🇳🇱18. Mengunci Hati🇳🇱

695 116 18
                                    

Dewa beatrix datang dengan bonus trailer..

Happy watching dan reading..

♥️♥️♥️

Dewa tersentak. Wajahnya memucat seperti melihat hantu. Gadis cantik berwajah pucat itu sekonyong-konyong menjadi makhluk asing yang menakutkan. Mata Dewa menatap nanar, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bahkan selama menjadi kekasih dan tunangan Keinan, dia tidak pernah melihat isi di balik bajunya. Dan sekarang Dewa menatap dengan mata kepalanya sendiri apa yang ada di dalam kemeja seorang Deo Van der Beek.

Kain putih itu membebat dada seseorang yang diketahui Dewa sebagai lelaki. Kain itu melilit kencang isi tubuh 'Deo' yang lebih berkembang dari pada miliknya. Bagian tubuh yang menjadi ciri khas seorang perempuan. Dada 'Deo' terlihat sesak di bawah himpitan kain itu, memperlihatkan segaris belahan dada di atas lilitan.

Tangan Dewa bergetar memegang ujung kemeja di kanan kirinya. Tiba-tiba udara tak lagi terasa dingin. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Merasa bersalah dan berdosa karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya, Dewa mengutuki diri kenapa tadi ia berinisiatif untuk menceburkan lelaki—tepatnya gadis itu di sungai. Membuat gadis itu harus terserang demam dan terbongkar penyamarannya.

Dewa masihlah seorang lelaki. Melihat rahasia wanita di balik bajunya tentu saja membuat naluri alamiahnya tergelitik. Namun, nalar dan keimanannya masih membuatnya menjadi manusia. Buru-buru dikaitkannya kembali kancing kemeja Beatrix yang sudah lepas beberapa buah. Gerakan tangan Dewa sangat bergetar karena tertekan mengetahui rahasia besar. Lebih baik menyusup di kediaman musuh daripada harus mendapati hal yang tidak senonoh seperti ini. Napas Dewa terhenti, karena khawatir suara hirupan dan embusan udaranya membangunkan Beatrix. Sungguh, Dewa terlalu tercengang dengan apa yang dilihatnya.

Setelah selesai menutup kembali kemeja gadis itu, Dewa menyelubungi Beatrix dengan selimut. Segera Dewa beranjak, membanting handuk di atas baskom sehingga airnya terpercik.  Dewa keluar dari kamar. Di lorong lantai itu Patris, yang baru pulang karena terlalu banyak warga desa membutuhkannya sebagai pencerah rohani, menghentikan langkah. Alis Patris mengernyit melihat wajah pucat Dewa yang tak menggubrisnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Dewa menutup pintu kamar mandi. Ia menyalakan lampu dan membuka kran di atas wastafel. Air menggerojok membuat gaduh malam yang sunyi. Dengan kedua telapak tangannya, Dewa menampung air dan membasuhkan ke wajahnya. Berharap air itu dapat mengusir rasa gugup dan terkejutnya seiring air yang tergelontor ke saluran pembuangan.

Deo seorang perempuan? Anak itu seorang perempuan? Itu artinya aku bukan gay!

Binar cerah tersorot dari manik mata Dewa saat otaknya menyadari sesuatu.

Aku lelaki normal!

Dewa tertegun.

"Apa maksudnya dengan kamu mengatakan, 'Aku lelaki normal', Dewa? Secantik-cantiknya gadis Eropa, kamu tidak boleh meliriknya. Kamu itu tunangan Keinan!" guman Dewa melihat bayangan wajahnya di cermin yang mengalirkan sisa air basuhan yang belum mengering. Tangannya menggenggam erat bibir wastafel saat menyadari kenyataan dia hampir saja terpikat dengan gadis yang menyamar menjadi lelaki.

Air menetes dari ujung dagu Dewa bersatu dengan air kran yang masih mengalir dan berputar siap turun ke pipa pembuangan. Dewa menunduk. Malu, mendapati dirinya tak bisa menjaga hati dan janjinya layaknya kayu kering yang mudah terseret arus.

Nederland (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang