang menjual berbagai minuman hangat, roti bakar dan banyak lainnya.

Mereka berdua duduk di kursi merah has makanan pinggir jalan. Anna nampak memegang segelas coklat hangat sedang Nick memilih untuk memakan bubur kacang ijo.

"Mau coba?" Tanya Nick. Anna menggeleng.

"Pegang sebentar" pinta Nick dan memberikan mangkuknya. Ia melepas kan jasnya lalu memakaikannya pada Anna.

"Nick.."

"Sst diamlah..di sini dingin aku tidak mau manajer kesayangan ku terkena flu lagi.." ucap Nick yang kemudian kembali duduk, ia menggulung lengan kemejanya sebelum mengambil buburnya kembali.

"Setiap kali ke Indonesia.. aku pasti menyempatkan kesini" ucap Nick

"Dengan luna?" Tanya Anna

Nick menoleh kaget.. "ah.. pak Tua itu.." rajuk Nick dan mencebik.

Anna tersenyum tipis melihat Nick yang merajuk lucu.

"Apa lagi yang dia bongkar.. ?" Tanya Nick.

Anna menggeleng. "Tidak ada.. ya kecuali boneka kelinci warna pink yang selalu kamu bawa.."

"Wah.. pencemaran nama baik. Aku perjelas ya.. itu bukan boneka ku. Itu punua Luna.. ya maksud ku, aku tidak mungkin membuang boneka itu" ucap Nick.

Anna mengangguk lagi.

"Nick.. aku minta maaf ya.." ucap Anna tiba-tiba.

Nick nyaris tersedak mendengar ucapan Anna.

"Apa...kamu minta apa?" Tanya Nick

"Maaf.." jawab Anna

"Wah.. kamu keracunan bubur di dalam?"

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang