The Heart Wants What It Wants (ForthBeam)

2.7K 217 81
                                    

First of all I want to say thanks a lot to ferly_anna98 for the beautiful video in multimedia. This story is based on that video. Please watch before starting to read.









Beam Pov

Kelasku baru saja selesai beberapa menit yang lalu, menyisakan enam orang termasuk aku dan geng dokterku.

"Beam, nanti malam jadi ikut kan?" Phana bertanya ketika melewati mejaku.

"Iya. Tapi aku boleh bawa teman?" Kami bertiga, aku, Kit dan Pha berjalan beriringan keluar kelas.

"Siapa? Forth?" Tebak Kit.

Aku hanya mengangguk. Bingung juga mau menjawab apa.

"Ajak saja. Toh dia biasa mengekorimu kan?" Phana.

"Beam, sebenarnya hubunganmu dan Forth itu seperti apa? Kalian terlihat 'sangat' dekat." Aku paham mengapa Kit menekankan ucapannya pada kata sangat.

Aku hanya tersenyum kaku. "Teman. Apa lagi memang?"

Kit menepuk pundakku. "Kau yang paling tahu perasaanmu sendiri, Beam."

....

Malam masih terhitung awal ketika rombongan kami mulai menyesap gelas demi gelas alkohol yang terasa nikmat meski efeknya membakar tenggorokan.

Pandanganku terpaku pada sosok Forth yang dari tadi seperti mengasingkan diri duduk di sudut ruangan. Rautnya dibuat tampak menikmati tapi kilatan matanya mengisyaratkan gelisah yang coba disembunyikan.

"Hai.." kudekati sosok tegap itu. Duduk nyaman di sampingnya.

Forth menoleh sejenak. "Oh, Beam." Tersenyum kecil.

"What's wrong?" Tanyaku.

"Nothing." Jawabnya singkat. Pandangannya lurus ke gelas di tangannya.

"Ck. Kau tak bisa membohongiku, dude. Katakan. Siapa tahu aku bisa membantumu."

Forth menggeleng.

"Tentang Wayo lagi?" Tebakku.

Bahkan dengan mendengar nama Wayo saja dia langsung memandangku berbinar. I think Forth loves him so much.

Dan harusnya aku sudah mengubur perasaanku pada ketua tim hazing fakultas teknik ini sejak pertama tahu hatinya tertambat pada Wayo, adik kelas kami yang berwajah lucu dan manis.

"Wayo kenapa lagi?" Kembali aku bertanya.

"Dia.. entahlah Beam. Dia tak jua peka akan perasaanku padanya. Padahal segala cara sudah kulakukan."

Aku mendengus. "Mungkin usahamu kurang."

"Lalu menurutmu aku harus bagaimana lagi?" Wajah putus asa itu seperti menarikku semakin dalam masuk ke pesonanya.

Andai kau tahu perasaanku sebenarnya apakah kau akan tetap mencari saran dari sisiku, Forth?

"Kalau dia tak peka, kenapa kau tak to the point saja?" Usulku.

"To the point bagaimana maksudmu?"

"Just say it. Let him know about your feelings toward him."

Matanya melebar kaget. "Menyatakan perasaan maksudmu?"

Aku mengangguk.

"I'll try it later." Putusnya setelah diam berpikir.

"Sekarang temani aku minum. Kita pesta malam ini."

"Ok. Kuambil sebotol lagi untuk kita." Forth melangkah meninggalkan meja kami.

Setelah punggung Forth terlihat sampai ke counter barista, kuhapus cepat setetes air mata yang lancang keluar. Tak boleh seorangpun melihat aku kecewa malam ini.





ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang