32

3.4K 337 43
                                    

Seakan tak ingin menyia-nyiakan waktu. Nick benar-benar bergerak dengam cepat. Tak menunggu lama Ia dan Anna sudah menemui orang tua Anna. Meskipun sempat menemui perdebatan panjang, namun akhirnya Nick dan keluarga Anna menyetujui kemauan Anna untuk mentiadakan acara tunangan, resepsi atau yang lain-lain itu. Cukup akad dan syukuran sederhana.
.
.

Pintu ruangan Anna terketuk, dan belum sempat Anna mengizinkan masuk sang tamu sudah masuk lebih dulu.

Anna mencoba menahan senyumnya melihat siapa yang datang.

"Ada yang bisa saya bantu pak Nicholas."

Nick mengangguk. Ia mendekat dan memberikan sesuatu pada Anna.

"Habiskan ini untuk saya" ucap Nick

Anna terus berusaha menahan senyumnya. "Baiklah.. ada lagi?" Tanya Anna.

Nick terdiam sesaat, lalu menggeleng. "Tidak, saya sudah selesai mengisi energi saya.." ucap Nick

Anna pun mengangguk "kalau begitu anda tau pintu keluarnya"

"Apa kamu akan selalu sekejam ini?" Rajuk Nick

"Apa kamu akan selalu menggoda karyawan mu?" Balas Anna

"Ssss.. tergantung.. kalau semenggemaskan kamu. Mungkin aku akan kesini setiap 5 menit sekali" ucap Nick

Anna tak kuat lagi menahan senyumnya. "Sudah sana kembali ketempat mu.. jangan sampai ada pegawai lain yang melihat" ucap Anna

"Kenapa aku tidak boleh ada, di ruangan calon istri ku sendiri?"

"Oh ayolah..mereka masih terkejut dengam kenyataan siapa sebenarnya kamu.. jangan membuat mereka semakin terkejut karna tau bossnya itu sudah sakit jiwa karna memilih untuk menikahi wanita tua" jawab Anna

"Hmm...baiklah kali ini aku mengalah. Jangan lupa  nanti sore kita akan menemui WO kita.." ucap Nick

"Ehmm.. Nick.."

"No! Kita sudah bahas ini. Walaupun hanya akad kita akan tetap pakai WO. Oh Ayolah Anna.. calom suami mu ini orang penting."

Anna menghela napasnya. "Apa pernikahan harus menjadi konsumsi rekan bisnis mu juga..?" Tanya Anna kesal

"Tidak, kalau kamu bersedia aku di godai oleh banyak rekan bisnis wanita ku"

Anna menendang kaki Nick.

"Aow..sakit sayang"

"Sayang..sayang! Awas ya kalau berani macem-macem" omel Anna

Dan Nick pun hanya tersenyum senang.

"Memangnya apa yang akan kamu lakukan?"

"Nick!"

"Baiklah-baiklah.. aku keluar.. see you" ucap Nick dan melarikan diri sebelum di amuk oleh Anna.
.
.

Seperti biasanya Anna akan melakukan kontrol rutin pada restoran yang menjadi tanggung jawabnya.

Anna baru saja akan memasuki restoran kalau saja namanya tak di panggil oleh suara yang tak mungkin tak di kenalnya.

"Nay.."

Tubuh Anna meremang dan seketika membatu. Itu pasti hanya khayalannya. Belakangan ini Anna pasti sudah merasa cukup tertekan dengan segala persiapan pernikahannya, sehingga tanpa sengaja Ia mendengar suara Rey.

"Hai.."

Anna memejamkan matanya. Tidak, sungguh itu tidak mungkin Rey.

Rey menyentuh bahu Anna. Air mata Anna lolos begitu saja. Dengan cepat Anna menghapusnya, Ia membalik tubuhnya.

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang