Meski terlambat kini aku mengerti, bahwa merubah perasaan tak cukup hanya denga bertahan_
Bukankah mengungkapkan lebih baik di bandingkan dengan menahannya. Namun bagaiman jika setelah kita katakan, kita akan benar-benar kehilangan dan kita tak siap.
Meski telah berusaha seprofesional mungkin. Namun kerenggangan di antara Rey dan Anna nampak sangat jelas. Bagaimana tidak jika saat mereka tak sengaja bertemu, mereka akan sama-sama lewat. Bahkan Rey benar-benar tak menoleh sedikit pun pada Anna.
"An.. kenapa?" Tanya Amanda
Anna menggeleng dan berusaha untuk tersenyum.
"Heum...yaudah kalau belum mau cerita." Ucap Amanda dan menepuk bahu Anna lembut.
Bagaimana mungkin Anna bercerita pada Amanda, saat ia tau bahwa amanda sangat menyukai Rey.
.
.Anna duduk di bangku taman, ia menepuk-nepuk dadanya sendiri yang terasa sesak. Ia tidak tau sesakit ini benar-benar di abaikan oleh rey. Ia pikir Ia tidak bisa merasakan hal yang lebih sakit setelah apa yang ia lewati. Nyatanya tidak begitu.
"Tidak bisa bernafas?" Tanya Arvi dan duduk di samping Anna.
Anna menoleh kaget.
"Pak Arvi"
Arvi tak mengatakan apapun. Ia mengambil es cream di tangan Anna yang baru di makan sedikit lalu menukarnya dengan air mineral.
"Es cream memang dapat meningkatkan tingkat dopamin dan seretonin dalam tubuh sehingga bisa mempebaiki mood kita. Tetapi gula dapat mengikat lemak sehingga lemak tidak dapat terurai dan menimbun." Ucap Arvi dan memakan es cream Anna.
Anna menatap bingung dan tentu kaget pada Arvi.
"Ajari saya bersosialisasi dengan orang lain" ucap Arvi
Anna tergagap, ia tak tau harus merespon apa pada permintaan Arvi yang mendadak.
"Maksudnya?"
"Ya.. seperti kamu.. bisa bicara dengan siapa saja. Bisa menghadapi siapa saja. Bahkan di ruang rapat kemarin kamu tidak takut untuk membalas Fira." Ucap Arvi dan terus memakan Es cream Anna.
"Euhm...saya ngga maksud buat ngebales saya cuma.."
Arvi tersenyum, membuat Anna semakin kaget pasalnya ini pertama kalinya Ia melihat Arvi tersenyum.
"Saya tidak menyalahi kamu. Saya suka melihat mu seperti itu. Di bandingkan dengan Anna yang menuruti perintah apapun. Anna yang tidak bisa bilang tidak" ucap Arvi
"Apa itu salah?" Tanya Anna
"Tidak bisa menolak? Mungkin saja tidak. Hanya saja tidak pas di mata saya. Suka dan tidak suka relatif bukan?" Tanya Arvi
Anna menghela napasnya. Anna masih tak tau apa salahnya membantu seseorang.
"Melihat mu mengingatkan ku pada seseorang.." ucap Arvi
"Siapa?" Tanya Anna
"Seseorang yang paling bodoh di dunia ini.. tetapi satu-satunya orang yang paling saya cinta."
Anna menatap Arvi bingung.
"Almarhum ibu saya.." lanjut Arvi.
"Ohh.. almarhum?"
Arvi mengangguk dan tersenyum. "Sudah 11 tahun lalu.."
"Maaf.." ucap Anna
Arvi tersenyum dan menggeleng. "Kamu tidak salah apapun an. Jangan minta maaf terus. Hah.. saya juga tidak tau kenapa bisa tiba-tiba cerita seperti ini. Saya kesini hanya ingin meminta maaf." Ucap Arvi
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES (Lengkap)
RomancePernahkah sekali saja, kau bertanya. Mengapa ia harus datang, lalu mengisi hati jika pada akhirnya kau tau ia tak di ciptakan untuk mu?