Siwon membawa Darren kembali ke rumah sakit, dokter mengatakan kondisi Yoona sudah stabil. Ia hanya kekurangan banyak darah dan butuh istirahat.
Siwon bernafas lega setelah itu. Ia melihat Darren memeluk tangan mommynya dengan erat sambil menangis, ia tahu putranya pasti memiliki alasan saat mengatakan menginginkan Tifanny tadi.
"Sayang, berbaringlah di tempatmu. Biarkan mommy istirahat dulu" ujar Siwon
"Daddy, daddy menyayangi mommy?" Tanyanya dan Siwon mengangguk "Jika begitu daddy harus berjanji padaku, daddy harus menjaga mommy"
"Apa yang terjadi Darren?"
Darren diam tapi ia menangis.
"Sayang, apa yang terjadi? Apa yang membuatmu berlarian di tengah jalan? Bukankah daddy sudah berpesan kalau belum dijemput Darren harus menunggu di dalam sekolah" ujar Siwon, ia tahu anaknya bukan tipe anak yang tidak mendengarkan nasehatnya.
"Aku melihat wanita yang mengaku sebagai mommy dan moeni di depan sekolah" ujar Darren "Wanita itu bukan mommy. Dia palsu"
Siwon terkejut mendengar apa yang dikatakan putranya.
"Aku mendengar mereka berbicara begitu. Aku mengatakan pada mereka kalau aku akan melaporkan pada daddy, mereka mengejarku" ia menangis
Siwon mengambil ponselnya dan menelepon Kyuhyun. Ia memerintahkan Kyuhyun untuk memproses Tifanny dan Nyonya Hwang secara hukum.
***
Siwon terpaksa meninggalkan Yoona karena dia diminta untuk memberikan keterangan untuk memproses Tifanny secara hukum. Dan ia juga membawa serta Darren.
Yoona membuka matanya dan ia melihat Tifanny.
"Hai Im Yoona" sapanya dan Yoona membuang mukanya. "Seharusnya kamu tidak perlu membuka mata lagi sehingga tidak perlu tahu kenyataan ini"
Yoona menatapnya
"Semua ini hanya permainan Siwon. Dia memintaku untuk tidak mendonorkan darahku dan membiarkanmu saja yang mendonorkannya. Karena aku sedang hamil"
"Bohong,,"
"Dia ingin kembali padaku tapi dia merasa berutang budi padamu, sehingga ia melakukan ini dan berharap anakmu keguguran"
"Diam kamu. Kamu bohong. Siwon oppa tidak mungkin menghamilimu"
"Kita bisa ke dokter kandungan sekarang untuk mengecek kandunganku" ujarnya "Atau aku minta dokter yang kesini?"
Ia keluar dan membawa dokter Yoon, dokter yang menangani kehamilan Yoona juga. Ia membawa alat USGnya juga.
"Usia kandungannya memasuki bulan kedua" ujar Dokter Yoon dan Yoona menangis. Ia melihat dengan jelas di layar, ada sebuah nyawa di dalam perut Tifanny.
"Kamu masih tidak percaya?" Tanya Tifanny setelah ruangan itu sisa mereka berdua "Aku bukan wanita jahat yoong. Aku tidak akan memintamu pergi jika niat Siwon memang baik. Tapi dia bukan seperti itu, ia ingin anakmu itu mati supaya dia tidak terikat denganmu"
"Aku tetap percaya pada suamiku" ujar Yoona dan membuatnya kesal.
"Kamu memang wanita tidak tahu diri"
"Keluar dari sini, keluar" bentak Yoona
"Kamu akan tahu rasa karena tidak mendengarkan aku" ujarnya
"Baby, jangan dengarkan dia. Daddy tidak sejahat itu" ia membelai perutnya
Lalu ia menelepon eommanya sambil menangis.
***
Siwon kembali ke rumah sakit membawa sebuket bunga lily.
"Sayang, sedang apa?" Tanya Siwon, Yoona berbaring dengan bersandar di ranjangnya. Matanya bengkak karena ia menangis sejak tadi.
"Sayang,," siwon baru menyadari mata yoona membengkak. Ia duduk di ranjang yoona dan memegang wajah istrinya.
"Selamat, kamu akan segera memiliki anak lagi" ujar yoona dan siwon tersenyum padanya
"Ne kita akan menjadi orang tua lagi" ia membelai perut yoona
"Jangan pura-pura bodoh. Kamu akan memiliki anak dari tifanny"
"Siapa yang mengatakan lelucon seperti itu?"
"Itu bukan lelucon. Oppa membohongiku"
"Sekarang kamu lebih percaya padanya daripada aku?"
"Jika aku tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku tidak akan percaya" ujar Yoona sambil menangis
"Im Yoona, aku kecewa padamu" Siwon sedikit membentak dan kebetulan eommanya yoona masuk.
"Kenapa kamu membentak anakku?" Ngomel Nyonya Im
"Eomma, tolong bawa aku pulang" ujar Yoona dan Nyonya Im segera memeluknya.
"Eomma tidak akan biarkan kamu tinggal dengan pria ini lagi"
Siwon hanya diam, ia tampak kesal tapi ia tidak mungkin tidak sopan dengan mertuanya. Pintu terbuka, Darren masuk bersama Kyuhyun.
"Kyu, urus semua masalah administrasi dan antar yoona pulang" ujar Siwon, lalu ia menggendong Darren. "Kita pulang"
"Kenapa tidak bersama mommy?" Tanya Darren "Mommy, ayo kita pulang bersama"
Yoona menggeleng sambil menangis. Siwon membelakanginya.
"Mommy tidak menginginkan aku dan Esther lagi?" Tanya Darren
"Maaf" ujar Yoona
"Ayo darren, kita pulang" ujar Siwon lagi
"Tidak daddy. Aku akan tetap bersama mommy. Karena darren, mommy seperti ini. Aku akan menjaga mommy" ujar darren.
***
Darren dan Esther berangkat ke rumah keluarga Im bersama Yoona. Mereka meninggalkan Siwon sendiri. Siwon pun menghabiskan malam dengan minum bersama Kyuhyun.
"Hyung, sudah cukup" kyuhyun merebut gelasnya.
"Dia tidak percaya padaku,," ia menangis
"Mengapa hyung tidak jujur padanya?"
"Dia sudah menuduhku tanpa mau mendengarkan aku. Aku harus bagaimana?"
"Hyung, bagaimana pun hyung harus memberitahunya. Jika begini terus akan berakibat buruk untuk kandungan yoona"
"Aku,,"
"Tapi biarkan dia menenangkan diri beberapa hari dulu, biar anak-anak yang menghiburnya"
"Aku akan pastikan dua wanita itu tidak memiliki kesempatan melihat dunia luar lagi" ujar Siwon
***
Darren dan Esther masuk ke kamar Yoona, mereka melihat mommy mereka sedang menangis.
"Mom, kenapa menangis?" Tanya esther sambil menghapus air mata yoona
"Ne mom, jika mommy sedih. Adik baby juga akan ikut sedih" ujar Darren
"Mommy tidak sedih, hanya tadi ada abu masuk ke mata mommy" ia memeluk kedua anaknya.
"Mom, jika mommy marah pada daddy. Kita akan disini beberapa hari" ujar Darren
Yoona mengangguk
"Darren akan melindungi mommy" ia memeluk erat mommynya
"Mommy juga jangan sedih lagi" ujar Darren
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vow
FanfictionPernikahan yang sudah hancur sejak awal, menjadi seorang istri dan mommy yang tidak diinginkan. Apalagi yang menjadi alasanku bertahan disaat mereka mengatakan tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus aku lakukan selain membiarkan mereka pergi.