Sky Fall (PavelDome)

1.9K 172 117
                                    

Author Pov

Senyum lebar menghias wajah rupawan remaja laki-laki berseragam olahraga siang itu. Jaket merahnya menutup sampai kepala. Dengan peluh masih setia mengucur membalut tubuh, raganya berlari menuju seseorang yang tengah menunggu di depan stadion olahraga tempatnya kini.

 Dengan peluh masih setia mengucur membalut tubuh, raganya berlari menuju seseorang yang tengah menunggu di depan stadion olahraga tempatnya kini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sky, mau kemana?" Seorang anak perempuan seumurannya mencegah. Membuatnya menoleh.

"Pulang. Sudah ditunggu." Jawabnya disertai senyum seadanya.

Si gadis ikut tersenyum. Mengangguk penuh rona. "Selamat ya atas kemenanganmu. Kami bangga padamu."

"Terimakasih. Dukungan kalian juga membantu." Mata serupa milik sang mama memandang bangga medali emas yang melingkar leher jenjangnga. Menggenggamnya erat, seolah masih belum percaya raihannya sendiri.

"Kalau begitu, aku pergi. Seseorang sudah menungguku." Pamit remaja lelaki berusia dua belas tahun itu.

Sang gadis tersenyum. Memandang punggung Sky yang makin jauh meninggalkan area stadion tempat pertandingan dilaksanakan.

....

Senyuman secerah mentari itu makin lebar saja seiring makin dekatnya langkah dengan seseorang yang tengah menunggunya. Kaki lelahnya diajak berpacu semakin cepat tak mau menunggu lama.

Di depan sana, seorang pria di akhir usia 30an menunggunya di depan Range Rover hitam kesayangannya. Jas kantor yang biasa membalut tubuh, berganti kemeja hitam polos yang melekat pas di badan atletisnya.

"Maaf lama.." Sky mendekat dengan nafas terengah seusai berlari.

Si pria tersenyum. Melepas kaca mata hitam yang sedari tadi dikenakannya. "Kenapa berlari begitu, boy?"

Setelah nafasnya berangsur normal, Sky menunjukkan medali yang diraihnya pada sang ayah. "Papa, look at this. I get it." Ada cengiran bangga di wajahnya.

Pavel, papanya mengusak bahagia rambut terbalut tudung jaket anak sulungnya. "Sudah papa bilang kan, kau pasti bisa."

Sky mengangguk. "And I'll show it to mama."

"He will proud of you, boy."

"Jadi, boleh aku tunjukkan pada mama sekarang?"

"Tentu saja."

Pavel membuka kunci mobilnya. Membiarkan si anak masuk terlebih dahulu mengisi kursi kosong di samping kemudi.

Blag..

Pintu ditutup setelah Pavel masuk.

"Jemput Cloud dulu?" Tanya Sky saat papanya mulai menyalakan mobil.

"Cloud bilang ada club music sampai sore. Bilangnya mau pulang sendiri saja." Jelas Pavel.

"Jadi hanya kita berdua?" Pavel menunjuk dirinya dan papanya bergantian.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang