Untitled (Peraya)

2.6K 216 96
                                    

Turn on the multimedia, please !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turn on the multimedia, please !!


Krist Pov

Malam sudah merambat pagi namun mataku tak jua mau terpejam. Berbaring di ranjang sendirian dengan berbalut udara dingin kota Bangkok yang beberapa hari kemarin kutinggalkan demi pekerjaan 'kami' di Jepang.

Dia, terus berulah memecah pikiranku. Dia, lelaki sempurna yang tak mau berhenti bermain dengan kehidupanku. Dia, yang membuat malamku terasa sangat panjang karena terus memikirkannya.

Flasback

"Sudah kubilang dari awal kan, jaga sikapmu saat di depan kamera, Krist !!" Aku hanya mampu menunduk mendengar tegurannya.

"Mm..maaf Phi, tapi.. kukira waktu itu sudah off camera." Cicitku takut.

Pria di depanku ini, yang dianggap malaikat tanpa sayap oleh para penggemar kami tak ubahnya pria emosional dengan tempramen tinggi bila di hadapanku seorang.

"Arghh !! Kalau sudah begini kita harus bagaimana?? Foto dan video yang beredar merekam jelas jika kau mencium leherku. Kalau mereka curiga bagaimana??" Suaranya makin meninggi tepat di depan wajahku. Membuat nyaliku makin menciut menatap sorot penuh kemarahannya.

"Phi Sing, maafkan aku. Aku.. aku janji akan memperhatikan sikapku lagi saat di depan kamera."

"Ck. Sudahlah. Aku lelah." Satu kalimat terakhirnya menutup pertengkaran kami malam itu. Dia pergi bahkan tanpa menengok aku yang menangis tanpa suara di belakangnya.

Flashback end

Bahkan sebelum pertengkaran malam itu saja, hubungan kami sudah sedikit merenggang karena kesibukannya. Ditambah kejadian ciuman yang tak sengaja terekam itu. Phi Sing seolah menciptakan jarak denganku. Memajang senyum kepura-puraan di depan kamera yang merekam kami dalam satu frame.

Harusnya dari awal aku sadar, mencintainya terlalu berat untukku.

....

Tok tok tok

Belum juga sempat menggapai lelap, suara ketukan pintu apartment memaksa mataku terbuka.

Tok tok tok

"Iya, sebentar.." teriakku agar yang di depan pintu dengar.

Lagi pula siapa yang bertamu di saat dini hari begini?

Tok tok tok

Cklek..

Itu dia. Lelaki sempurna yang sedari awal kuceritakan. Berdiri dengan senyum tulus yang beberapa waktu ini amat kurindukan. Rambut acak-acakan dan muka kusut tak mengurangi kadar ketampanannya.

"Krist, apa kabar?" Sapanya.

Bukan menjawab sapaannya yang kulakukan, tapi menutup pintuku secepat kubisa. Aku belum siap bertemu dengannya lagi.

ONESHOT (Random Couple) (bxb)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang