Nerdy (PavelDome)

2.1K 221 45
                                    

Made by rome2727's request. Maaf kalau melenceng jauh atau tidak memuaskan 🙏

Nine Pov

Menunggu guru datang di pagi hari adalah hal menyenangkan bagiku. Saatnya berkutat dengan novel tebal berisi cerita roman klasik sambil menyumpal telingan dengan headset yang mengalunkan melodi ketenangan. Benar-benar seperti surga.

Sayangnya pagi indahku harus rusak karena gebrakan keras di mejaku oleh Dome, teman sebangkuku. Dengan tanpa perasaan setumpuk surat, cokelat bahkan rangkaian bunga ditaruh kasar di atas meja. Menimbulkan suara debuman yang memekakkan telinga.

"Apa sih? Pagi-pagi sudah rusuh saja." Semprotku setelah melepas haedset di telinga.

Dome tak menjawab. Hanya menunjuk barang-barang di atas meja dengan dagunya.

"Lagi?"

Dia mengangguk.

"Sebanyak ini?"

Dia mengangguk lagi.

Akhirnya karena penasaran juga kubongkar satu persatu surat, cokelat dan bunga yang dibawanya.

"Yang Toblerone dari Tim si anak basket, Dove heart dari Win si ketua MPK, yang Ferrero Rocher dari Ohm adik kelas sok kaya." Aku melihat satu persatu kartu di bungkus cokelat yang diterima Dome.

"Wow. Kalau aku dapat cokelat Jago saja sudah senang." Gumamku.

"Ambil saja kalau kau mau. Aku diet." Ucap Dome sambil membuka buku matematikanya.

Aku hanya mengangguk. Tanpa disuruh dua kali kumasukkan semua cokelatnya ke loker mejaku. Lumayan kan makan cokelat mahal sekali-kali.

"Kenapa kau betah jomblo di saat banyak yang terang-terangan begini padamu sih Dome?" Tanyaku sambil menciumi satu persatu rangkaian bunga yang di dapat Dome. Ada mawar putih, tulip merah, chrysant, baby breath, sampai edelweiss. Yang terakhir pasti dari Dzawin, kakak kelas kocak yang punya hobby mendaki gunung alias muncak.

Dome menoleh padaku, menepikan sejenak buku matematika yang dipelajarinya. "Terang-terangan bagaimana? Mereka kan cuma memberiku surat, cokelat ataupun bunga. Kadang juga ada boneka."

Aku mendengus. Dasar, temanku satu ini memang pekanya kelewatan sampai tak terlihat.

"Lalu isi suratnya? Kau baca kan apa yang mereka tulis untukmu?"

Dia menggeleng. Sok imut. "Malas bacanya satu-satu."

Tuh kan. Pelajaran saja dibaca giliran surat cinta malah diabaikan. Di saat banyak hati jomblo di luar sana yang bahkan tak pernah merasakan bagaimana senangnya mendapat surat cinta dari gebetan. Termasuk aku.

"Lalu surat-suratnya kau kemanakan?"

"Kubuang ke tempat sampah lah!!"

"Dih, malah ngegas."

Obrolan kami terputus saat guru matematika yang mengisi pelajaran pertama pagi ini memasuki kelas. Dengan segera kami bereskan meja kami dari barang-barang penggemar Dome yang seabrek banyaknya.

Dome, sahabat sekaligus chairmate-ku sejak kelas X ini memang terkenal di kalangan para seme sekolah. Ya, seme karena sekolah kami sekolah khusus pria. Kepopulerannya disebabkan karena kakaknya adalah alumni dan mantan ketua OSIS di sekolah kami. Selain itu wajah manis dan dimple menawannya juga menambah daya tarik tersendiri. Apalagi setelah dia tampil menyanyikan lagu 'Perfect' milik Ed Sheeran di pensi tahun lalu makin melonjaklah jumlah penggemarnya.

Setiap hari akan ada saja yang memberinya hadiah atau sekedar surat di almari lokernya, entah itu seangkatan, kakak kelas bahkan sampai adik kelas. Yah, meski surat atau kartu ucapan yang menyertainya tak pernah dibaca si dimple ini.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang