💛🌻

3.5K 337 66
                                    

"ryn,besok bisa pergi kan?"

"iya bisa lahhh.kenapa sih dari siang nanyain itu mulu?"

Junho menggeleng lalu spontan tersenyum walau Claryn pasti tidak bisa melihatnya, "hehe gak papa, cuma mastiin aja"

Terdengar suara kekehan di seberang sana, "emang ada apaan sih?Istri Dohyon penasaran nih"

Wajah Junho berubah datar,"kemaren bilang istrinya Minkyu, kemaren katanya mau jadi istri gue, lah ini Dohyon siapa lagi"

Kekehan Claryn semakin keras,"itu simpenan gua uhuy"

"simpenan?ambilin simpenan mama ya"

"kamu punya simpenan?"

"OOOOH PINO"

sama-sama terdengar tawa keras dari Junho dan Claryn. Mereka saling menertawakan kerecehan serta kegoblokan mereka.Cuma banyakan gobloknya Claryn deh,soalnya Junho tersamarkan oleh ketamvanan ilahinya.

Junho gak bisa berhenti ketawa.Begitu juga Claryn yang ketawa udah kayak kunti.Mereka masih mikirin pino ice cup salah apa sampe mereka hujad.Sabar ya.#prayforpinoicecupsehatsegarceria

"yaudah.sana tidur"

"lu suruh gua tidur jam segini?ya atuh pasti gua belom tidur lah anjir.jam segini mah jamnya gua nonton netflix biar kane"

"Tidurnya boleh malem,cuma jangan ampe malem banget.Gak baik"

"anjir udah kayak bapak gua aja lu.Iya iya gua bentar lagi tidur deh"

"nah gitu donk baru anak sgm.oh iya ryn,sebelum tidur jangan ngaca ya"

"kamvretto cappucino.maksud lu apa kampang jangan bikin panik"

"ya jangan ngaca aja klo mau tidur"

"ya emang kenapa bangsat"

"ntar klo lu ngaca,malemnya pas tidur mimpi buruk lagi"

"EEEE GOBLOK"

Pagi ini Junho pergi seorang diri ke tempat ini.Dengan membawa bunga matahari segar di tangan kirinya dia melangkah pasti menuju gerbang itu.

Setelah berjalan melewati banyak nisan di sana,akhirnya Junho menemukan tempat peristirahatan terindah bagi mataharinya.Makam Naeun.

Junho bersimpuh di sebelah batu nisan itu kemudian menghela napasnya,"Selamat pagi,aku datang lagi"

Junho tersenyum hangat memandang nisan itu lalu menaruh bunga matahari yang dia bawa ke depan nisan milik Naeun.

Junho menunduk sebentar lalu menatap nisan Naeun,"aku nggak tau kamu bisa denger ini atau nggak,tapi sekarang aku cuma mau bicara sama kamu.Pertama,aku merindukan kamu,kedua aku masih terus doain kamu di sana,dan yang ketiga-,"Junho menjeda ucapannya untuk beberapa saat,lalu kembali melanjutkannya.

"yang ketiga,hari ini aku mau nyatain perasaan aku sama Claryn"

Junho tersenyum tipis,"kamu pasti masih inget kan Claryn yang mana?Dia itu yang pernah aku kenalin ke kamu,dan yang sering aku ceritain ke kamu.Iya,aku mau nyatain perasaan aku sama dia.Maaf karena waktu itu aku gak sempet bilang kalau aku cinta sama kamu,karena ternyata Tuhan lebih dulu ambil kamu sebelum aku bilang i love you"

"doain aku ya dari atas sana.aku pasti akan kembali lagi ke sini.kalau aku diterima sama Claryn,aku janji akan kasih tau kamu"

"Dan Naeun satu lagi.Aku sejujurnya gak begitu yakin akan bahagia sama Claryn hingga akhir.Tapi aku tahu kalau aku pasti akan bahagia sama kamu di atas sana,suatu saat nanti"





"Han?Udah siap semuanya nih?"

Yohan mengangguk sembari memasang senyum tipisnya,"Udah sih harusnya"

Junho mengangguk lalu menepuk punggung Yohan,"makasih bro"

"Iya santuy"balas Yohan singkat.

Setelah itu Junho melihat-lihat setiap sudut di ruangan ini.Semua tertata rapi,dan sesuai dengan ekspektasi Junho.Yohan memang terbaik.

"Gila woi,bagus banget asli"Junho berdecak kagum saat melihat hasil kerja Yohan.

Yohan ikut melihat-lihat ke sekitarnya lalu mengangguk,"ya bagus kalau emang sesuai kemauan lu.gua yakin tanpa lu siapin kayak gini juga,Claryn pasti udah nerima lu"

Junho sontak menoleh,dan Yohan ikut menoleh.Di sini Junho bingung harus membalas apa.Jadi dia diam saja kemudian mengalihkan pandangannya.

"Nanti acaranya mulai jam tujuh malem.Gua akan jemput dia,lu stand by di sini atau mau pulang aja juga gapapa"ujar Junho lalu menoleh ke arah Yohan yang kini masih melihat-lihat ke sekitar lantas Yohan kembali menengok,"oh,gapapa gua stand by di sini aja.Tapi bentar,Lu masih inget perjanjian kita waktu itu kan?"

Junho meneguk ludahnya kasar,"masih.sampai kapanpun gua akan ingat itu,lu tenang aja"

Yohan mengangguk paham,"bagus kalau gitu.oiya gua ke mobil dulu ya,mau ambil cas-an".Setelah itu tanpa menunggu jawaban Junho,Yohan segera meninggalkan ruangan itu.

Junho menatap kepergian Yohan dengan rasa tidak enak hati.Tapi ya sudahlah.Lagipula yang tahu akhir dari kisah mereka hanya Tuhan.Biarlah semua itu berjalan atas garis takdir.



















"lu mau bawa gua ke mana sih?"tanya Claryn penasaran,karena sedari tadi Junho membawanya ke tempat yang sama sekali dia tidak ketahui.Junho juga daritadi hanya menyetir dengan tenang,namun entah kenapa senyuman tipisnya tak pernah lepas ia pancarkan.Claryn jadi bingung sendiri.

Junho mengembangkan senyumnya lebih indah dengan tatapan fokus ke jalanan,"udah tunggu aja,lu pasti tahu kok nanti"

Claryn menghela napas.Bukan ini jawaban yang dia harapkan dari Junho.Namun ya sudahlah,dia akan sabar menunggu.

Hingga 20 menit kemudian,mobil Junho terhenti di sebuah restoran yang jika dilihat dari luar saja terlihat sangat cantik dengan lampu yang menghiasinya.

Mata Claryn lantas berbinar,dan dengan antusias dia melepaskan safetybeltnya-hendak cepat-cepat keluar dari mobil.

Junho hanya dapat tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan menyaksikan Claryn.

Akhirnya Claryn dan Junho pun turun dari mobil.Setelah keluar dari mobil,Claryn tak berhenti-berhentinya tersenyum sembari menatap sekelilingnya dengan tatapan berdecak kagum.

Junho memantapkan hatinya untuk meraih jemari Claryn,lalu menatapnya sembari tersenyum,"ini belum seberapa,di dalem lebih bagus lagi"

Mata Claryn semakin berbinar,kemudian tanpa aba-aba Claryn menarik tangan Junho untuk masuk ke dalam.

Dan dari atas balkon sana,Yohan tengah berdiri-menyaksikan mereka berdua yang kini telah sampai.

Tadi Junho sempat menoleh ke atas untuk menatap Yohan.Memberi tanda bahwa mereka sudah sampai.

Yohan hanya dapat mengangguk samar lalu terus menyaksikan Junho yang menggenggam jemari Claryn.

Perlahan Yohan mengalihkan atensinya dari menatap mereka berdua di bawah,beralih menatap ke arah jemarinya sendiri.Yohan menatap cincin yang harusnya menjadi cincin pernikahannya itu-yang masih melekat sempurna di jari manisnya.

Yohan menatap lekat cincin itu,kemudian menghembuskan napasnya berat."Andai gua gak bodoh saat itu.Mungkin sekarang yang genggam jemari lu itu gua,bukan Junho"

















Nyesel kan lo bambang








dijodohin ⚫️ Kim Yohan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang