*
Hidup tidak perlu kesempurnaan, karena kesempurnaan belum pasti menjanjikan kebahagiaan.
*Tara Anastasya syandika, wanita berumur 25 tahun itu masih setia duduk di sofa ruang tamu dengan terus memandangi pintu rumahnya. Terhitung 2 jam ia melakukan itu, mencoba terjaga dari kantuknya. Tak lain ia sedang menunggu Raskal Marion suami tercintanya pulang.
Tara menikah dengan Raskal saat ia berumur 23 tahun, sedangkan Raskal berusian 25 tahun. Mereka adalah sepasang sahabat yang saling jatuh cinta dan berakhir di pernikahan. Raskal bekerja sebagai ceo di perusahaan keluarganya sedangkan Tara lebih memilih menjadi ibu rumah tangga yang mempunyai butik sendiri untuk mengisi waktu luangnya.
Sudah terhitung satu bulan sejak ia di Vonis mandul, keadanya sudah membaik ini juga berkat dukungan dari suaminya. Ia sudah mulai menerima takdirnya dan tidak lagi menyalahkan tuhan. Keseharian Tara banyak ia habiskan di butiknya untuk melupakan sebentar takdir hidupnya. Jujur Tara juga sedikit menghindari pertemuan dengan ibu mertuanya, ia hanya tidak kuat dengan sikap ibu mertuanya yang berubah drastis karena ketidak sempurnaanya itu.
Ceklek
Tara tersenyum melihat pintunya terbuka menampilkan Raskal di hadapanya, suami yang sangat ia rindukan. Ia segera berdiri menghampiri sang suami tercinta.
"Mas udah pulang, mau Tara bikinin Teh atau kopi?" Ujar Tara.
Tara dapat melihat suaminya sangat kelelahan, jas sudah di tangan, lengan kemeja di gulung sampai siku, kancing teratas kemejanya sudah lepas, dasi yang sudah kendor dan rambut yang sedikit acak acakan. Tara menghela nafas melihat keadaan suaminya yang seperti itu.
"Hemm.. Gak deh mas langsung mandi aja. Siapin bajunya ya sayang" ujar Raskal. Menyerahkan tas kerjanya dan jasnya. Tara langsung menerimanya dan sama sama jalan ke kamar.
"Iya mas nanti Tara siapin, udah aku siapin juga air hangatnya. Oh ya mas udah makan malam? Tadi aku udah masakan makanan kesukaan mas"
"Maaf ya sayang mas udah makan malam tadi di kantor sama karywan disana. Mas kan udah bilang gak usah masak kalau mas lembur, nah kamu gimana udah makan belum? Atau jangan jangan nungguin mas lagi"
Tara tersenyum tipis mendengar perkataan suaminya, ya memang benar Tara belum makan malam. Ia ingin makan malam bersama suaminya yang seminggu ini sangat sibuk, berangkat pagi dan pulangnya di atas jam 10 malam. Tapi ia tak ingin membuat suami tercintanya tak enak hati karenanya, "Emm.. Sudah kok mas. Yasudah gak papa, kalau gitu nanti aku masukin kulkas aja makananya." Ujar Tara sambil tersenyum semanis mungkin.
Ada rasa tak enak hati pada istri tercintanya itu, ia kasihan Tara sudah capek capek masak tapi tidak sedikit pun ia makan. Ada rasa bersalah juga membiarkan istrinya makan malam seorang diri selama seminggu ini, tapi memang benar ia akhir akhir ini sangat sibuk karena ibunya melimpahkan semua tugas kantor kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan wanita sempurna
RomanceAku bukanlah wanita sempurna, Aku bagai bunga tanpa sari dan putik. Sesering apapun kumbang datang tidak akan merubah takdir bunga layu ini. Aku bunga bunga layu, bunga yang malu pada kumbang yang setia datang padanya. Aku bunga layu yang malu pada...