Gara-gara Gojek (Peraya)

9.4K 502 65
                                    

Krist Pov

Sekarang pukul tujuh malam dan aku baru saja pulang dari kantorku. Aku hanya pegawai biasa jadi tak bisa seenaknya minta pulang cepat. Mana harus naik angkot dua kali dulu baru sampai rumah.

Aku terduduk lemas di sofa ruang tamu rumahku. Badanku rasanya remuk semua. Tadi di kantor aku bolak-balik dari meja kerjaku - ruang fotocopy - ruang bos untuk membuat laporan akhir bulan.

Setelah kurasa lelahku berkurang aku putuskan untuk ke meja makan, perutku sudah lapar sekali.

Kubuka tudung saji di atas meja dan hasilnya, nihil. Kosong. Mlompong. Lalu aku beralih ke kulkas bermaksut mencari apapun yang bisa dimakan. Tapi lagi-lagi hasilnya zonk. Hanya ada air putih berbotol-botol. Memangnya aku unta apa minum air saja sudah kenyang?

Ah, aku lupa. Ibu, ayah dan adikku sedang mudik ke rumah eyang putri di jawa. Katanya mau ada pembagian warisan dari eyang kakung yang sudah meninggal dengan para adik dan kakaknya ibu. Yah semoga saja ibu dapat banyak, biar aku juga kecipratan.

Karena tidak ada ibu otomatis tidak ada yang memasakkanku. Mau masak sendiri? Bisa sih.. tapi kan tadi kulkasnya kosong. Kalau mau belanja dulu bisa sampai lebaran monyet rasa laparku terobati.

Kling..

Handphone-ku berbunyi. Sayangnya hanya operator yang mengirim sms. Sial memang nasib jomblo sepertiku. Hape saja sepi apalagi hati?

Melihat hapeku masih di tangan aku jadi ingat aplikasi ojek-ojek online itu. Disana aku bisa pesan makanan juga kan ya?

Lalu ku coba buka aplikasi gojekku. Lalu masuk ke menu gofood.

Wahh ternyata malah ada voucher gratis ongkirnya segala. Lumayan ini. Aku kan suka yang gratis-gratis. Hehe.

Biar cepat aku cari warung terdekat saja. Lalu pilihanku jatuh pada pada seporsi kwetiaw pedas, seporsi seblak spesial dan dua tusuk sosis sapi panggang. Tak usah pesan minum lah. Kulkasku sudah penuh air. Nanti ambil di kulkas saja.

Lalu aku tekan tulisan 'pesan' di aplikasi. Hanya sepersekian detik sudah ada driver yang mengambil pesananku. Aku tak ambil pusing siapa drivernya toh aku juga tak akan kenal.

Sambil menunggu pesananku datang aku putuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Kemejaku sudah sangat lengket dengan kulit karena keringat.

Sepuluh menit di kamar mandi sudah cukup bagiku. Lalu aku kembali membuka hape mengecek notifikasi yang selalu kosong. Tapi kali ini ada yang mengirim pesan. Si driver ojek tadi.

'Sesuai aplikasi ya kak? Ada tambahan?'

Tidak. Tolong cepat ya aku sudah lapar -balasku

'Sabar kak masih antri. Apa kakak ini alumni SMA Bunga Bangsa tahun 2012?'

Lahh kok dia tahu? Dukun kali nih orang

Iya mas. Kok tau? -balasku

Tapi mas-mas gojeknya tak lagi membalas pesanku. Malah kulihat dari maps di aplikasi ku kok itu posisi driver gojek malah menjauh dari warungnya sih? Padahal tulisannya 'pesanan masih dibuat'? Aneh.

Karena penasaran mataku jadi terpaku pada maps di hape yang menampilkan posisi mas drivernya. Apa dia pulang dulu ya? Atau malah cari toilet umum dulu?

Posisi mas driver ternyata berhenti di alun-alun kota. Mau apa dia? Beli cilok?

Setelahnya mas driver kembali ke posisi awal di warung kwetiaw. Kulihat status pesananku 'sedang diantar'. Akhirnya sebentar lagi makananku datang.

Saat aku sedang bermain candy crush di hapeku seseorang mengetuk pintu rumah.

"Permisi.. gofood.." suaranya berat. Pasti bapak-bapak.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang