dua puluh

4K 367 31
                                    

Yoona memilih tidur dengan kedua anaknya. Ia tahu Siwon pasti akan menghabiskan waktunya bersama Tifanny, bagaimana pun mereka sudah terpisah terlalu lama.

"Mom, apa daddy tidak pulang hari ini?" Tanya Darren saat adiknya sudah tertidur dan ia melihat mommynya masih bersama mereka.

"Mungkin daddy sibuk dengan pekerjaannya. Jadi bolehkah mommy tidur bersama kalian?"

Darren mengangguk

"Sayang, kamu menyayangi mommy?" Tanya Yoona

"Sangat sayang pada mommy" ujar Darren "Darren tidak mau kehilangan mommy lagi, darren tidak mau nakal dan membuat mommy akan meninggalkan kami lagi" ia bangkit dan memeluk mommynya

"Mommy juga sangat menyayangi kalian. Mommy tidak sanggup kehilangan kalian" ujarnya "Tapi jika mommy tifannymu masih hidup, apakah kamu akan menyayangi mommy lagi?"

Darren menatap yoona

"Mommy tifanny tidak mungkin hidup lagi mom"

"Hanya seandainya darren"

"Aku merindukannya mom dan aku juga menyayanginya" ujarnya

"Baiklah, sekarang tidurlah. Mommy lupa belum menyiapkan pakaian kerja daddy" ia melepaskan pelukan Darren dan bangkit dari tempat tidurnya.

Yoona berjalan keluar dari kamar, ia tidak ingin menangis di depan anak-anaknya.

"Aku harus kuat. Walaupun dunia tidak menginginkanmu, kamu harus tetap kuat Im Yoona. Kamu harus kuat untuk anakmu" ia memeluk dirinya dan menangis

Tanpa ia sadari Darren melihatnya.

***

Yoona tampak lebih diam pagi ini, Darren merasa bersalah atas apa yang ia katakan tadi malam. Sedangkan Siwon tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali sejak tadi malam.

Yoona mengatakan ia sedikit lelah, jadi ia meminta ahjumma yang mengantar kedua anaknya ke sekolah.

"Yoong" Siwon memanggilnya. Pria itu masih memakai pakaiannya yang kemarin.

"Oppa, itu di meja ada sarapan untuk oppa" ujar Yoona, ia masih berpura-pura sibuk membereskan tempat tidur mereka, yang bahkan sama sekali tidak ia sentuh.

"Yoong, oppa minta maaf beberapa hari ini sering tidak pulang" ujar Siwon

"Gwenchana. Oppa bisakah aku kembali bekerja?" tanya Yoona

"Kenapa yoong? Apa kamu bosan di rumah?"

Yoona menggeleng

"Aku hanya mempersiapkan diri seandainya oppa memutuskan meninggalkanku, setidaknya aku memiliki pekerjaan untuk mempertahankan hidupku" ujar Yoona

"Apa perlu begitu? Tifanny baru saja kembali, oppa belum memiliki kesempatan untuk memberitahu dia tentang kamu"

"Oppa hanya tidak berencana memberitahunya. Tapi sudahlah, lagian aku pernah berjanji pada Darren, kalau Tifanny kembali, aku akan mengembalikan kalian padanya" ujar Yoona, ia berusaha tersenyum pada Siwon

"Aku tidak mengatakan akan kembali padanya" suaranya meninggi

"Lalu jika tidak akan kembali padanya, kenapa oppa meninggalkan aku sendirian di rumah?" air mata yoona jatuh juga.

"Yoong, bisakah kamu tidak egois? Selama ini oppa begitu betah denganmu karena kamu selalu mengerti oppa. bisakah kali ini saja kamu memberikan oppa kenyamanan itu? Oppa butuh kamu" ujar Siwon

"Aku egois? Aku hanya meminta sedikit perhatianmu oppa. jika menurutmu seperti itu egois. Baik, aku tidak akan menuntutmu lagi" ujar Yoona "Dan untuk permintaanku kembali bekerja jika ditolak, aku akan bekerja di tempat lain. Aku tidak ingin menjadi egois dengan hanya meminta uang darimu"

Yoona memutuskan meninggalkannya di kamar. Ia serius dengan yang ia katakan, ia keluar untuk mencari pekerjaan.

***

Im Yoona POV

Aku meninggalkan rumah setelah pertengkaran kita pagi ini. baru kali ini aku bertengkar dengannya. aku keluar mencari pekerjaan, tapi aku tidak tahu harus memulainya dimana. Aku melirik jamku, sudah jam pulang sekolahnya Darren dan Esther. Aku memutuskan untuk menjemput mereka.

Sialnya di depan sekolah, aku sudah melihat Siwon oppa bersama Tifanny. Seharusnya aku tidak datang. Aku memutuskan untuk pergi tapi sebelumnya Darren meneriakiku.

"Mommy, kenapa pergi? Bukankah mommy akan menjemputku?" tanyanya, ia menghampiriku

"Itu daddy dan mommymu menjemputmu. Kamu dan Esther ikut dengan mereka ya. Mommy ada sedikit urusan" bohongku

"Darren" panggil Tifanny, ia mendekati Darren tapi Darren semakin menjauh, ia memelukku. "Darren, apa darren tidak kangen dengan mommy?"

"Pergilah sayang" ujarku, aku tahu ia merindukan mommynya, seperti yang ia katakan kemarin.

"Aku tidak akan pergi padanya mom. Aku tidak ingin mommy sedih" ia mempererat pelukannya, aku melepaskannya dan memintanya menatap mataku. Di matanya tidak bisa bohong, dia menginginkan mommynya.

"Jangan menangis sayang. Bukankah kamu selalu merindukan mommy Tifanny? Peluklah dia, mommy tidak akan sedih" ia mengatakan padaku ia tidak akan pergi menemui Tifanny, ia tidak akan memanggilnya mommy lagi karena takut aku akan sedih. Aku tidak boleh egois, bagaimana pun tifanny adalah mommy yang melahirkannya.

Siwon menghampiri kami,

"Darren dan Esther bolehkah beberapa hari ini mereka tinggal di tempat Tifanny?" tanyanya padaku dan aku hanya mengangguk, aku sudah cukup egois saat memintanya memperhatikanku. Aku tidak memiliki hak untuk meminta kedua anaknya untuk tetap tinggal denganku.

***

Darren menyusun pakaiannya ke dalam koper kecilnya sambil menangis. Tifanny dan Siwon menunggunya di bawah.

"Mommy benar membiarkan aku pergi ke tempat mommy tifanny?" tanyanya saat melihatku juga menyusun pakaian Esther ke dalam tas kecil. Putri kecilku itu sedang demam, ia tertidur sejak pulang sekolah tadi. Ia masih terlalu kecil untuk mengerti.

"Sayang, bukankah kita sudah sepakat, Mommy pernah berjanji padamu, asalkan kamu menjadi anak yang patuh, mommy akan merelakan kalian kembali ke mommymu" ujarku sambil menatapnya, ia menghapus air matanya

"Mommy sudah tidak menyayangiku lagi?"

"Kamu dan esther selamanya adalah anak kesayangan mommy. Hanya saja demi kebahagiaan kalian, mommy rela" ujarku "Mommy juga rela jika kamu tidak memanggilku mommy lagi"

"Mommy benar-benar ingin aku pergi?" tanyanya lagi dan aku mengangguk "Baik aku akan pergi"

***

Author Pov

Kyuhyun menelepon Yoona dan memintanya untuk bekerja kembali di Hyundai, walaupun bukan sebagai sekretaris Siwon lagi. Yoona setuju.

Siwon mengantar kedua anaknya ke sekolah,

"Daddy, apakah itu memang mommy tifanny?" tanya Darren

"Kenapa sayang?"

"Aku tidak menyukainya"

"Sayang, kamu tidak boleh mengatakan begitu pada mommy. Dia akan sedih" ujar Siwon, ia memang tidak sepenuhnya percaya jika itu adalah istrinya. Tapi apa yang dikatakan Tifanny membuatnya tersentuh. Wanita itu mengalami luka begitu parah di wajahnya, saat tersadar dari komanya setelah kecelakaan itu. Ia ingin mengabari Siwon tentang keberadaannya, hanya saja saat itu melihat wajahnya seperti itu, ia takut Siwon dan kedua anaknya takut padanya. Ia berusaha untuk menyembuhkan luka di wajahnya. Akhirnya setelah sempurna, ia baru berani menunjukkan keberadaannya. Apa yang tifanny katakan membuat Siwon percaya, karena sampai detik ini pun kedua orang tua Tifanny tidak ada yang tahu tentang putrinya. Itu alasannya dia percaya jika ini bukan permainan mertuanya seperti apa yang pernah ia lakukan dulu.

"Aku rasa kita salah mengenali orang daddy" ujar Darren

"Darren sayang,,"

"Darren akan tetap tinggal disana sampai darren bisa memastikan dia bukan mommy. Tapi darren tidak ijinkan daddy tinggal disana juga. Daddy harus pulang ke mommy yoona. mommy pasti akan sedih jika kita semua meninggalkannya sendiri di rumah" ujar Darren

TBC

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang