Tuan dan Nyonya Im datang setelah mendapat kabar dari Tuan Choi. Siwon masih duduk di samping Yoona, matanya membengkak. Ia terlalu banyak menangis sejak Yoona dengan kondisi tak sadarkan diri.
Tuan Im menyentuh pundak menantunya, saat ia berbalik dan melihat kedua mertuanya. Ia segera berlutut untuk meminta maaf, tapi dengan segera Tuan Im memintanya untuk berdiri lagi.
"Setelah yoona sadar, aku akan membawanya pulang ke rumahku. Kamu jangan pernah menemuinya lagi" ujar nyonya im, ia cukup kecewa saat mengetahui putrinya yang tengah hamil dibiarkan mendonorkan darahnya begitu saja.
"Eommunim, aku memang bukan suami yang baik tapi jangan meminta yoona untuk meninggalkanku. Aku tidak sanggup kehilangan yoona" ujar Siwon
"Kamu bukan suami yang baik, aku tidak bisa memaafkanmu. Kamu mengorbankan putriku untuk istrimu yang lain" ujar nyonya im lagi "Jika kamu tidak menginginkannya lagi, kamu bisa mengantarnya pulang padaku, bukan membuatnya sekarat seperti ini"
"Eommunim, maaf" ia menunduk tanpa berani menatap ke siapa pun.
"Yeobo, Yoona sedang butuh istirahat. Jangan membuat keributan" ujar Tuan Im yang menenangkan istrinya
"Aku tidak bisa terima dia menyebar benih dimana pun, dia berjanji padaku hanya akan mencintai yoona dan menjadikan dia istri satu-satunya. Tapi apa, kamu dengar kan tadi yeobo? Wanita itu mengatakan dia sedang menggandung anak Siwon" ia menangis
"Aku tidak melakukan apa pun eommunim"
"Aku tidak percaya padamu"
***
Dokter yang memeriksa Yoona menyatakan kekhawatirannya atas kondisi yoona yang tekanan darahnya terus menurun.
Setelah dokter keluar, Siwon duduk di samping Yoona, ia memegang tangan istrinya.
"Sayang, kamu harus bangun. Aku harus bagaimana tanpa kamu?" Ia memeluk tangan yoona dan air matanya mengalir.
"Daddy,," Siwon mengangkat kepalanya yang tertunduk, ia mendengar suara Darren. Ia menghampiri Darren yang mencoba bangun sambil memegang kepalanya. "Daddy mommy kenapa?"
"Sayang, kamu baik-baik saja? Ada yang sakit?" Ia segera memencet bel untuk memanggil dokter. Ia bersyukur akhirnya Darren sudah sadar.
Setelah Darren diperiksa oleh dokter, Siwon keluar untuk mengambil obat dan makanan yang diinginkan Darren. Tifanny masuk ke ruang perawatannya.
"Bocah, kamu sudah sadar?" Ujar Tifanny "Seharusnya kamu mati saja, karena siapa pun yang tahu rahasiaku harus mati"
"Aku akan beritahu daddy" ujar Darren
"Jika kamu berani buka mulut sedikit saja, dia akan mati" ia menunjuk Yoona yang berbaring di tempat tidur. Ia mendekati yoona dan akan mencabut selang oksigen yoona.
"Aku akan laporkan kamu" teriak Darren dan tangan Tifanny menyentuh selang yoona. "Lepasin mommy, aku mohon" darren menangis
"Aku akan lepasin dia, tapi minta daddymu kembali ke aku" ujarnya "Aku baru mommymu. Bukan dia"
Darren mengangguk
***
Siwon masuk dan membawa makanan yang diinginkan Darren.
"Sayang, ini daddy bawain makananmu" ujar Siwon
"Daddy, mommy dimana?" Tanya Darren
"Ini mommy,,"
"No, ini aunty" ujarnya
"Darren, ini mommy kamu" ujar Siwon, ia sudah memutuskan tidak akan membiarkan anaknya bertemu dengan Tifanny lagi. Dan ia sudah mengirimkan pengacara untuk mengurus perceraian mereka.
"Mommy tifanny dimana dad?"
"Choi Darren, daddy katakan sekali lagi padamu. Mommy yoona itu mommymu. Bukan yang lain" ujar Siwon dengan kesal.
"Aku mau mommy tifanny"
"Daddy akan mengantarmu kesana jika memang itu maumu. Dan jangan kembali lagi, daddy tidak menginginkanmu lagi"
Darren menangis, ia juga tidak mau. Tapi dia tidak punya pilihan lain demi menyelamatkan mommynya.
***
Darren tidur membelakangi Siwon. Siwon juga masih kesal padanya. Setelah Yoona mengorbankan dirinya dan anaknya, Darren malah tidak menginginkannya. Ia yakin anaknya tidak amnesia, saat pemeriksaan tadi, dokter tidak mengatakan apa pun.
"Katakan pilihanmu. Kamu tetap ingin tinggal dengan daddy atau dengan mommymu?" Tanya Siwon
Darren masih diam
"Daddy kecewa denganmu, kamu tahu mengapa mommy seperti ini? Semua ini karena kamu, mommy mengorbankan dirinya dan juga baby dalam kandungannya demi kamu. Tapi begini balasanmu, daddy tidak bisa memilihmu daripada mommy. Jika kamu memang ingin menjadi anak Tifanny, wanita yang tidak bersedia memberikan sedikit pun darahnya untukmu, maka pergilah. Daddy tidak melarangmu"
"Aku,,"
"Kamu ingin pergi sekarang?"
Darren menggeleng. Ia menangis. Tapi ia tidak bisa mengatakan apa pun, ia tidak ingin pergi. Ia menyayangi yoona. Apalagi wanita ular itu bukan mommynya.
Tangan Yoona bergerak, ia mengenggam tangan Siwon yang mengenggam tangannya.
"Sayang, buka matamu please" ujar Siwon, ia berusaha menatap Yoona penuh harap, sama seperti Darren. Anak kecil itu segera bangkit untuk melihat yoona.
"Sayang.." Siwon membelai wajahnya dan matanya terbuka sekejap, lalu tertutup lagi. "Sayang, lihat oppa"
Bunyi mesin deteksi berbunyi dengan kencang
"Dokter,," teriak Siwon tanpa peduli suaranya akan mengganggu orang lain.
***
Darren mengajak Siwon pergi berdoa, sementara Yoona diperiksa oleh dokter.
Darren berlutut di depan altar bersama Siwon. Siwon mengingat kapan terakhir kali dia disini, sudah terlalu lama, terakhir ia kesini saat Tifanny berada di ruang ICU di new york. Ia berada di dalam gereja dan memohon pada Tuhan, hanya saja Tifanny tidak terselamatkan dan sejak itu dia tidak pernah menginjakkan kakinya ke gereja lagi.
"Tuhan, aku mohon jangan mengambilnya lagi" ia menangis "Aku mohon"
"Tuhan, tolong sembuhkan mommy yoona. Aku mohon Tuhan, aku banyak salah dan belum sempat aku membalas semua kebaikan mommy. Aku mohon jangan mengambilnya dari kami" Darren memejamkan matanya berdoa untuk kesembuhan Yoona "Aku mohon Tuhan"
"Berikanlah Yoona kesempatan, aku mohon Tuhan. Jangan mengambil dia dariku lagi, aku tidak sanggup" ia jatuh terduduk karena tidak memiliki tenaga untuk berlutut lagi, sudah beberapa hari ini ia tidak menyentuh makanan apa pun. Ia masih terus menangis dan Darren memeluknya.
"Daddy, mommy akan baik-baik saja. Tuhan pasti tidak akan mengambil mommy dari kita" ia juga ikut menangis dengan daddynya "daddy harus kuat, supaya mommy bisa melewati semua ini"
Siwon meraihnya dalam pelukannya.
"Daddy akan kuat untuk kalian"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow
FanfictionPernikahan yang sudah hancur sejak awal, menjadi seorang istri dan mommy yang tidak diinginkan. Apalagi yang menjadi alasanku bertahan disaat mereka mengatakan tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus aku lakukan selain membiarkan mereka pergi.