Setting cerita adalah sebelum Sky lahir.
Pavel Pov
Kemacetan di sore hari menghambat perjalananku pulang ke apartment. Padahal tadi aku sengaja pulang lebih awal dari kantor agency karena mendapat pesan agar segera pulang dari isteriku, ternyata malah begini.
Mobilku benar-benar berjalan merangkak seperti kura-kura. Tahu begini lebih baik kemarin aku tak menjual motorku dulu. Mungkin bisa lebih efisien.
Kling..
Pesan masuk.
From : My Wifey
Sudah di jalan belum? Kenapa lama sekali??
Astaga.. dia pasti marah-marah lagi. Aku jadi ingat tadi pagi aku harus rela sarapan dengan susu cokelat yang dicampur margarin hanya karena permintaannya. Katanya dia akan mendiamkanku seumur hidup kalau aku tak mau minum racikan anehnya itu.
To : My Wifey
Aku terkena macet, sayang..
Tunggulah sebentar lagi aku sampaiSudah berpuluh-puluh menit sampai mobilku bisa terbebas dari kemacetan lalu lintas, tapi lesanku hanya dibaca tanpa dibalas lagi.
Lebih baik kusiapkan mental dari sekarang.
....
Pukul delapan malam aku baru bisa menginjakkan kakiku di apartment. Badanku terasa remuk terlalu lama duduk di depan kemudi.
Sayup-sayup suara televisi terdengar ketika aku masuk ke apartment kami. Tanpa pikir panjang aku melangkah ke ruang televisi yang menyatu dengan kamar kami. Di dalam sana ada Dome, isteriku yang sedang duduk di sofa depan televisi dengan pandangan serius ke arah benda elektronik itu.
"Serius sekali sih.." kudekap lehernya dari belakang.
Dia yang kaget langsung menolehkan kepalanya ke arahku. Namun setelahnya pandangannya malah kembali ke televisi tanpa menghiraukanku. Kubilang juga apa. Aku harus siap mental.
"Aku mandi dulu ya.." setelah mengecup puncak kepalanya aku putuskan untuk mandi dulu sebelum nanti urusan kami akan panjang setelah ini.
Tetap saja tak ada respon. Sabar.. sabar..
Lima belas menit membersihkan diri di kamar mandi, aku keluar dengan badan yang lebih segar. Dome sendiri sudah berpindah posisi duduk selonjor bersandar pada kepala ranjang kami.
Aku merebahkan diri di samping isteriku. Memeluknya dari samping dan mengelus perutnya yang mulai bulat.
"Tadi kenapa memintaku pulang cepat?" Tanyaku sambil masih mengelus-elus perutnya.
Muka datarnya berubah cemberut. Matanya memandangku tajam.
"Aku ingin cheese cake. Japanese cheese cake." Kata Dome.
"Iya, besok pulang pemotretan aku belikan ya.." jawabku.
Bibirnya makin mencebik. Rautnya tambah kesal. "Aku maunya sekarang. Kita cari sekarang saja."
"Tapi ini sudah malam sayang, tak baik untuk kalian. Biar aku saja ya yang cari. Kau tunggu di rumah."
"Tidak. Pokoknya aku mau ikut. Ini kan juga permintaan anakmu. Kau mau anakmu lahir ileran." Katanya sambil menunjuk perut besarnya. Enam bulan usia kandungannya.
Aku juga bingung. Bukankah seharusnya usia kandungan di trimester ketiga sudah tidak fasenya mengidam? Kenapa Dome masih terus-terusan minta macam-macam?
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (Random Couple) (bxb)
Fiksi PenggemarKumpulan cerita Oneshot dengan berbagai genre dan alur cerita. Cast : Peraya (Singto/Krist) Polca (Tay/New) Pavel/Dome and another couples Warning !!! : boys love no gs mpreg Vote dulu baru read please !!