Stressed Out (KongArt)

1.9K 223 58
                                    

Arthit Pov

Aku mengistirahatkan punggung sejenak di jok belakang taksi yang kutumpangi. Sambil memandang pinggiran jalan kota yang terlewati, sudut bibirku tertarik ke atas. Dalam benakku sudah membayangkan kekagetan kekasihku jika tiba-tiba aku muncul di kampusnya.

Tadi saat break makan siang Kongphob sempat menelfon mengabarkan jika dia sepertinya akan pulang sampai malam karena masih harus evaluasi kegiatan hazing. Sebagai ketua tim yang baik, tentu saja Kongphob tak bisa absen begitu saja kan?

Dan beruntungnya adalah pekerjaanku hari ini selesai lebih cepat. Jadi aku bisa sekedar menengok keadaan Kongphob di kampus sekaligus sedikit bernostalgia dengan almamaterku dulu.

"Stop di sini, pak." Aku memberi tahu si sopir taksi.

"Baik, nak."

Setelah membayar sesuai argo yang tertera dan mengucapkan terimakasih pada bapak supir taksi tadi, aku turun melanjutlan langkah ke fakultas teknik. Tak terlalu jauh, tapi cukup menyeramkan juga malam-malam berjalan sendirian di sekitaran gedung yang sepi begini.






....



Sampai di aula fakultas teknik yang begitu banyak menyimpan kenangan, mataku mulai memindai. Tampak beberapa orang berjaket almamater merah sedang merapikan aula. Tapi tak muncul batang hidung orang yang kucari.

"Phi Arthit, sawaddi khab.." beberapa junior menghampiriku memberi salam.

Setelah membalasnya dengan bonus seulas senyum, kudekati teman-teman dekat Kongphob.

"Kalian lihat Kongphob?" Tanyaku.

Mereka tampak saling pandang. "Masih di ruang rapat phi." Oak yang menjawab.

"Au, memangnya pekerjaannya masih banyak?" Tanyaku lagi.

"Tidak kok phi. Evaluasi juga sudah selesai dilakukan tadi." Kali ini M.

"Jadi kalau aku masuk tak akan mengganggu kan?"

"Masuk saja phi sekaligus ajak dia pulang. Sebentar lagi juga kami akan segera pulang."

Setelah mengangguki perkataan Oak aku langsung menuju ruang rapat yang dimaksud. Tak jauh, hanya berjarak satu ruang dari aula tadi.

Pintunya tertutup rapat. Aku sempat ragu, harus mengetuk atau langsung masuk saja. Karena kufikir Kongphob pasti sendirian di dalam akhirnya aku langsung masuk saja. Pelan-pelan kubuka pintunya.

Belum juga aku masuk, saat pintu terbuka indera penciumanku langsung dipaksa menghirup aroma pekat tembakau bakar. Membuatku sedikit terbatuk.

"Uhukk..uhukk.."

"Phi.." dia mendekat setelah mendengar suara batukku.

Masih dengan kaos hitam polosnya, Kongphob mendekat. Almamater merahnya sudah entah kemana. Rambut dan wajahnyapun sama saja, sama-sama kusut masai.

"Jangan mendekat." Cegahku menutup hidung dengan lengan.

"Kenapa phi?" Dia mengernyit.

"Buang dulu rokokmu, bangsat."

Bukannya menurut, dia malah berbalik arah. Kali ini menuju jendela yang mengarah langsung pada taman fakultas. Dibukanya lebar jendela kaca tersebut. Kemudian menyandar di depannya sambil kembali menyesap rokok di tangan kanan.

"Kukira kau sudah meninggalkan rokok." Aku mengambil tempat, duduk di salah satu kursi. Memandang punggung tegap Kongphob.

"Aku pusing, phi." Adunya tanpa menoleh.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang