Untitled (OffGun)

2.1K 172 40
                                    

manzilaHasan, this your OffGun saii. Maaf lama, and hope u like it 🙏



Gun Pov

Malam minggu, dan yang kulakukan hanya menikmati setiap tetesan hujan yang jatuh dari langit lewat jendela apartment yang kusingkap gordennya. Entah kemana orang yang harusnya ada menemaniku.

Padahal biasanya 'dia' akan mondar-mandir datang ke apartmentku seolah ini adalah miliknya sendiri. Ya walaupun memang sebenarnya ini miliknya sih. Toh uangnya juga yang digunakan untuk membeli apartment ini. Tapi yang dipakai dalam surat kan tetap namaku.

Gerimis yang tak terlalu deras, didukung tingginya lantai apartmentku menghalangi aroma petrichor lembut yang kunantikan tak tercium hidung.

Cklek..

Suara kunci di putar di daun pintu disusul suara langkah sepatu beradu lantai marmer menarik atensiku untuk menoleh.

"Aku pulang, baby." Sapa 'dia' yang baru datang.

Pria jangkung dengan senyum konyolnya itu mendekat ke arahku yang masih berdiri mematung di dekat jendela. Kuhiraukan saja keberadaannya. Kembali menatap gerimis berselimut gelap.

"I miss you so bad, babe." Dia memelukku dari belakang. Menenggelamkan wajah lelahnya di ceruk leherku.

Aku masih malas merespon.

Kurasakan kepalanya di leherku mendongak. Menggesekkan hidungnya di area bawah telingaku.

"Ish, apa sih. Lepas." Ujarku.

Dia tak berhenti juga. "Baby, what's wrong with you?"

"Nothing."

Dengan sedikit memaksa kulepas pelukannya. Aku melenggang pergi duduk di sofa depan televisi.

Sepertinya dia tak jera jua. Malah mengikuti duduk di sampingku. Kembali memeluk lenganku seperti bocah yang minta dimanja ibunya.

"Baby.. kau kenapa sih?" Rengeknya.

"Ck. Kau dari mana?" Ketusku.

"Shooting tentu saja. Lelah sekali aku seharian."

"Oh iya harusnya aku ingat. Sepanjang tahun ini kan jadwalmu padat untuk shooting dengan gadis-gadis itu."

Pelukannya mengerat turun ke pinggangku. "Baby, jangan bilang kau cemburu?"

"Mimpi saja. Sana mandi badanmu bau."

Dengan bodohnya dia mengendus aroma tubuhnya sendiri.

"Tidak kok." Elaknya.

"Kau bau. Bau parfum para gadis itu."

Dia malah tertawa mendengar kalimat sindiranku. Dasar manusia tak peka.



....



Author Pov

Off masih asyik mengendusi leher Gun tak mempedulikan ekspresi jengah sang submasif yang semakin risih dibuatnya. Pria bermata sipit itu benar-benar tampak berbeda dengan image-nya di depan kamera sekarang.

Jika yang tampak di kamera adalah Off yang super cool dan Gun yang super clingy, tapi pada kenyataannya yang ada di belakang kamera adalah Off yang suka merengek seperti bocah dan Gun yang cuek.

"Jangan cemburu, mereka hanya patner di series saja." Ujar Off lembut.

"Aku juga hanya patner di series kan?" Sanggah Gun.

"Bukan hanya di series. Reality show juga."

"Sialan."

Satu pukulan dari Gun berhasil ditangkis Off bonus kekehan lebar melihat kilat amarah mulai muncul di mata yang lebih muda. Menggoda Gun memang sesuatu yang menyenangkan menurut Off.

"Iya, iya. Kalau kau kan patner hidup juga. Patner mengukir masa depan." Hanya digombali begitu saja warna merah sudah merambat ke telinga Gun. Meski ekspresinya masih dibuat tak peduli.

"Masa bodoh."

"Aku merindukanmu, baby. Rasanya aneh shooting seharian tapi bukan denganmu." Adu Off.

"Tapi aku tidak."

Dengan kurang ajarnya tangan Off sudah menjalar menelusuri lekuk ramping perut Gun di dalam kaos. Endusannya di leher Gun juga sudah makin intens diselingi hisapan ringan. Tak sampai meninggalkan bekas.

"Eghhh.. lepassh Papii."

Off menyeringai jahil. "Kau tidak rindu padaku, tapi rindu sentuhanku ternyata."

"Ish apa sih. Mandi sana !" Lagi-lagi Gun mengelak.

Gun sempat berniat kabur ke kamar sebelum tangan panjang Off menahannya dalam kungkungan. "Mau kemana, baby?"

"Tidur. Aku mengantuk."

"Masih terlalu sore. Bagaimana kalau kita main dulu?" Tangan Off mulai bekerja manaikkan kaos Gun tapi lagi-lagi ditahan si pria kecil.

"Jangan mulai, Papii!! Sprei bekas kegiatan tadi pagi saja belum kering di jemuran."

"Ya kita di sini saja, bagaimana?"

"Tidak. Aku malas meloundry karpet dan sofa."

Off langsung putar otak. "Di kamar mandi sekalian, bisa kan?"

"Papii !!!"

"Apa baby?"

"Dasar mesum."

"Hanya padamu."

"Bohong."

"Sumpah, sayang. Berani tambah kaya aku kalau bohong padamu."

"Gila."

Tapi sang Papii belum juga menyerah. Tangannya masih setia mendekap Gun dalam pelukan hangat dari belakang. Bahkan sekarang dia mengangkat yang lebih muda ke pangkuannya.

"Satu sesi saja ya.." pinta Off dengan puppy eyes andalan.

"Tapi bagian belakangku masih sakit, Papii." Sepertinya sang dibujuk mulai terhasut.

"Aku akan main lembut. Sangaaaat lembut. Ya.. Ya.."

Gun mulai berpikir gelisah. Dia juga ingin sih, tapi lubangnya masih terasa sakit bekas gesekan tadi pagi.

"Gucci baru?" Tawar Off.

Gun menggeleng. "Tidak mau."

"Cartier?"

"Bisa jadi bahan gossip lagi nanti."

"Hermes?"

"Kan minggu lalu sudah beli Hermes baru."

Off menghela nafas lelah. Lelah berfikir lebih tepatnya. Selera Gun memang tak main-main.

"LV?" Tawarn Off untuk kesekian kalinya.

"Hanya LV?" Malah ditanya balik. Dengan nada remeh pula.

"LV dan Rolex baru. Bagaimana?"

"Fix. Aku setuju."

Off tersenyum menang. Meski dia harus merelakan honornya beberapa episode untuk memenuhi keinginan Gun setelah ini.

"Ayo kalau begitu." Ajak Gun.

"Kemana?"

"Kamar mandi lah. Tadi kan kau bilang di kamar mandi biar tak repot membersihkan."

"Ok deh." Off menurut saja. Mungkin melakukannya di bawah guyuran shower akan terasa lebih nikmat.

Sebelum membuka pintu kamar mandi Gun menoleh, menatap Off yang mengikutinya dari belakang seperti anak ayam. "Quick sex saja ya, Papii."

"Tapi, babe.."

"Iya atau tidak sama sekali."

"Iyaaaa.."

Astagaa.. LV dan Rolex-ku hanya diganti quick sex satu sesi. Di kamar mandi pula.. -batin Off nelangsa









End







Maaf kalau hasilnya kurang memuaskan 🙏🙏 yang requet selama aku bisa (ngefeel couple dan paham alur) pasti dibuatin kok. Yah, meski hasilnya jauh dari bagus 😂😂

Vote sama komen, bisa mereun... 😊

Sorry for typo and thankyou 😉😉

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang