Kit Pov
Matahari sudah hampir tenggelam sempurna ketika kelasku berakhir. Lelah sekali rasanya dari pagi berkutat dengan modul-modul setebal dosanya Mingkwan.
"Aku pulang duluan ya, sudah ditunggu Yo di parkiran." Phana berucap cepat sambil menenteng tasnya keluar kelas. Dasar Bucin.
"Pantas saja dari tadi gelisah ingin cepat pulang." Gumamku menatap punggung lebar Phana.
Kutolehlan kepalaku ke belakang tempat satu temanku lagi duduk. "Dijemput Forth?" Tanyaku pada Beam, temanku.
Beam yang sedang membereskan barangnya mendongak memandangku. "Tidak."
"Bawa mobil?" Tanyaku lagi.
Dia menggeleng. "Aku ikut kau ya?"
Aku menghela nafas. "Kutolakpun kau pasti akan memaksa."
"You know me so well, bro.."
....
Kini aku dan Beam sudah ada di dalam mobilku menuju apartment Beam. Pria berdimple di sampingku ini tadi kusuruh dia yang menyetir mobil saja tapi katanya lelah dan malah menyuruhku. Dasar, sudah menumpang, main suruh-suruh lagi.
"Mobilmu kenapa?" Tanyaku meliriknya sambil terus fokus mengemudi.
"Diservice." Jawabnya cuek sambil tangannya aktif bermain di atas layar handphone-nya. Pasti bertukar pesan dengan si head hazer tengil itu.
"Forth?"
"Pergi kegiatan CSR sejak tadi pagi." Matanya masih belum menatapku.
"Tumben kau tak ikut?" Biasanya dia kan seperti ibu-ibu pejabat yang selalu mendampingi suaminya dalam setiap kunjungan dinas.
"Lalu aku harus meninggalkan kelas profesor Piya? Maaf aku masih mau lulus tepat waktu."
Benar juga sih, kelas wanita tua berkacamata tebal itu memang selalu mencekam. Setiap mahasiswa yang absen di kelasnya meskipun itu hanya sekali pertemuan bisa dipastikan nilai E yang akan didapat di akhir semester. Seperti tak pernah jadi mahasiswa saja. Menyebalkan.
"Forth pergi dengan adik tingkatnya, Beam? Kok Mingkwan tidak ikut ya?" Aku mulai bertanya setelah Beam lepas dari handphone-nya. Kini matanya menatap jalanan dari jendela mobil.
"Tidak. Dia pergi dengan teman angkatannya saja."
"Ohh.."
Aku yang tak tahan dengan keterdiaman kami setelah topik pertama habis mencoba kembali membuka obrolan saat teringat topik yang kuanggap menarik.
"Kemarin aku menyerahkan modul milik Ming yang tertinggal di apartmentku dan melihat Forth banyak dikelilingi para gadis di kantin fakultasnya. Dia sangat populer kurasa. Kau tak cemburu?" Tanyaku lagi. Aku memang sedang sedikit kepo dengan hubungan temanku ini yang sepertinya tak banyak diumbar. Eh, tapi bukan maksudku menjadi komopor ya..
"Tidak. Buat apa?" Tsundere Beam mode on. Yakin dia tak cemburu?
"Kau tak takut suamimu selingkuh?" Aku coba memancingnya.
Beam berbalik menghadapku yang masih menyetir. Sepertinya mulai tertarik dengan topik bahasanku.
"Suamiku? Forth maksudnya?"
"Siapa lagi?" Kuputar bola mataku malas.
"Kalau Forth selingkuh responmu bagaimana?" Sambungku penasaran juga.
Beam terdiam sejenak. "Biasa saja."
Aku mengernyitkan dahi. Biasa saja katanya? Mereka benar-benar pacaran tidak sih?
Beam menjawab seolah dapat mendengar pertanyaanku yang kuucapkan dalam hati. "Kita tak bisa memaksa seseorang untuk terus cinta dan setia pada kita kan?"
Benar juga. Aku masih diam menanti kelanjutan ucapannya.
"Bisa dikira psikopat kalau aku memaksa-maksa dia tetap bersamaku padahal hatinya sudah tidak mau."
"Lalu tidak kau perjuangkan?"
Beam tersenyum tipis. "Tidak. Untuk apa?"
Kok aku kesal ya dengan jawaban temanku ini?
"Toh dia juga sudah dewasa. Bukan anak kecil. Tinggal kutanya sebenarnya maunya apa." Tambahnya santai.
"Hanya begitu? Tak ada pukul-pukulan atau tampar-tamparan?" Suaraku meninggi satu oktaf. Heran saja dengan pemikiran absurd Beam.
Beam mengangguk.
"Kau tak ada niat melabrak pelakornya?" Tanyaku makin tak paham.
"Buat apa? Kalau Forth-nya tak mau juga mereka tak akan selingkuh. Sampai terjadi perselingkuhan berarti Forth juga menginginkannya, kan?"
Lagi-lagi responku hanya mengangguk. Pikiran Beam terlalu realistis sepertinya.
"Pemikiranmu hebat juga, Beam."
Mobil kami berhenti karena lampu merah. Kutengok wajah temanku yang masih sama datarnya. Apa dia sebenarnya tak mencintai Forth?
"Kit, jalan. Sudah hijau." Ucapan Beam menyadarkan lamunanku.
"Eh, iya." Aku kembali melajukan mobil membelah kepadatan jalanan Bangkok di sore hari.
"Aku tidak hebat, Kit." Kata Beam tiba-tiba.
"Ha?" Aku kok bingung.
"Tadi katamu pemikiranku hebat, kan?" Aku mengangguk. "Aku tidak hebat." Jelasnya.
"Kenapa?" Tanyaku meminta alasannya.
"Aku biasa saja. Tidak hebat. Toh selama jadi pacarnya aku sudah memberikan semua yang terbaik. Aku melayaninya ketika dia minta, aku mencoba sebisa mungkin tidak menyusahkannya, aku rela jadi pihak bawah untuknya, jadi objek kemesumannya, mencintai dan menyayanginya sepenuh hati. Lalu kalau dia selingkuh, yang rugi siapa? Dia kan. Aku hanya berpikir begitu." Jelas Beam panjang lebar. Aku seperti sedang ikut kuliah jam tambahan saja diceramahi Beam sebegini panjang.
"Memangnya kau tak akan sakit hati?" Tanyaku kembali melirik Beam. Kalian pikir aku kepo? Salahkan saja rasa ingin tahuku yang terlalu besar.
Beam kembali menengok ke arahku. "Sakit lah. Tapi aku juga punya harga diri. Kalau sudah tak dicintai, ya untuk apa harus memaksa. Lagi pula selingkuh itu tidak ada obatnya. Pasti akan mengulangi lagi nantinya. Entah dengan orang yang sama atau ganti yang lain."
"Benar juga sih.." gumamku tanpa sadar.
"Makanya kita juga harus mandiri, mencintai sewajarnya saja. Bukan obsesi. Kalau pacar kita selingkuh kita tak akan gila." Dia mendo'akan pacarku selingkuh apa menasehatiku sih?
"Mau rebutan pacar ya sah-sah saja menurutku. Tapi juga lihat-lihat keadaan. Kalau dia sekaya Mark Zuckerberg atau setampan Chris Evans sih, wajib dipertahankan." Beam mengakhiri ucapannya dengan kekehan ringan.
Sangat realistis.
"Hehe.." responku seadanya.
Serangkaian pemikiran goblok temanku ini, boleh ditiru tidak sih???
End
Pendek aja. Ini terinspirasi dari tulisan yang ga sengaja kubaca di facebook.
Vote sama comment jangan lupa 🙏🙏
Sorry for typo, and thank you very much 😊😘💞
Follow akunnya juga boleh 😉
Btw ada yg pernah nonton Eclipse (film Korea). Itu BL bukan sih??
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (Random Couple) (bxb)
FanficKumpulan cerita Oneshot dengan berbagai genre dan alur cerita. Cast : Peraya (Singto/Krist) Polca (Tay/New) Pavel/Dome and another couples Warning !!! : boys love no gs mpreg Vote dulu baru read please !!