Sorry, I Love You

4.4K 199 10
                                    

Sorry, I Love You

"Aku tidak pernah mengenal apa itu cinta sampai aku mengenalmu, aku jatuh cinta padamu. Maukah kamu menikah denganku?" ujarku, aku mengenalnya dari oppanya. Dia adik dari sahabatku. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama melihatnya. Beruntungnya aku, appanya juga menyukaiku, dia menjodohkan kami.





"Dia pria yang baik, kamu tentu akan bahagia jika menikah dengannya. percayalah pada eomma" aku mendengar eommanya menasehatinya.





"Aku akan menikah denganmu, tapi aku harap kamu tidak menghalangiku berkarier. Aku mencintai pekerjaanku" ujarnya, ia memberikanku syarat pernikahan. Tentu saja aku setuju, aku begitu mencintainya dan aku ingin dia bahagia dengan pilihannya.





"Kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan," aku memberikannya ijin. Aku tidak ingin ia merasa terikat karena aku membatasinya melakukan apapun.





"Bisakah kita pindah keluar? Tinggal disini membuatku tidak nyaman" ia tidak nyaman tinggal dengan kedua orang tuaku. Ne eommaku terlalu cerewet dan terus menanyakan tentang dia yang sudah hamil atau belum.




"Aku tidak akan menuntut cerai darimu jika kamu tidak memaksaku untuk menggandung anakmu" ia mengancamku saat aku memintanya untuk menggandung anakku. Aku ingin sekali bertanya padanya apakah ia pernah mencintaiku, tapi aku takut jika jawabannya akan melukaiku.





"Aku tentu tidak akan menyalahkanmu, semua ini karena aku terlalu memberikanmu kebebasan. Kamu berhak melakukan apapun yang kamu inginkan" ujarku saat menemukan obat KB nya di dalam laci meja riasnya. Ia tidak berani mengatakan apapun dan menatapku dengan tatapan bersalah. Sudah cukup. Aku cukup sadar jika selama ini ia sama sekali tidak mencintaiku.





"Choi Siwon, apa yang kamu lakukan padanya? Mengapa kamu bisa melakukan hal begitu buruk" aku memukul kepalaku sendiri, saat terbangun dan aku berada di ranjang sekretarisku. Aku terlalu mabuk kemarin. Bagaimana pun kesalnya aku, aku tidak ingin menghancurkan pernikahanku dengan terlibat hubungan seperti itu dengan wanita lain.




"Aku mohon kamu bantu aku bicara dengan appa. Aku ingin menjadi model internasional" ia kembali ke rumah dalam keadaan mabuk dan diantar oleh teman prianya.





"Aku bersedia menjadi simpananmu sajangnim. Aku akan melahirkan anak untukmu dan aku tidak akan menuntut apapun. Aku juga akan memberikanmu kepuasan" ujar sekretarisku saat ia mengatakan padaku jika ia menggandung anakku karena kejadian malam itu. Aku memecatnya.





"Keluar dari kantorku, mulai hari ini kamu saya pecat" usirku dan ia terus memohon mengatakan ia menggandung anakku. Kalaupun itu benar, aku hanya akan mengambil anakku setelah ia melahirkannya.




"Kamu pria bajingan, meniduri semua wanita yang ada di muka bumi ini. aku tidak ingin bersamamu lagi. pria yang sembarangan menebar benih" ia menamparku dan ia menatapku dengan garang..





"Aku hanya mencari sesuatu yang tidak bisa kamu berikan padaku. Apa aku salah?" tanyaku, dia terus menyalahkanku tanpa peduli aku juga tertekan dengan masalah ini. aku juga tidak ingin ini terjadi. Tapi jika ia sudah menilaiku begitu, aku juga tidak akan membela diri lagi.





"Kamu pria busuk. Aku ingin bercerai denganmu" ia menangis, ia memukulku berkali-kali. "Aku meninggalkan semuanya untukmu tapi kamu melakukan begitu padaku, aku membencimu, pergilah. Pergi dari hidupku"





"Aku doakan kamu bahagia" ujarku saat kita bertemu di kantor pengacara, ia terus memohon padaku untuk menceraikannya. Dan aku sadar ia sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini, aku mengalah karena tidak ada yang perlu kita pertahankan lagi. aku datang untuk menandatangani berkas cerai kita. setelah melihatku menandatanganinya, ia tersenyum padaku. Ini pertama kalinya aku melihatnya tersenyum.






"Biarkan aku mengantarmu untuk terakhir kalinya" ujarku saat kita keluar dari kantor pengacaranya. Kita akan resmi bercerai minggu depan di persidangan. Saat membuka pintu mobil, aku melihat seseorang sedang mengarahkan pistolnya ke arahnya. Aku segera memeluknya dan menggantikan posisinya denganku.





"Maaf, karena aku mencintaimu" ujarku sebelum aku kehabisan kesadaranku. Aku masih sempat melihatnya menangis dengan tangan berlumuran darahku.

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang