Di dalam satu ruangan yang tak terlalu besar terdapat tiga orang, seorang wanita bernama Fira yang tak lain adalah direktur tempat Fira bekerja lalu ada Arvi yang adalah manager dan ada Anna pastinya yang saat ini sedang menjawabi beberapa pertanyaan interview yang justru nampak seperti pembicaraan biasa. Fira nampak lembut dan rendah hati. Sedang Arvi terlihat lebih pendiam meskipun Ia menyimak.
"Tadi udah ngobrol sama Amanda ya?" Tanya Fira
"Sudah bu" jawab Anna
Fira tersenyum dan mengangguk. "amanda itu nanti yang akan jadi koordinator kamu. Kalian ada di bawah pengawasan pak Arvi." Ucap Fira
"Koordinator saya? " Tanya Anna. Fira mengangguk dan tersenyum lembut.
"Iya.. jadi sebenarnya waktu Rey rekomendasiin kamu kita mau masukin kamu untuk media sosial spesialist. Melihat dari cv dan portofolio kamu sepertinya kamu sangat kreatif jadi sangat tepat untuk mengisi content media sosial.. nah tapi melihat lebih teliti pada Pengalaman kerja dan memang karna kita lagi butuh. Kami ingin kamu masuk di akademik tapi untuk bagian koordinator lapangan. Jadi kamu nanti yang akan berhubungan langsung dengan divisinya Rey dan divisinya Amanda. Jadi gambaran kecil begini Data dari team Rey akan di berikan kepada team Amanda untuk di olah nah setelah itu di kembalikan ke team Rey. Begitupun seperti distribusi soal dan lain-lain. Job lainnya ya tentu untuk media content gimana?" Tanya Fira
Anna terdiam lagi, bukan Ia tak bersyukur bahwa dirinya sudah di terima. Tapi Ia akan berada di antara Rey juga Amanda. Hal yang paling ia ingin hindari.
"Maksudnya Ibu saya sudah di terima?"
Fira tersenyum geli dan mengangguk. "Tentu.. kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperkerjakan orang yang di rekomendasikan langsung oleh Rey. Kamu lihat perusahaan ini mengembang sangat cepat 3 tahun ini berkat team terpilih yang hampir setengahnya di rekomendasi langsung oleh Rey dan Arvi. Termasuk koordinator kamu sendiri loh.. Amanda itu rekomendasi khusus dari Rey. Rey yang langsung menyarankan tempat untuk Amanda. Dan ya memang sesuai. " Lanjut Fira.
Bibir Anna tertarik tertahan agar tetap tersenyum. Meski sebagian otaknya menolak untuk melakukan itu.
"Untuk Gaji sendiri, 1 tahun pertama kita akan memberikan kamu gaji bersih 4,2. Bagaimana?"
Kepala Anna mengangguk mengiyakan. Ia sudah cukup dewasa untuk menentukan mana yang lebih penting. Di bandingkan dengan cinta-cinta bodoh itu.
"Saya setuju.."
Fira tersenyum lagi, "oke kalau gitu untuk 1 minggu ini kamu akan menjalani masa pelatihan. Kalau oke kami Akan memberikan kamu kontrak 1 tahun."
***
Mata Anna memejam. Ia mengatur napasnya berkali-kali. Tangannya terkepal. Saat ini Anna sedang meyakinkan dan menenangkan hatinya.
Tubuh Anna membalik, kepalanya mendongak menatap gedung tiga tingkat yang baru saja di masukinya. Mulai dari hari ini sampai 1 tahun kedepan, sebuah kisah baru akan di mulai. Kisah yang mungkin tidak akan manis, namun tak berarti tak memiliki arti bukan.
"Ehm.. " ucap Anna dan menganggukan kepalanya Mantap. Entah apa yang membuat Anna benar-benar memantapkan keputusannya.
***
Ponsel anna terus saja berdering. Bukan mengangkatnya Anna justru menatap nama di layar ponselnya. Yang sejak tadi terus berusaha menghubunginya.Nampak tak ada niat sedikit pun untuk Anna mengangkatnya. Karna Ia justru mematikan ponselnya dan memilih tidur menyusul kedua adiknya yang sudah terlelap lebih dulu.
Anna menatap ponselnya yang telah mati sekali lagi.
"Maaf mas.. tapi tolong biarkan aku malam ini. Besok pagi aku janji, aku akan kembali memulai untuk menganggap mu tak lebih dari sahabat. Aku janji..hanya malam ini" gumam Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDES (Lengkap)
RomancePernahkah sekali saja, kau bertanya. Mengapa ia harus datang, lalu mengisi hati jika pada akhirnya kau tau ia tak di ciptakan untuk mu?