Chapter 27

4.1K 175 17
                                    

"Ayah kemalin Alial bawa bunga mawal buat bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayah kemalin Alial bawa bunga mawal buat bunda..." ujar Arial.

"Eliol juga yah, Liol bawa dua, kak Lial cuma satu. Ante luna juga bawa mawal."

"Oh ya, warna apa sayang?"

"Walna melah yah.. " jawab Arial dan Eriol kompak.

Adam tersenyum, "Wah pasti bunda suka deh, bunda kan suka mawar merah. Apalagi dari Arial dan Eriol.. Makasih ya boys udah sayang sama bunda." tulus Adam.

"Ama-ama yah,.." jawab Eriol.

"Yah Lial mau celing-celing main sama bunda, ayak malin.." ujar Arial.

"Liol mau juga yah... Liol nanti bawain mawal lagi."

Adam tersenyum miris, pasalnya dalam seminggu kemarin memang ia khususkan untuk Arial dan Eriol full time dengan bundanya. Tapi untuk minggu ini adalah pembuatan keputusan atas pelepasan alat penunjang kehidupan. Sungguh berat bagi Adam, tapi ia tidak boleh egois. Ia akan menunggu sebentar lagi hingga harapannya benar-benar tidak terlihat.

"Oke habis dari sini kita main ke tempat bunda lagi ya.. " ujar Adam tersenyum simpul.

"Yeee.. Maacih ayah." ujar si kembar kompak.

Arial dan Eriol seperi biasa menghabiskan hari minggu bersama Adam di pantai. Lebih tepatnya bukan bertiga tapi Adam kali ini membawa babysiter dua putrannya.

Adam mengandeng Arial di sebelah kiri dan Eriol di sebelah kanannya. Mereka bertiga menyusuri pantai dengan bertelanjang kaki merasakan sentuhan pasir di kaki mereka. Sesekali mereka bermain ombak yang menghampiri mereka. Terlintas senyum geli di bibir Adam karena kedua putranya kegelian menginjak pasir dan kadang Adam terkekeh karena Eriol kesal pada ombak yang membasahi ujung celanannya.

"Ayah celana Liol bacah.." ujar Eriol dengan wajah cemberut membuat pipi gembulnya terlihat sangat menggemaskan.

"Liol manja banget ya Yah, kaya anak pelempuan. " ledek Arial.

"Ih kak Lial jahat. Liol kan laki-laki"

Adam terkiki geli, tangannya melepas genggaman Arial lalu menunduk melipat celana Eriol hingga pas dibawah lutut kecil putranya. "Dah selesai.." ujarnya mencubit pipi gembul Eriol.

"Yee.. Makacih ayah."

"Sama-sama jagoan.. "

"Astagfirullahalazim.." kagetnya.

Adam menoleh untuk menggapai tangan Arial, sungguh bukan main terkejutnya ia tak melihat sosok Arial. Padahal tidak ada 10 detik ia melepaskan genggaman Arial. Tangan Adam menggengam erat Eriol, ia tak ingin Eriol hilang seperti Arial.

"Arial.. " teriak Adam, matanya mengedar ke segala penjuru.

"Ayah kak Lial kemana?" tanya Eriol bingung.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang