💖23. Gadis dalam Jerami💖

649 121 34
                                    

Jangan lupa vote dan komen...
Selamat membaca...

🇳🇱NEDERLAND🇳🇱

Oliver tertegun tatkala suara Fischer menggema di kandang, Sekilas ia melihat pucuk sepatu yang sangat dikenalnya terkuak dari antara jerami. Jantungnya yang sudah berpacu cepat, semakin keras ditabuh. Seperti genderang perang yang dipukul saat hendak maju melawan musuh, ketegangan dalam benak Oliver pun memuncak, membuat keringat dingin menyembul dari pori-pori kulitnya.

Oliver mematut ekspresi wajahnya, berusaha tidak menampakan keterkejutan. Jantungnya bergemuruh tak berirama, apalagi di tumpukan jerami itu terlihat ada yang bergerak. Pria itu berbalik. Menyapa Fischer dengan senyuman canggung yang mirip seringai, menampakan giginya yang putih. Tangan kirinya diangkat, melambai.

"Hai Fischer, aku mencari regu kalian, dan aku mendapat informasi kamu akan menggeberek kandang kosong ini. Ternyata disini benar-benar kosong. Bahkan anak buahmu pun tak ada," ucap Oliver panjang lebar. Menutupi keterkejutannya.

Fischer mengernyit. Tak biasanya letnan yang menjadi pemimpinnya ini banyak bicara. "Lantas untuk apa kamu mencariku?"

Oliver mengangkat satu alis kirinya. Mengarahkan bola matanya serong ke atas kiri. "Sudah kubilang aku hendak mencarimu, karena aku tidak mendapati laporan dari hasil inspeksi mendadak hari ini." Hanya itu alasan yang bisa dibuat Oliver.

Fischer mengangguk-angguk tak jelas, masih menautkan kedua alis dan menajamkan tatapannya. "Sepertinya kamu bisa menunggu kami saja di markas. Tidak biasanya kamu ikut dalam ...." Fischer mendekat mengalirkan pandangannya ke seluruh ruang dan kembali memandang Oliver, sengit. "Penyergapan dan inspeksi mendadak orang Yahudi." Kalimat terakhir sengaja didesiskan membuat Oliver tahu anak buahnya menaruh curiga padanya.

"Lakukan apa yang menjadi tugasmu sersan!" Sergah Oliver. "Aku tidak mendapati apapun disini seperti yang kamu lihat. Tadi aku justru mendengar tembakan. Apa yang terjadi?" Oliver berusaha mengalihkan pembicaraan.

Fischer tak bisa menjawab. Dia mengejar separuh jalan, dan memutuskan berbalik karena merasa semua adalah jebakan. "Jebakan?" Fischer mendekati Oliver, dan merebut pistol yang bergantung di pinggangnya. Lelaki itu mendorong tempat amunisi pistol, menghitung jumlah peluru.

Fischer mendengkus. Penuh! Bukan dia yang melepas tembakan! Atau dia membawa amunisi lebih?

Oliver menarik sudut bibirnya kebiasaannya mengecek amunisi dalam keadaan penuh menyelamatkannya. Beberapa menit sesudah menarik pelatuk yang terakhir, Oliver mengisi 3 peluru di dalam pistol. Berjaga apabila ada hal yang tidak diinginkan dan untuk menjaga diri.

"Kamu membutuhkan pistolku, Sersan?" Fischer memgerucutkan  bibir, membuat cebikan yang menyebalkan di mata Oliver.

"Hanya mengecek saja, Letnan!" Fischer berbalik dan menepuk punggung Oliver. Cukup keras dan tak terasa bersahabat. Fischer mengarahkan pistol itu di tumpukkan jerami dan menarik pelatuknya. Dentuman keras membahana di seluruh kandang. Oliver melotot mengarahkan pandang kepada Fischer.

"Apa yang kamu lakukan Fischer?" seru Oliver

"Aku sudah katakan, aku hanya memeriksa saja. Ternyata pistolmu masih berfungsi dengan baik." Seringai membingkai wajah Fischer. Dikembalikannya pistol itu pada sarung yang tergantung di pinggang Oliver. "Sebaiknya kita pulang sekarang!" Ajakan Fischer tak dapat ditolak Oliver.

Bola mata Oliver melirik dari ekor matanya. Memastikan tidak ada pergerakan dari Beatrix yang akan membuat curiga Fischer. Dan sepertinya Beatrix menyadari bahwa sepatunya hampir saja terlihat, sehingga menariknya di dalam jerami. Walau enggan, mau tidak mau Oliver mengikuti Fischer yang melangkahkan kaki keluar.

Nederland (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang