dua puluh sembilan

4.5K 322 8
                                    

Im Yoona POV

Aku terbangun dan menyadari aku berada di rumah sakit. Siwon oppa masih tertidur dengan posisi duduk di kursi samping ranjangku. Kepalanya bersandar di ranjangku dan tangannya mengenggam tanganku.

Ia sedikit bergerak, aku berpura-pura tidur kembali. Aku merasakan tangannya memegang perutku.

"Kamu harus kuat. Daddy butuh kamu, hanya kamu yang bisa membuat mommy bertahan. Jika kamu tidak ada, bagaimana daddy bisa bertanggung jawab pada mommy" aku merasakan basah di tanganku. Dia menangis. Ada apa dengan kandunganku.

"Sayang, maafkan oppa" bisiknya kemudian. Ia mencium keningku. Lalu aku tidak merasakan sentuhannya di tanganku lagi. Dan terdengar suara pintu tertutup. Aku khawatir padanya, dia pergi keluar dalam keadaan kacau.

Aku tidak memiliki cara untuk menyusulnya. Dan keberuntungan datang. Kyuhyun masuk membawa sarapan.

"Yoong, kamu sudah sadar?"

"Oppa, tolong bawa aku bertemu Siwon oppa"

"Hyung akan mengunjungi makam Tifanny"

"Aku mau bertemu dengannya"

Kyuhyun oppa mengantarku ke makam Tifanny. Siwon oppa juga baru berjalan meninggalkan mobilnya. Aku menyusulnya, tapi aku menjaga jarak dengannya.

"Fanny ya, maaf jika oppa sekarang jarang menemuimu" ia berlutut di depan makam Tifanny, buat apa dia disini bukankah istrinya masih hidup. Buat apa lagi dia menangisi jasad orang lain.

"Fanny ya, apa kamu marah pada oppa karena oppa mencintai wanita lain? Maafkan oppa. Tapi oppa mencintainya. Oppa mencintainya melebihi oppa mencintaimu. Maafkan oppa. Jika kamu marah, oppa mohon jangan marah padanya, cukup marah saja pada oppa. Dia wanita baik. Darren dan Esther juga menyayanginya" ujarnya lagi. Aku menangis. Aku tidak bisa menahan lagi air mataku ini, Siwon oppa mencintaiku. Dia tidak lagi mencintai Tifanny.

"Jika apa yang eommamu katakan benar, kamu marah karena oppa mencintai wanita lain. Aku mohon kamu maafkan oppa fanny ya. Kamu jangan membuat dia tidak berbahagia dengan oppa. Oppa mohon, jika kamu membenci oppa, jangan membuat oppa kehilangan yoona dan baby kami. Kamu boleh melakukan hal lain apa pun itu"

"Mianhae" aku segera keluar dari persembunyianku. Aku memeluknya dari belakang dan terus mengatakan maaf dengan air mata yang terus mengalir. Tubuhnya menegang saat aku memeluknya, mungkin dia terkejut.

"Yoong,," ia berusaha berbalik untuk melihatku "Ya ampun yoong, mengapa kamu kesini? Lihat pakaianmu, kamu bisa kedinginan" ia melepaskan mantelnya untuk aku pakai.

***

Siwon lalu membawa Yoona kembali ke mobilnya. Wajah istrinya itu masih pucat.

"Kenapa berlari kesini?" Tanya Siwon setelah menyalakan penghangat mobil. Tangan Yoona begitu dingin, bagaimana tidak wanita itu memakai pakaian rumah sakit dan berlari di tengah musim dingin begitu.

"Aku mendengarkan oppa mengatakan maaf padaku, lalu pergi. Aku takut oppa pergi kembali padanya" ia mulai menangis. "Nyatanya oppa berlari kesini, kenapa oppa masih kesini? Bukankah tifanny masih hidup?"

Siwon memeluknya

"Maafkan oppa, oppa terlalu bodoh sampai tidak menyadari oppa sedang ditipu" ujar Siwon dan Yoona menatapnya "Wanita itu mantan teman sekelas oppa dan Tifanny. Dia pernah beberapa kali mengutarakan perasaannya pada oppa, oppa menolaknya. Dan sekarang dia bekerja sama dengan eommanya Tifanny untuk menipu oppa. Dia mengubah wajah dan semua bentuk tubuhnya menyerupai Tifanny"

"Dia mirip sekali oppa"

"Ne, tapi sifatnya tidak mirip. Darren sudah pernah mengatakannya beberapa kali, tapi oppa masih memilih percaya pada dia. Maafkan oppa, tapi oppa memang pernah berharap dia masih hidup supaya oppa bisa meminta maaf padanya. Akhir-akhir ini oppa baru menyadari sepanjang pernikahan oppa dengannya, oppa tidak mencintainya sebesar oppa mencintaimu. Dulu oppa terkagum-kagum dengan kemandiriannya dan saat ia menuntut oppa lebih memperhatikannya, oppa akan marah" ujar Siwon

"Oppa, apa oppa benar-benar mencintaiku?" Tanya Yoona

"Tentu saja" ia mengenggam erat tangan Yoona. "Oppa rasanya ingin mati saat kamu tak sadarkan diri setelah mendonorkan darah untuk Darren"

"Oppa,,"

"Ne?"

"Aku lapar" ujar Yoona dan Siwon tersenyun melihat pada Istrinya itu

"Ayo kita pergi makan"

***

Siwon membawa yoona ke rumah mereka setelah selesai makan siang. Yoona terlelap, ia gampang kelelahan sekarang ini. Siwon membawanya ke kamar tanpa membangunkannya.

Lalu ia juga tidak masuk ke kantor. Ia memilih bekerja di kamar mereka sambil mengawasi yoona, mana tahu istrinya membutuhkan sesuatu.

Saat ia serius bekerja, mendadak ia mendengar suara tawaan yoona. awalnya ia mengira istrinya tengah mengingau. Ternyata istrinya sudah duduk di ranjangnya sambil bersandar dan tertawa sendiri.

"Kamu kenapa yoong?" Siwon khawatir yoona kesurupan karena tadi baru pulang dari pemakaman.

Yoona masih tertawa

"Sayang,,"

"Oppa, aku tidak habis pikir, wajah jelek sepertimu bisa disukai banyak wanita"

"Jadi itu yang membuatmu tertawa?"

"Ne, aku terbangun lalu teringat wanita yang katanya menyatakan cintanya pada oppa berkali-kali" ujar yoona "aku terus berpikir apa wanita itu lebih jelek darimu oppa?"

"Pokoknya dia begitu menyebalkan" ujar Siwon

"Oppa punya fotonya?"

"Buat apa oppa menyimpan fotonya?"

"Katanya teman sekelas" ujar Yoona

"Jangan dilihat wajahnya. Apalagi kamu sedang hamil, nanti kalau anak kita mirip wajahnya bagaimana?" Ujar Siwon "Aisss,, amit-amit" ia mengetuk kepalanya sendiri.

"Oppa,,"

"Ada apa sayang?"

"Aku mau lihat,,"

"Nanti oppa carikan, wajah dia menyebalkan sekali"

"Yak, kenapa mulut oppa suka mengatai orang" ia mencubit bibir suaminya.

" Oppa cium tau rasa ya" ujar Siwon dan Yoona mengecup bibir suaminya sekilas. Lalu siwon membalasnya dengan ciuman yang lebih panas.

***

Keduanya lalu berangkat ke rumah eommanya Yoona untuk menjemput kedua anaknya.

"Mengapa kamu pergi bersamanya yoong?" Tanya Nyonya Im "Bukankah eomma sudah katakan padamu jangan pernah pergi dengannya"

"Eomma,,"

"Yoong, kamu masih ingin disakiti?"

"Eommunim. Aku janji tidak akan menyakiti yoona lagi. Ijinkan yoona pulang bersamaku" ujarnya

"Kamu selalu membuatnya sedih"

"Yeobo, biarkan anak-anak selesaikan masalah mereka sendiri" ujar Tuan Im

"Tidak bisa" ujarnya

"Kamu harus ingat yeobo, jika bukan karena Siwon, kita sudah kehilangan putri kita" ujar Tuan Im "Berikan Siwon satu kesempatan lagi. Dia pasti tidak akan melukai yoona lagi"

"Ne eommunim, aku janji" ujar Siwon


TBC

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang