dua puluh lima

4K 352 17
                                    

Siwon segera berlari ke rumah sakit saat mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Darren. Kyuhyun ia tugaskan untuk menjemput Esther. Siwon tiba di rumah sakit dan ia melihat Tifanny juga disana, dokter masih menangani Darren.

Kyuhyun tiba di rumah setelah menjemput Esther. Yoona yang menyambut mereka di depan.

"Lho oppa, Darren mana?" ia bukan mencari Siwon karena sudah biasa jika bukan Siwon yang menjemput maka akan menjadi tugas Kyuhyun

"Darren kecelakaan Yoong" ujarnya

"Apa?"

"Kamu masuklah, tunggu kabar dari hyung saja"

"Tidak, antar aku kesana oppa"

"Tapi,,"

"Aku akan kesana jika tidak"

"Baik, kamu minta ahjumma jaga Esther. Aku antar kamu"

***

Dokter keluar dari ruangannya dan meminta Siwon mencari pendonor darah untuk putranya, karena stock darah sedang kosong. Siwon menatap Tifanny, wanita itu yang memiliki darah yang cocok untuk putranya.

"Berikanlah darahmu untuk darren" ujar Siwon

"Tidak"

"Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan"

***

Im Yoona POV

Aku begitu khawatir dengan keadaan Darren, sepanjang perjalanan aku terus berdoa semoga putraku baik-baik saja. Setibanya di rumah sakit, aku berlari menuju ke arah ruang ICU.

"Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan. Aku janji, tolong berikan sedikit darahmu untuk anak kita. Aku mohon" Darren terluka dan berbaring di dalam ruang ICU, aku tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Saat tiba di rumah sakit, Siwon oppa sedang memohon pada tifanny. "Apa aku harus berlutut?"

"Akan melakukan apapun?" Tanyanya dan Siwon oppa mengangguk

Apa dia begitu tega melihat anaknya terluka begitu parah. Apa dia tidak tergerak sedikit pun untuk memberinya sedikit saja darahnya.

"Aku tidak akan memberikannya" ujarnya lagi "Kecuali kamu menceraikan dia" dia menunjukku

Siwon oppa menatapku dan ia lalu menggeleng.

"Aku tidak bisa meninggalkan Yoona. Apa kamu tidak mengerti? Aku mencintainya, aku mohon jangan begitu kejam" ujar Siwon oppa, aku menatap wanita kejam itu. Aku terus berpikir apa dia masih boleh dianggap mommy.

"Aku akan mendonorkan darahku untuk Darren" ujarku, kebetulan aku memiliki golongan darah yang sama dengan Darren. "Baby mianhae, maafin mommy. Bukannya mommy tidak menyayangimu, kamu pasti kuat, kita harus menolong Darren hyungmu. Daddy akan sedih jika hyungmu seperti ini, mommy tidak ingin daddy sedih, bukankah kamu juga sama?" Aku memegang perutku. Aku tahu tidak baik jika aku mendonorkan darahku disaat aku hamil seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, golongan darah kita termasuk jenis yang langka. Jika bukan aku, lalu siapa lagi?

Siwon oppa menatapku, dia menggeleng. Dia tidak mengijinkan aku memberikan darahku tapi aku tidak tega melihat ia berlutut memohon pada wanita itu.

"Ambillah darahku dokter" ujarku

"Nyonya, anda sedang hamil, ini bisa berakibat fatal" ujar dokter

"Aku akan baik-baik saja" ujarku

"Aku tidak mungkin mengorbankan kalian berdua untuk Darren" ujar Siwon oppa, ia mengenggam tanganku.

"Aku juga tidak mungkin diam saja dan melihat Darren tidak bisa diselamatkan" ujarku, aku melepaskan genggamannya "Aku mohon biarkan aku melakukannya, setidaknya jika aku dan babyku yang pergi, oppa tidak akan begitu sedih. Oppa belum memiliki perasaan pada baby ini. dan aku, aku sudah tidak dibutuhkan lagi karena tifanny telah kembali. Dia bisa mengambil kembali posisiku"

Ia menatapku

"Aku tidak ijinkan" ujarnya tapi aku tidak bisa, aku tidak bisa diam saja.

***

Author POV

"Aku akan menuntutmu jika terjadi sesuatu pada cucuku" ujar Nyonya Hwang sambil menunjuk Siwon. siwon tidak peduli pada siapa pun, karena di dalam sana tiga orang sedang berjuang. Ia terlalu cemas untuk mereka.

Nyonya Choi datang juga. Ia begitu terkejut saat melihat Tifanny.

"Siwon a," Nyonya Choi menghampiri putranya yang duduk

"Yoona di dalam eomma. Dia mendonorkan darahnya untuk Darren" ia menangis sambil memeluk eommanya

"Kenapa kamu membiarkannya?"

"Jika dia mati, bukankah itu jalan terbaik untuk siwon oppa kembali padaku eommunim" ujar Tifanny dan Nyonya Choi menamparnya

"Kenapa tidak kamu yang mendonorkan darahmu, Darren itu putramu. Apa kamu punya hati?" Nyonya Choi ingin menjambak wanita itu "Seharusnya kamu yang mati dan tidak perlu muncul lagi di hadapan kami, bukan Yoona"

"Eomma,," Siwon menenangkan eommanya, ia sudah cukup pusing.

"Aku peringatkan kamu, kamu bukan lagi menantuku dan aku tidak akan pernah mengakuimu lagi. setelah ini, Darren dan Esther sudah bukan lagi anakmu, mereka anak yoona" bentaknya lagi

"Hei nyonya choi, apa anda tidak bisa menghargai saya disini? Anda memarahi putri saya,"

"Seharusnya anda sadar nyonya, seharusnya anda mendidik putri anda dengan benar, bukan seperti ini"

"Eommunim, kamu tidak bisa memutuskan hubungan darahku dengan anak-anakku begitu saja. Mereka anakku, lahir dari rahimku" ujar Tifanny, ia berpura-pura menangis meminta rasa kasihan.

"Kemana saja kamu selama ini? jika kamu memang seorang ibu, tidak mungkin kamu tega meninggalkan anak dan suamimu begitu saja" ujar Nyonya Choi

Dokter keluar dari ruangan itu dan mengatakan Yoona tidak sadarkan diri karena terlalu banyak menyumbangkan darahnya. Ia pun dipindahkan ke ruangan perawatan intensif, Tifanny dan Nyonya hwang tersenyum.

***

"Suami semacam apa kamu? Istrimu hamil dan kamu membiarkannya menyumbangkan darah sebanyak itu" Tuan Choi memarahi putranya saat mengetahui menantunya berada di rumah sakit karena kehilangan cukup banyak darah.

Darren juga sudah dipindahkan ke ruangan perawatan biasa. Siwon meminta mereka disatukan dalam ruangan yang sama. Supaya ia bisa memperhatikan mereka bersamaan.

Tuan Choi marah besar pada putranya, bahkan ia baru menendang kaki putranya itu karena kesal.

"Aku sudah mencegahnya" ujar Siwon dan ia menangis

"Aboeji tidak akan membuat perhitungan denganmu jika terjadi apa-apa dengan Yoona" ujar Tuan Choi

"Aku juga tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada Yoona dan anak kita" ia memegang tangan Yoona yang masih berbaring di atas tempat tidur.




TBC

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang