4

4.4K 314 8
                                    

Rasa ngantuk dan lelah seakan menumpuk di dalam tubuh gempal Anna.  Hari ini memang terlalu melelahkan untuk Anna.  Sebagai ketua panitia ujian semester genap banyak hal yang harus Anna lakukan selain mengajar di sekolah dan juga mengajar.  Jarak tempuh dan kemacetan pun menjadi faktor tambahan yang membuat Anna lelah. 
Tangan Anna menutup mulutnya yang baru saja menguap. Ia sangat butuh kasur saat ini,Anna melepas sepatunya sembarang,meletakan tasnya sembarang lalu begitu saja naik ke atas kasurnya.  Tak perlu butuh waktu lama Anna pun terlelap.
Napas Anna pun sudah mulai terdengar teratur,  memperjelas dirinya yang sudah benar-benar lelap.     Saat kita mendapatkan sesuatu dengan proses yang sulit kita pasti akan sangat menikmatinya.  Begitupun Anna saat ini,  meski tidut nampak sepele bagi orang lain,  tapi bagi Anna yang di penuhi kesibukan dapat tertidur seperti ini adalah sebuah kebahagiaan.
.
.
Kurang lebih 2 jam Anna terlelap,  getar ponsel di tangannya,  mengejutkam dan sekaligus membangunkannya.  Dengan mata menyipit, Anna pun membuka kunyi layar ponselnya.  Hanya sebuah pesan whats app tanpa getar yang kencang apa lagi dering,  namun entah mengapa Anna dapat bangun begitu saja. 
Sebentuk senyum terukir tipis di bibir Anna,  bukan karna ia begitu bahagia melihat siapa yang mengiriminya pesan namun karna ia merasa dirinya terlalu konyol, bahkan kekuatang feelingnya pada Rey dapat membuatnya terbangun.  Apa ia masih bisa yakin ia sudah mampu melupakan Rey? Atau bahkan alam bawah sadar tak sependapat dengannya. 

Sebelum membuka pesan Rey, Anna pun membuat dirinya sadar sepenuhnya lebih dulu.  Paling tidak ia harus berterimakasih pada Rey yang sudah membangunkannya karna masih banyak tugas yang harus Ia lakukan.  Anna melirik Alma yang juga sudah terlelap di sisinya.  Tidak ada Alea, alea pasti masih di tempat kerjanya. 
Ibu jari Anna menekan pesan dari Rey hingga terbuka, wajah Anna berubah mengeras begitu saja saat melihat isi pesan Rey.  Anna membuat dirinya terduduk, ia mesti meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang ia lihat benar-benar pesan dari Rey,  ia mesti membuat dirinya yakin bahwa ini bukan mimpi.
Air mata Anna terjatuh begitu saja,  rasa sakit di hatinya, rasa rindu dan rasa cinta yang ia coba pendam dalam-dalam timbul begitu saja saat ia melihat isi pesan Rey. 

Isi pesan Rey adalah sebuah foto selfie Rey yang terlentang dengan novel Anna menutupi bagian bibir dan dada Rey. 

_Ini novel pertama yang aku baca,  dan sampai ke bawa tidur ceritanya_

Tangan Anna bergetar, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya, jauh lebih cepat.  Ia tau mungkin bagi orang lain ia berlebihan tapi baginya yang mengenal Rey,  ini bukan hal kecil.  Rey adalah tipe orang yang hampir tidak mengambil gambar dirinya sendiri, apalagi untuk di kirimkan kepada seorang wanita.  Masih jelas di ingatannya,  bahwa Rey mulai berani mengirimi foto selfie adalah ketika mereka resmi menjalin suatu hubungan lebih dari sekedar sahabat.  Saat Anna mendengar sendiri bahwa Rey memintanya membuat komitmen akan hubungan mereka. 

Dan sungguh setelah akhirnya Rey memilih menjauh tidak sekalipun Rey mengiriminya foto apapun.  Apa lagi foto diri Rey sendiri. 

Anna meremas ponselnya sendiri agar tak terjatuh,  ini benar terjadikah? 

_good Job nay.. _

*Gimaana?? *

_euhm..  Belum selesai baca sih ✌_

Air mata Anna terjatuh lagi,  air mata haru tentu saja.  Anna juga paham Rey,  rey adalah seorang pria yang sangat tidak suka membaca,  meskipun Rey adalah seorang pria yang pintar,  namun membaca adalah kegiatan yang Rey paling tidak suka.  Jangankan membaca novel, membaca buku pelajaran saja Rey nyaris tidak pernah. 

Tanpa Anna sadari, ia sudah terisak sendiri.  Ia menutup wajahnya di atas lututnya yang sudah tertekuk.  Ia memeluk lututnya sendiri dan menangis di sana. 

SIDES (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang