Chapter 7

2.7K 88 2
                                    

*******Aku akan menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemanimu ketika tak ada yang mau bersamamu, dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******
Aku akan menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemanimu ketika tak ada yang mau bersamamu, dan menghapus setiap tetesan air mata yang kau jatuhkan. Karena aku ada untuk menjadi bagian dari sejarah dan masa depan hidupmu.
*******


Autor pov

"Ra kamu gak ada niat memperbesar toko Roti kamu apa?"

"Ada niat kok, cuman lagi ngumpulin budgetnya. Rencananya aku mau tambah jual kue kue tradisional sama gorengan. Kayak lemper, Risol, lapis, onde-onde, Apem, dadar gulung, tahu susur, bakwan, tempe goreng dan semacamnya. Kan aku jualnya baru cuman jenis Roti panggang biasa, donat, bolu gulung, brownis. Aku rencananya mau terima pesanan kue tar.. " ujar Tara mengungkapkan ide idenya.

"Bagus juga ide mu Ra, nih aku tambahin.. Aku saranin kamu sediain tuh kursi buat para pengunjung kali aja ada yang makan di sini, nah sediain juga minuman kayak jus, hot coklat, teh, kopi atau coca cola di lemari pendingin."

"Iya tapi nunggu ada budgetnya Nay.. Kalau tambah produksi juga harus tambah pegawai."

"Emang belum ada keuntungan bulan ini?"

"Ada, malah untung besar. Tapi masih belum memenuhi target."

"Huh gini aja deh balik aja kebutik, nah toko roti di pindah tangan sama orang lain aja."

"No..! "

"Hahaha.. Oh iya dua apartemen mu di jual aja, dari pada gak kepakai."

Tara memang membeli dua apartemen, apartemen pertama dibelikan oleh orang tua Rama sebagai hadiah kelulusan sma nya karena mendapat beasiswa ke universitas indonesia. Sedangkan satu apartemennya ia beli dengan jerih payahnya saat kuliah, dulu ia tidak enak menerima hadiah begitu mahal jadi ia memutuskan kerja paruh waktu dan memanfaatkan kepintarannya untuk menghasilkan uang. Selama dua tahun barulah terkumpul uang untuk membeli apartemen, tentu saja harganya murah tidak sebanding dengan apartemen yang dibelikan orang tua Rama. Tetapi saat di kembalikan malah dikembalikan lagi padanya.

"Hem bener juga, aku mau jual yang murah aja deh, selain jauh juga karena apartemen satunya pemberian dari orang tua mas Rama, aku gak enak hati kalau di jual."

"Iya terserah kamu aja.."

"Emmm Nay.. Kemarin mas Rama sama mbak Kinar nawarin progam bayi tabung."

"Hah serius... Terus gimana kamu mau? Memang masih ada kemungkinan?" tanya Naya dengan berbinar.

"Kemungkinan berhasil sangat kecil, tapi apa salahnya mencoba. Mas Raskal juga setuju tapi masih menunggu pertimbangan pendapat orang tua mas Raskal."

"Hah apa apaan, kenapa harus begitu. Kalau kalian setuju tinggal cap cus dong, uang uang kalian kan, bukan uang orang tua suami kamu. Lagian Raskal sangat mampu kalau cuman ngeluarin uang ratusan juta bahkan miliaran itu enteng buat dia."

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang