"Jangan menangis sayang. Bukankah kamu selalu merindukan mommy Tifanny? Peluklah dia, mommy tidak akan sedih" ia mengatakan padaku ia tidak akan pergi menemui Tifanny, ia tidak akan memanggilnya mommy lagi karena takut aku akan sedih. Aku tidak boleh egois, bagaimana pun tifanny adalah mommy yang melahirkannya.
"Bolehkah aku menginap beberapa hari di rumah eomma?" Tanyaku saat kita pulang bersama dari kantor. Beberapa hari ini mereka semua tidak pulang. Mereka tinggal bersama Tifanny.
"Nyonya, apa akhir-akhir ini anda tidak makan dengan baik? Bayi anda mengalami pertumbuhan yang lambat. Keadaan ibu akan mempengaruhi bayi" aku hamil, aku baru mengetahuinya sesaat sebelum Siwon oppa pulang dalam keadaan mabuk dan mengatakan dia telah kembali. Karena itu, sampai saat ini tidak ada yang mengetahui kehamilanku.
"Aku sudah menyiapkan surat cerai kita. Tanda tanganilah. Apa yang kamu inginkan akan aku berikan. Aku mohon tanda tangani"
"Aku sangat mencintainya, jadi aku mohon tanda tangani surat ini"
"Darren, esther maafkan mommy. Mommy memilih pergi dari kalian karena mommy harus melindungi adik kalian. Dia butuh mommy sedangkan kalian berdua sudah memiliki mommy tifanny dan daddy, dia hanya memiliki mommy" air mataku menetes. Dua hari yang lalu mereka kembali ke rumah, ntah apa yang membuat mereka kembali tinggal denganku. Tapi aku sudah membuat keputusan jauh sebelum mereka kembali. Terlebih setelah apa yang dokter katakan siang tadi. Dan apa yang siwon oppa katakan juga. Aku egois memintanya memperhatikanku. Aku memilih untuk tidak menjadi egois lagi, aku memilih melepaskannya.
"Semua ini karena daddy. Daddy membuat mommy meninggalkan kita"
"Esther demam tinggi dan ia terus memanggil namamu. Pulanglah"
"Kamu bukan mommyku. Kamu orang jahat" teriak Darren
"Aku mohon kamu tanda tanganilah surat cerai kita. Dia hamil"
"Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan. Aku janji, tolong berikan sedikit darahmu untuk anak kita. Aku mohon" Darren terluka dan berbaring di dalam ruang ICU, aku tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Saat tiba di rumah sakit, Siwon oppa sedang memohon pada tifanny. "Apa aku harus berlutut?"
"Aku akan mendonorkan darahku untuk Darren" ujarku, kebetulan aku memiliki golongan darah yang sama dengan Darren. "Baby mianhae, maafin mommy. Bukannya mommy tidak menyayangimu, kamu pasti kuat, kita harus menolong Darren hyungmu. Daddy akan sedih jika hyungmu seperti ini, mommy tidak ingin daddy sedih, bukankah kamu juga sama?" Aku memegang perutku. Aku tahu tidak baik jika aku mendonorkan darahku disaat aku hamil seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, golongan darah kita termasuk jenis yang langka. Jika bukan aku, lalu siapa lagi?
"Suami semacam apa kamu? Istrimu hamil dan kamu membiarkannya menyumbangkan darah sebanyak itu" Tuan Choi memarahi putranya saat mengetahui menantunya berada di rumah sakit karena kehilangan cukup banyak darah.
"Setelah yoona sadar, aku akan membawanya pulang ke rumahku. Kamu jangan pernah menemuinya lagi" ujar nyonya im, ia cukup kecewa saat mengetahui putrinya yang tengah hamil dibiarkan mendonorkan darahnya begitu saja.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow
FanfictionPernikahan yang sudah hancur sejak awal, menjadi seorang istri dan mommy yang tidak diinginkan. Apalagi yang menjadi alasanku bertahan disaat mereka mengatakan tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus aku lakukan selain membiarkan mereka pergi.