Sorrow (PavelDome)

1.7K 226 135
                                    

Dome Pov

Hari sudah larut tapi suamiku tak jua pulang. Bahkan anakku, Sky sampai ketiduran karena dari tadi menunggu papanya.

Pavel bilang hari ini dia ada meeting dengan client dari luar negri, dan mungkin hingga tengah malam. Tapi tadi saat kutelfon sekretaris pribadinya, sang sekretaris bilang Pavel keluar sendiri sejak siang. Tumben. Karena biasanya dia akan selalu pergi dengan sekretarisnya.

Ketika rasa kantuk sudah benar-benar menyerangku, kudengar pintu depan terbuka. Dengan masih sedikit kaget aku menghampiri orang yang baru masuk tersebut.

"Kenapa baru pulang, pa?" Yang datang suamiku.

Sambil membuka sepatunya dia menjawab, "Meetingnya baru saja selesai, ma. Sky sudah tidur?"

"Sudah dari jam sembilan tadi. Padahal dia menunggumu. Katanya mau menunjukkan hasil gambarnya di sekolah tadi." Kuterima jas dan tas kerjanya.

"Ah, sayang sekali. Besok akan kutanyakan." Pavel masuk kamar dengan aku di belakangnya.

"Aku mandi dulu, ya." Pavel.

"Sudah makan?"

"Sudah. Mau mandi dan langsung tidur saja." Dia masuk kamar mandi setelah melepas kemejanya dan meninggalkannya di atas ranjang.

Aku menyiapkan pakaian gantinya lalu membereskan pakaian kotornya. Kuhirup sejenak bau keringatnya. Aku memang suka menghirup bau keringat suamiku. Rasanya menenangkan.

Degg..

Tubuhku mendadak kaku. Kemejanya berbau vanilla lembut. Ini bukan bau parfumnya. Parfum Pavel berbau woody yang menenangkan. Bukan juga parfumku. Karena punyaku beraroma citrus. Lalu ini bau parfum siapa?

"Bajuku mana, ma?" Aku tersentak. Suamiku keluar kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya.

"Di atas kasur." Aku melangkah ke keranjang cucian, bermaksud menaruh baju kotor Pavel yang masih kupegang.

Namun kekagetan lain menyerangku. Kulihat punggungnya dari belakang. Dan apa yang kudapati? Ada beberapa hickey di punggungnya. Aku tak bodoh untuk menyangka jika itu lebam. Itu hickey. Bekas bercinta.

"Ma, tidurlah di sampingku."

"Hm.."

....

"Ma, kok papa belum turun?" Sky bertanya padaku yang masih menyiapkan sarapan. Si kecil sudah siap dengan seragam TK-nya sejak setengah jam yang lalu.

"Mungkin papa masih siap-siap. Kita tunggu ya.."

Tak lama suamiku datang tergesa. Tas kerja sudah ada di tangannya.

"Ma, aku berangkat dulu ya." Dikecup pipiku dan Sky bergantian.

"Lho, tak sarapan dulu?" Tanyaku.

"Tak usah. Sudah telat. Nanti saja di kantor."

"Lalu Sky bagaimana?" Aku melirik anakku yang masih terbengong.

"Sky nanti berangkat diantar mama, ya. Papa ada pekerjaan penting. Tak apa, kan?" Dia mengelus kepala Sky.

"Ya sudah. Nanti kuantar pakai taksi saja." Aku yang menjawab.

"Ok. Aku pergi dulu. Da Sky, da sayang.."

Bukan sekali dua kali. Sudah hampir sebulan Pavel melakukan hal yang sama. Pulang larut dan berangkat sangat pagi. Bahkan dia sudah jarang bermain dengan anaknya. Weekendpun dia akan berangkat, meski agak siang baru keluar dari rumah.

"Ma, tapi kemarin bu guru bilang Sky harus mengajak mama dan papa hari ini ke sekolah untuk menonton pentas seni Sky. Sky mau tampil menyanyi, ma." Sky berucap sambil memandangku polos.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang