Chapter 15

3.7K 113 13
                                    

***************"Setia itu ketika kamu temukan seseorang yang lebih baik, namun tetap memilih bersama dia yang telah kamu janjikan untuk bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***************
"Setia itu ketika kamu temukan seseorang yang lebih baik, namun tetap memilih bersama dia yang telah kamu janjikan untuk bersamanya."
***************


Flashback on

Raskal Pov On

Tok tok

"Masuk.. "

Ternyata Ani yang mengetuk pintu, ia masuk tidak sendiri bersama seorang wanita, wanita berjilbab biru polos. Ia terlihat menenteng bekal ditangan kananya, di belakang Ani ia memandangku dengan senyum di bibirnya.

Aku mengerenyit, siapa dia? Wajahnya tidak asing untuk ku. Apa sebelumnya aku pernah bertemu dengannya. Tatapan ku membuat wanita berhijab itu menunduk dan ada rona merah di kedua pipinya, ada apa dengannya? Kenapa ia terlihat tersipu dan salah tingkah di depan ku.

Ku alihkan lagi pandangan ku pada sekertaris ku, Ani. Ani terlihat sedang menatap wanita berjilbab itu dengan pandangan tak suka. "Ekhemm Ani?"

Deheman ku mengalihkan pandangan Ani pada ku lagi, "Maaf pak, ini ada yang mau bertemu. Tadi mbak ini datang bersama buk Rasih, tapi buk Rasih tiba-tiba ada urusan jadi beliau menyuruh saya mengantar mbak ini."

Mama? Dengan wanita ini?, siapa dia kenapa ia datang dengan mama. Ku pandang wanita itu lagi, ia masih menunduk. "Oh baik, kamu bisa keluar. Oh ya Ani buatkan teh buat mbak ini ya.."

Ku lihat Ani enggan mengangguk, wajah nya sangat nampak sinis pada wanita itu. Apa Ani dan wanita itu ada masalah?. Saat Ani ingin mengeluarkan suaranya sayangnya wanita itu lebih dulu bersuara.

"Tidak usah mas, saya sedang puasa." ujarnya dengan senyum tipis di bibirnya.

Ani kembali menatapnya sinis, "Yasudah pak saya keluar." ujarnya tersenyum ramah pada ku. Aku pun hanya mengangguk pada Ani, segera Ani keluar dari ruangan ku.

Aku pun berdiri mendekati wanita itu, "Mari mbak, silakan duduk.." ajak ku padanya. Kami pun duduk bersebrangan di sofa ruangan ku.

Ia terlihat sedikit gugup saat berhadapan langsung dengan ku, dengan tangannya masih mencengkram erat kotak bekal di tanganya. Aku semakin mengerenyit heran dengan wanita berjilbab ini, "Maaf nama mbak siapa dan ada apa ya sampai datang ke kantor saya?"

Dengan gugup ia mulai berani menatap ku, "Emm... Saya Karina mas, panggil saja Karin. Saya kesini tadi di ajak mama Rasih untuk mengantar bekal makan siang mas." ujarnya sambil meletakan kotak bekal itu di atas meja.

Mama? Kenapa dia memanggil mama ku dengan sebutan mama?, "Oh begitu ya, terimakasih. Sebenarnya ini tak perlu, walaupun istri saya sedang di singapur tapi ia selalu menyuruh orang rumah untuk mengantarkan bekal makan siang. Tapi karena telah merepotkan mbak Karina jadi biar saya makan nanti."

Ku lihat wajahnya terlihat sedih, tapi seketika berubah saat ku berkata akan memakan bekalnya. "Terimakasih mas Raskal, panggil saya Karina saja. Umur saya baru 24 tahun."

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang