Dia (PoddGawin)

1.5K 166 83
                                    

Author Pov

Wangi citrus segar menguar dari tubuh Gawin pagi itu. Masih dengan kegelisahan yang mengikat, raganaya sekali lagi dipantulkan di depan kaca.

Kemeja baby blue big size lengan pendek, celana kain sewarna latte, berpadu apik dengan rambut rapinya yang mulai memanjang. Kembali menghela nafas untuk yang kesekian kali, Gawin mencoba menguatkan hati.

Ting tong ..

Ah, dia datang -batin Gawin mendengar suara bel dari arah depan

Tanpa menunggu lagi, si manis keluar kamar menemui tamu yang sudah bisa diduganya.

Cklek ..

"Hai, pagi." Sapa sang tamu.

Seorang pria tinggi dengan rahang tegas dan tatapan elangnya. Dugaan Gawin tak meleset.

"Pagi, kak. Mau masuk dulu?" Tawar Gawin pada Podd, sang tamu.

Podd mengarahkan pandangannya pada Rolex mahal di tangan kiri.

Masih ada waktu -batinnya

"Di luar saja. Udara pagi seperti ini baik untuk kesehatan kalian."

Deg.

Gawin mengangguk kaku. Kalimat Podd memaksanya kembali pada seruas kenyataan tentang kehidupan baru yang harusnya dia perjuangkan.

Duduk bersisian dengan meja sebagai pembatas keduanya di teras rumah Gawin, keduanya sempat diisi sepi. Masing-masing sedang bergulat dengan hatinya sendiri, mempersiapkan untuk nanti.

"Kalian apa kabar?" Podd mengawali kembali obrolan mereka. Meski Gawin yakin, niatnya hanya formalitas belaka.

"Baik. Harusnya." Gumaman lirih menjadi jawaban Gawin di kata terakhir.

"Hari ini sidang terakhir kan? Bagaimana perasaanmu?" Pertanyaan Podd begitu membuat si manis gelisah.

Tapi nyatanya, Gawin masih tersenyum. "Entahlah. Tapi aku yakin, apapun nanti keputusannya pasti itu yang terbaik."

"Win.." Podd menghela nafas. Pria tinggi itu tiba-tiba berdiri dan berlutut tepat di hadapan Gawin.

"Dia bukan laki-laki baik. Kau mengerti kan?" Ujar Podd lelah sembari menggenggam kedua tangan lelaki manis di hadapannya.

Meski tipis, semburat merah muda itu sempat terlihat di pipi bulat Gawin.

Si manis menggeleng. "Dia baik, kak. Kalau dia bukan orang baik mana mungkin dulu aku mau menikah dengannya."

"Tapi perbuatannya padamu tak bisa dimaafkan. Dia.. dia membagi cintanya di saat kau bahkan sedang memperjuangkan buah hatinya, Win. Apakah dia masih bisa dianggap baik?" Podd masih berargumen.

"Bukan salahnya, kak. Aku yang tak bisa membuatnya tinggal. Aku tak bisa membuatnya puas hanya dengan balasan cintaku saja. Aku tak becus." Buram mulai membaur di mata Gawin yang tertutup air.

"Win.." kali ini suaranya mengeras.

Tapi Gawin tetap menggeleng. Bahkan liquidnya mulai turun melewati pipi. "Kakak tidak berhak mengatakan hal buruk tentangnya di depan anaknya sendiri, kak."

Podd diam. Nafasnya dihela kasar berusaha menahan sabar atas perkataan Gawin.

"Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian. Aku tak bisa membiarkan laki-laki brengsek seperti dia tetap bertahta dalam hidup kalian."

Sunyi kembali mengambil alih. Baik Gawin maupun Podd belum ada niat kembali membuka suara.

Matahari sudah naik semakin tinggi. Hangatnya mulai berganti terik yang membakar kulit. Ini musim panas, jadi tak heran jika langit begitu cerah.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang