dua puluh satu

3.6K 354 22
                                    

Ada yang masih menunggu cerita ini?? Semoga suka ya..

Happy reading

***

Darren pulang ke rumah Tifanny dan ia melihat adiknya sedang menangis. Tifanny tidak membujuknya supaya diam, tapi ia malah memarahinya lagi dan lagi.

"Jika kamu tidak mau diam dan terus menyebut nama yoona. Mommy akan membunuhnya" ujar Tifanny, ancaman itu membuat Esther terdiam. Darren juga terkejut.

Tifanny lalu masuk ke kamar. Darren menghampiri adiknya dan mengajaknya ke kamar.

"Oppa aku kangen mommy" ia menangis lagi setibanya di kamar.

"Sabar sayang. Kita akan segera kembali ke mommy" ujar darren

"Aku mau mommy"

"Kamu jangan menangis lagi. Oppa akan cari cara supaya kita kembali ke mommy"

***

Esther tertidur. Darren ingat mommynya bukan seperti itu, ia tidak pernah lupa mengurus makanan untuknya dan esther. Tapi saat ini sampai lewat jam makan, tifanny juga tidak mencari keberadaan mereka.

Ia mendengar bunyi pintu. Ia tahu itu daddynya. Ia segera keluar dan mendapati tifanny sedang mencium siwon. Dengan kesal ia menutup kembali pintu kamarnya. Daddynya bukan pria yang bisa diandalkan..

Ia akan memusuhi daddynya mulai saat ini karena plin plan.

"Kamu musuhku mulai hari ini daddy" ujarnya

Sedangkan Siwon, ia mendorong tifanny menjauh.

"Jangan menyentuhku" ujar Siwon

"Kamu suami durhaka oppa. Menolak memberikan hak istri" ujar tifanny "apa kamu tidak merindukan aku oppa?"

"Tidak, seharusnya kamu tidak kembali lagi" ujar Siwon

"Jika kamu menceraikanku, kedua anak ini akan bersamaku. Kamu pergilah dengan istri barumu itu"

"Aku seperti tidak mengenalmu lagi" ujar Siwon

"Kamu yang lebih dulu mengkhianati aku. Mengkhianati cinta dan pernikahan kita, kamu memiliki istri lain, lalu aku hanya meminta kamu menyentuhku, memberikan hakku, kamu tidak bersedia" ujar tifanny

Siwon memilih meninggalkannya, tadinya ia pulang untuk melihat kedua anaknya. Tapi disambut oleh Tifanny seperti ini membuatnya kesal.

***

Im yoona Pov

Sudah dua minggu ini mereka tinggal di rumah tifanny. Aku merindukan mereka terutama putri kecilku, sejak ia mengenal orang dan bisa bicara, akulah mommynya. Aku mengkhawatirkannya.

Untuk Siwon oppa, aku tahu dia pasti senang karena ia masih mencintai tifanny.

Perutku masih seperti tadi pagi, membuatku tidak nyaman. Seperti kata dokter, aku terlalu lelah dan stress.

Saat akan pulang, aku berpas-pasan dengannya.

"Ayo aku antar pulang" ujarnya tanpa memanggil namaku. Ia memegang tanganku.

"Tidak perlu, nanti istrimu cemburu" ujarku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya. Aku terus teringat ia mengatakan aku egois, jadi sekarang aku sedang memikirkan keputusan terbaik untuk hubungan kita.

"Kamu juga istriku"

"Pulanglah ke istrimu. Aku tidak butuh kamu" ujarku

"Yoong, aku mohon mengertilah" ujarnya "Baik, malam ini aku akan pulang,"

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang