"Aku tidak berharap apapun darimu, aku hanya melakukan semua ini demi Darren dan Esther. Aku pernah merasakan hidup tanpa orang tua. Aku tidak ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan" ia bertanya padaku alasan aku menerimanya walaupun dia tidak memberikan respon yang baik.
"Kamu tidak perlu menganggapku sebagai mommymu, kamu juga tidak perlu menyukaiku. Hanya saja jangan memperlakukan adikmu dengan buruk hanya karena dia baik padaku" sejak awal aku tahu dia tidak menerimaku sebagai istri baru daddynya. Aku tidak peduli jika dia memperlakukanku sebagai musuh tapi aku tidak bisa terima jika dia memusuhi adiknya.
"Percayalah di dalam hati daddy hanya ada mommymu. Walaupun daddy menikah lagi, bukan berarti daddy melupakan mommy" mendengar apa yang ia katakan pada putranya, hatiku merasakan sakit. Tapi ini memang sudah pilihanku. Aku yang memilih untuk menikah dengannya. Aku bisa saja menolak saat kedua orang tuanya memintaku menjadi istrinya.
"Mommy, jangan menangis. Aku menyayangi mommy" Esther, hanya dia yang baik padaku selama ini.
"Mengapa kamu yang datang. Kamu bukan mommyku, kamu tidak seharusnya datang" ia mendorongku saat melihat aku yang keluar dari mobil daddynya. Aku yang menghadiri acara kesenian di sekolahnya. Aku meminta maaf padanya, seharusnya aku tidak datang tapi aku tidak ingin ia kecewa karena daddynya melupakan acaranya malahan saat ini sudah terbang ke New York untuk menandatangani proyek baru.
"Oppa, tolong bujuk Darren. Dia merajuk beberapa hari ini. Maaf aku yang mengira dengan aku pergi ke sekolahnya menggantikanmu, dia tidak akan kecewa lagi. Nyatanya aku salah" melihatnya pulang, aku segera menyusulnya untuk menceritakan tentang Darren.
"Oppa jangan selalu jahat pada mommy. Jika oppa begitu lagi, aku tidak mau bicara dengan oppa lagi" Esther meneriaki oppanya. Aku memisahkan mereka.
"Maafkan darren, dia tidak sengaja membuatmu terluka" ujarnya saat masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Aku hanya mengangguk, salahku yang terlalu ikut campur dengan urusan mereka.
"Aku bisa sendiri, oppa jangan membuatku salah paham dengan bersikap baik padaku" aku tidak ingin ia baik padaku hanya karena rasa bersalah.
"Oppa akan baik padamu. Memperlakukanmu sebagai istri oppa, maaf selama ini oppa mengabaikanmu" ia pulang dalam keadaan kacau dan mengatakan hal seperti ini
"Happy birthday mommy. Maafin Darren yang selalu jahat pada mommy" ia memelukku, dia orang pertama yang mengucapkannya. Ia masuk ke kamarku tengah malam seperti ini untuk mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Apakah aku sedang bermimpi?
"Mom besok hari peringatan kepergian eommaku. Apa mommy mau ikut bersama kita untuk mengunjunginya?" tanya Darren dan aku menatap daddynya. Ia mengangguk seolah setuju aku untuk ikut.
"Mommy, ini mommy yoona mommy barunya darren dan esther. Mommy tidak marah kan kalau daddy dan kita menyayangi mommy yoona, menjadikannya pengganti mommy? Mommy bisa tenang disana karena mommy yoona sangat baik menjaga aku, esther dan daddy" ia berlutut di depan makam mommynya sambil mengungkapkan isi hatinya. Aku dan Siwon oppa berdiri di belakangnya.
"Dia kembali," dua kata itu keluar dari mulut Siwon oppa dan membuat duniaku runtuh seketika, ketika aku menggantungkan semua harapanku pada pernikahan ini, dia kembali. Istrinya kembali, itu alasan ia tidak pulang beberapa hari ini.
"Seandainya mommy tifanny masih hidup, apa yang akan darren lakukan?" aku tahu jawabannya akan menyakitiku. Hanya saja aku perlu tahu, posisiku di rumah ini dan di hati mereka seandainya mommynya masih hidup.
"Maafkan aku, aku memilih pergi tanpa pamit pada kalian. Tapi ini jalan terbaik untuk kita semua. Aku menyayangi kalian" gumamku dan aku menciumnya sekilas, Siwon oppa memilih tidak membawa Tifanny kembali ke rumah, tapi ia yang lebih sering tidak pulang. Aku sudah memikirkannya sejak dia mengatakan padaku tentang kembalinya Tifanny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow
FanfictionPernikahan yang sudah hancur sejak awal, menjadi seorang istri dan mommy yang tidak diinginkan. Apalagi yang menjadi alasanku bertahan disaat mereka mengatakan tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus aku lakukan selain membiarkan mereka pergi.