Gadis itu sebenarnya cantik,
Kalimat itu terus dibisikkan oleh beberapa orang yang melihat Carmen.
Telinga gadis itu sangat tajam, ia mendenger semuanya tapi tak peduli.
Karena yang ia pedulikan sekarang adalah rok yang ia kenakan terlalu pendek untuk memanjat tembok samping sekolah.
Ia terlambat ke sekolah?
Tidak.
Lalu kenapa memanjat tembok?
Karena prinsip Carmen itu, kalau ada yang susah, kenapa pakai yang gampang?
••••
"Car!" teriakan melengking itu membahana ditengah koridor yang penuh desakan para murid yang ingin mempelototi mading sekolah.
"Kita sekelas." seru gadis bertubuh pendek nan kurus antusias pada gadis berambut berantakan, lepek, seragam kurang bahan yang terlihat kumal, serta tas yang lebih mirip seperti karung goni.
Carmen mengangguk malas, lalu berjalan kearah kantin sekolah. Ia butuh asupan cogan pagi ini. Bukan asupan Stella dan suara cemprengnya.
"Kita jadi cairmet, ya..." ajak Stella berjalan mengikuti Carmen masih dengan senyum penuh antusiasnya.
"Memangnya gue bakal duduk sama siapa selain lo?"
"Ya siapa tau aja bareng Coki-Coki coklat asik yang enaknya selangit." ucap Stella sedikit cemberut.
"Yakali gue duduk ama coklat." beberapa detik kemudian Carmen melebarkan matanya, sadar akan suatu hal. "Sumpah?! kita sekelas sama Coki?"
Stella mengangguk cepat, "sama Tata juga."
"Wahh, kita perlu terima kasih sama guru-guru yang satuin anak setan kayak kita."
"Iya, kasi sesuatu buat mereka."
"Ho'oh. Kira-kira berapa gurunya?" ujar Carmen sambil menepuk pelan bahu Stella.
"Enggak tau. Emang lo udah ada ide mau ngasih apa?" tanya Stella.
"Iya dong, otak gue kan processor-nya cepat." ucap Carmen dengan senyuman bangga.
Stella memutar kedua bola matanya, "paling-paling juga ide sinting lagi."
"Lo belum tau udah langsung ngejudge."
"Biasanya kan emang gitu."
"Enggak, gue gak sinting-sinting amat ya. Buktinya gue berhasil ngeluarin ide cemerlang."
"Yang mana?"
"Yang mau ngasih hadiah guru-guru sesajen."
••••
"JADI KALIAN PIKIR MEMPERMAINKAN DAN MENGHINA GURU ITU LUCU?!"
Stella mengkejap-kejapkan matanya mendengar bentakan itu, berbanding terbalik dengan Carmen yang tersenyum,
"Gak lah pak, buktinya kita gak ketawa. Ya kan, Stel?"
Stela mengangguk-angguk sambil meringis melihat wajah guru dihadapannya saat ini.
Semua bermula saat Carmen mengatakan ingin memberi sesajen kepada guru mereka tetapi didengar oleh salah satu guru bk yang sudah terbukti dan teruji secara nyata bahwa, ia killer.
"Tapi tetap aja... ah! kalian ini..." gumam frustasi guru berkepala 4 yang sering dipanggil pak Setno ini.
"Pak, udah dong ngomelnya. Pantat saya udah pegal duduk disini dari tadi." Keluh Carmen.
Pak Setno mendelik. "Kamu pikir saya suka ngomelin kamu?"
"Yaiyalah."
Mata pak Setno membola mendengar jawaban itu. "Kamu ini ya, kurang ajarnya keterlaluan!"
"Makanya ajarin." sahut Carmen santai.
"Hajar, maksud lo?" timpal Stella dengan cengirannya.
"Hajar pak Setno? janganlah Stel, gini-gini pak Setno juga manusia, loh." ujar Carmen tanpa meperdulikan tatapan nyalang guru BK-nya tersebut.
"Emang siapa yang bilang pak Setno bukan manusia?"
"Loh, emang cuma gue yang bilang?"
••••
Vota n commenta ya gengs.
😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy & Weird Girl
HumorAnak nakal, tukang gosip, langganan bk, dan bermulut tanpa saringan. Paket lengkap dari Carmen Aninlyvia. •••• Hayden suka ketenangan dan tak suka perubahan. Tapi semenjak Carmen menerobos kedalam hidupnya, semuanya berbeda. Dan ia tak suka itu.