Flashback on
Autor pov on
Seorang gadis mungil dengan nafas terengah-engah berlarian dengan menggunakan seragam putih abu-abu nya, untung saja dibalik rok pendek di atas lututnya ia menggunakan celana olahraga panjang. Gadis berambut pendek seleher itu terus berlari dengan tangannya erat membawa buku. Tidak lain, gadis itu adalah Tara.
Saat sampai di lorong kelas, ia di kagetkan dengan pria dengan kaus hitam dan celana panjang abu-abunya keluar dari kelasnya tiba-tiba.
Bruuk
Bught
"Adauw... Asssshh pantat ku." rintih gadis itu memegangi pantatnya. Gadis itu terjatuh hingga terjengkah, pantatnya yang mencium lantai sekolah dan bukunya berhamburan. Sedangkan sang pria yang di ketahui adalah kakak kelasnya hanya bergeser sedikit dari posisinya setelah di tubruk tubuh mungilnya.
Gadis itu mendogak, tampak dimatanya memancarkan aura kagum pada sang kakak kelas yang hanya menatapnya dengan dahi berkerut. Bagaimana tidak kagum walaupun ia baru kelas sepuluh ia sangat tahu kakak kelasnya ini termasuk most wanted di sekolahnya. Salah satu pria populer yang terkenal sangat dingin di sekolahnya. Sayangnya Tara tak tahu namannya.
Sedangkan pria yang di tabraknya mengerenyit karena menurut nya gaya pakaian wanita di hadapannya sungguh aneh.
"Tolongin dong kak, kok diem aja." ujarnya polos.
Namun pria itu hanya menaikan satu alisnya, "Kenapa saya harus menolong mu..." ujarnya dingin.
Tara tertegun, 'Ganteng ganteng tapi nyebelin, auranya dingin banget ni kakak kelas.' batinya.
Tara merapikan bukunya lalu menatap kakak kelasnya itu. "Yaudah kalau gak mau bantu." dumelnya sembari berjalan.
Tapi baru satu langkah kerah bajunya ditarik kebelakang oleh kakak kelas nya itu. "E-eh apaan sih kak." Otomatis ia mundur kebelakang.
"Minta maaf. Kamu nabrak saya tadi."
"Huuuh iya iya. Yaudah aku minta maaf. Udahkan yaudah aku duluan kak." ujarnya lalu melenggang pergi. Kakak kelasnya itu hanya menggeleng heran dengan tingkah Tara.
...........................
Disinilah Tara sekarang, di kantin bersama temannya tentu saja Naya teman sekelasnya.
"Duduk dimana?" tanya Tara. Ia bingung karena kantin terlihat penuh.
"Cari deh tempat duduk, aku ada panggilan alam. Pesenin bakso ya Ra. Aku ke toilet dulu, bye.. " ujar Naya lalu segera berlari menuju toilet di dekat kantin.
Tara berdecak sebal karena di tinggalkan. Dengan santai ia memesan bakso. Setelah pesanannya siap, ia membawa dua mangkok bakso di tangannya sembari matanya mencari celah bangku kosong. Sampai matanya terkunci pada dua pria yang duduk di kursi panjang kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan wanita sempurna
RomanceAku bukanlah wanita sempurna, Aku bagai bunga tanpa sari dan putik. Sesering apapun kumbang datang tidak akan merubah takdir bunga layu ini. Aku bunga bunga layu, bunga yang malu pada kumbang yang setia datang padanya. Aku bunga layu yang malu pada...