Im Yoona PoV
Ini bukan pernikahan mewah seperti dalam dunia dongeng, hanya sebuah pemberkatan biasa dan dihadiri anggota keluarganya. Tidak ada gaun pengantin yang indah, yang aku kenakan hanya gaun putih biasa. Aku tidak peduli, sama seperti aku tidak peduli dengan pernikahan ini.
Aku tidak menikah dengannya karena cinta. Tidak ada cinta diantara kita. Semua ini hanya karena kesalahan, kedua orang tuanya menemukan ia tidur di kamarku dan kita dipaksa menikah.
"Berikan selamat pada daddy dan mommy baru kalian" aku bersyukur memiliki kedua mertua yang baik. Mereka yang membuatku seolah memiliki orang tua lagi.
Baby kecilku, aniy sebenarnya dia sudah berusia lima tahun lebih, hanya saja aku sudah melihatnya sejak ia baru mulai belajar bicara sehingga ia memanggilku mommy sejak dulu.
"Mommy, beautiful" ujarnya dan ia memelukku. Aku pun menciumnya. Sedangkan oppanya, dia hanya diam di samping daddynya dan memberikanku tatapan permusuhan. Aku tahu ia membenciku sejak awal. Dan sekali lagi aku tidak peduli.
Aku menikah dengan atasanku, duda beranak dua. Istrinya meninggal karena kecelakaan tiga tahun yang lalu. Dia pria paling setia yang pernah aku kenal.
Sejak kepergian istrinya, ia menjadi sangat dingin. Dan aku sering membantunya mengurusi kedua anaknya terutama si bungsu ini.
"Bawalah anak-anak pulang. Aku ada urusan" ujarnya dan aku hanya mengangguk. Aku tidak terlalu berharap pada dirinya, karena aku tidak ingin melibatkan hati dalam pernikahan ini.
***
Author PoV
Darren memilih duduk di kursi depan, di samping supir pribadi daddynya daripada di belakang bersama adik dan mommy barunya. Sejak awal, Darren menatap yoona dengan tatapan permusuhan.
"Darren, grandma meminta kita ke tempatnya untuk makan malam bersama. Apa kamu keberatan?" Tanya Yoona
"Aku ingin pulang"
"Oh baiklah"
"Mom, jika oppa tak mau pergi. Biar dia pulang sendiri saja. Aku dan mommy kesana" ujar Esther
"Daddy tidak akan suka jika kita meninggalkan oppa sendirian di rumah" ujar yoona
"Oppa kenapa kamu begitu menyebalkan" ujar esther
"Oppa sudah katakan padamu sejak awal. Oppa tidak suka aunty ini. Tapi kamu memaksa dan jangan paksa oppa menyukainya juga" ujar darren
"Esther jangan bertengkar dengan oppa" tegurnya pada putri kecilnya itu.
***
Siwon tidak juga kembali walaupun sudah larut malam. Yoona masuk ke kamarnya yang telah ia tempati sejak dua tahun yang lalu. Tidak ada yang berubah walaupun mereka telah menikah, selain cincin yang melingkar di jarinya, tidak ada yang beda dari hidupnya.
Hujan turun dengan deras, ia khawatir dengan Siwon yang belum pulang. Tapi apa yang bisa ia lakukan, selama ini ia menghubungi Siwon hanya sebatas masalah pekerjaan dan juga kondisi kedua anaknya saat pria itu tidak berada di Korea.
Pintu kamarnya terbuka, ia melihat kedua anak kecil itu berdiri disana.
"Sayang, kenapa kalian berdiri disana?" Tanya yoona yang sudah menghampiri mereka.
"Mom, hujan turun dengan deras dan petir membuatku terbangun. Aku takut mom" ujar esther sambil memeluk yoona
"Aku hanya mengantar esther" ujar darren dan yoona tahu ia berbohong. Dia paling takut petir dan hujan, setiap cuaca buruk seperti ini dia akan tidur bersama Siwon.
"Masuklah kesini, aunty tahu kamu tidak suka cuaca seperti ini" ujar yoona sambil memegang tangan darren. Anak kecil itu gemetar. "Aunty akan selalu membantumu jadi jangan malu meminta sesuatu dari aunty"
Esther tidur diantara oppanya dan yoona. Darren masih saja gengsi meminta yoona memeluknya agar ia lebih nyaman, maka ia memilih tidur berjauhan dengan yoona.
"Aunty, kenapa daddy tidak pulang?" Tanya Darren
"Aunty tidak tahu. Daddy tidak mengatakan apapun" ujar yoona "Tidurlah, aunty akan menunggu daddymu"
***
Sepanjang malam Siwon tidak kembali ke rumah. Keesokan harinya, saat darren dan esther akan berangkat ke sekolah dengan diantar oleh ahjumma kim bersama ahjushi park, Siwon baru pulang.
"Daddy, kemana saja tadi malam?" Tanya Esther
"Daddy memiliki pekerjaan. Maaf daddy tidak menemani kalian saat hujan tadi malam"
"Gwenchana dad, ada mommy yang menemani kita" ujar esther dan siwon menatap putranya. Anak kecil yang usianya hampir 10 tahun itu sangat mirip dengannya. Memiliki ekspresi wajah yang dingin dan tidak banyak bicara.
"Mommy dimana?" Tanya Siwon
"Sedang mencuci piring" ujar esther, darren tidak mengijinkan yoona mengantar mereka ke sekolah. Sehingga ahjumma kim yang selalu mengantar mereka jika Siwon tidak mengantar mereka.
Siwon mencium kedua anaknya, setelah itu ia masuk ke dalam rumah.
"Tolong buatkan aku kopi yoong" ujar Siwon pada yoona yang baru keluar dari dapur
"Ne" ujar yoona, ia melihat sekilas siwon. Sekilas tapi cukup jelas untuk menyadari kemana pria itu sepanjang malam.
Setelah menyiapkan kopi, ia bergegas berangkat ke kantor. Ia tidak peduli apa pun yang siwon lakukan diluar sana,
"Kita berangkat bersama saja" pria itu mengenggam tangannya
"Aku tidak langsung ke kantor. Jadi aku pergi sendiri saja" ujar yoona.
"Kenapa kamu membagikan dengan begitu jelas. Bukankah ahjumma ada membuatkanmu sarapan, kenapa harus beli lagi?"
"Aku tidak boleh terlalu bergantung padamu" ujar yoona
"Terserah padamu saja" siwon meninggalkannya dan ia hanya menatap punggung pria itu tanpa ekspresi apa pun. Ia sudah kehilangan semua ekspresi dan perasaannya beberapa tahun yang lalu. Dan sekarang ia tidak akan pernah merasakan apa itu sakit hati lagi.
TBC
Choi Darren
Choi Esther
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow
FanfictionPernikahan yang sudah hancur sejak awal, menjadi seorang istri dan mommy yang tidak diinginkan. Apalagi yang menjadi alasanku bertahan disaat mereka mengatakan tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus aku lakukan selain membiarkan mereka pergi.