16

3K 310 16
                                    

Pintu sebuah kamar terbuka, Rey yang sedang bersusah payah berganti pakaian pun panik.

"Eh sebentar sust saya sedang.." ucapan Rey terhenti saat melihat siapa yang ada di hadapannya.

Anna tak mengatakan apapun ia hanya berjalan mendekat..

"Euhm kamu bisa keluar dulu aku mau.." ucap Rey yang lagi-lagi terhenti karna bukannya keluar Anna mendekat dan membantu Rey memakai pakaiannya. Anna melepas sambungan Infus Rey.

Tak ada kata apapun, hanya membantu Rey. Rey cepat-cepat mengancingi bajunya. Kemudian duduk di kasurnya. Anna kembali memasang dan memperbaiki infus Rey sampai dapat berjalan dengan Normal.

Memasang infus adalah hal mudah untuk Anna. Dulu ia pernah bekerja di sebuah klinik kecantikan dan sering memberikan infus vit c atau infus whitening.

Anna merapikan baju rawat Rey yang terlipat.

"Kamu kenapa ada disini?" Tanya Rey

Anna memberikan air putih pada Rey. "Perbanyak air putih.. istirahat dulu. Jam 4 kamu MRI" ucap Anna dan akan meninggalkan Rey, namun Rey menangkap tangan Anna.

Anna memejamkan matanya sendiri. Ia sungguh tak ingin membahas,tak ingin bertanya, ia tak mau menangis di depan Rey.

"Kenapa kamu bisa disini?"

"Lalu kamu ingin mati diam-diam?" Tanya Anna. Ia menguatkan hatinya dan menatap Rey.

"Kalau gitu harusnya kamu pastikan bahwa benar-benar tidak ada satu orang pun yang tau.. kalau masih ada yang tau artinya kamu masih butuh orang lain" ucap Anna

"Aku cuma.."

"Cuma ngga mau membuat ku khawatir?" Tanya Anna

Rey melepaskan tangan Anna, ia menundukkan kepalanya. Ia tau ia bersalah.

"Tenang Rey, Aku sudah dewasa. Aku sudah jauh lebih kuat. Aku tidak akan menangisi mu berhari-hari karna merasa takut. Apa salahnya sakit? Semua orang bisa sakit. Bukannya setiap penyakit ada obatnya? Dan bukan karna kamu sakit kamu akan mati lebih dulu kan? Kalaupun iya.. maling tidak aku menyelesaikan janji ku sebagai teman mu" ucap Anna

"Nay.."

"Kalau kamu ngga mau aku yang ada disini. Tunjukan siapa yang akan menemani mu, sampai aku yakin dia bisa menjaga mu, aku akan pergi. Aku tidak peduli lagi pada siapa hatimu saat ini. Aku hanya ingin menepati janji ku, bahkan jika sampai terakhir tetap bukan aku. Aku akan tetap disini. Jangan merasa hutang budi karna aku tidak melakukan ini untuk kamu. Aku melakukan ini untuk diri ku sendiri. Dan kamu juga ngga perlu takut karna aku tidak akan lagi menyalahkan mu atas apa yang terjadi pada hati ku. Sekarang istirahat. Aku akan mengurus administrasi mu yang lain." Ucap Anna dan akan pergi. Namun Rey menangkap tangan Anna lagi.

Anna tak berbalik, ia melepaskan tangan Rey dan meninggalkan ruangan Rey. Anna sungguh tak siap mendengarkan apapun dari Rey. Pertahanannya pasti akan runtuh saat itu juga.

.
.

Berulang-ulang Anna mengatur napasnya agar merasa lebih tenang. Sebelum ia kembali masuk ke kamar Rey. Anna melangkah dengan hati-hati ia sungguh takut Rey akan menanyakannya banyak hal lagi, namun yang ia lihat saat ini Rey yang sudah nampak tertidur.

Tangan Anna menarik selimut Rey, menutupinya hingga pinggang. Dengan tatapan terluka namun penuh cinta Anna menatap wajah pucat Rey. Mengapa Ia tak pernah menyadari wajah pucat itu. Anna sungguh ingin tau apa yang terjadi tetapi mungkin hatinya belum siap.
Anna mengulurkan tangannya dan menyentuh rambut Rey pelan.

"Kenapa dari semua adegan dalam novel dan drama, sakit menjadi pilihan kamu hmm?" Ucap Anna pelan. Matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Senyum Rey, tawa Rey, omelan Rey semua mendadak terputar di kepala Anna.

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang