chapter 17

3.5K 159 10
                                    

*****************"Hubungan sama halnya seperti kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****************
"Hubungan sama halnya seperti kaca. Terkadang lebih baik membiarkannya pecah dibanding membuatmu terluka hanya untuk menyatukannya kembali. Ingatlah yang hanya retak saja tak akan pernah sama apalagi yang sudah hancur berkeping-keping."

*****************


Karina Pov On

"Mas.. Makan yuk.." ajak ku pada mas Raskal yang masih saja duduk di meja kerjanya.

"Tidak, aku tidak lapar."

Huh sabar Karin, "Mas, besok aku mau kontrol kandungan. Mas ikut ya, anterin aku."

"Sama mama saja, aku akan menemui Ara."

Selalu seperti ini, setiap aku minta pasti jawabanya mbak Tara lagi. Sungguh aku sudah tidak kuat dengan perlakuannya yang sangat dingin, aku ingin mas Raskal menghangat lagi pada ku.

"Mas aku mohon, cuma sebentar kok. Setelah itu-"

"Diam karina, keluar sekarang."

Astagfirullah mas.. Tega sekali kamu pada ku. Padahal ini demi anak kamu.

Ya Allah, gimana ini sudah dua minggu suami ku seperti ini. Selalu pulang malam, Jarang tidur, makan hanya satu kali dalam sehari bahkan lebih sering hanya minum air putih, jarang mandi, bahkan mas Raskal jarang pergi ke kantor, Kerjaanya hanya bolak-balik kerumah mbak Tara. Perlakuanya juga semakin dingin pada ku.

Keadaan mas Raskal sangat-sangat berantakan, rambutnya sangat acak-acakan, ada lingkaran hitam pada matanya, Auranya sudah seperti orang putus asa. Mas Raskal sama sekali tidak punya semangat hidup, ia seperti kehilangan pegangan hidup. Sebegini besar kah dampak mbak Tara dikehidupan mas Raskal?, ya Allah aku tidak tega melihat suami ku seperti ini. Ini semua karena mbak Tara mas Raskal jadi seperti ini.

Selama dua minggu mbak Tara tidak mau menemui mas Raskal, apa mbak Tara tidak kasihan melihat keadaanya sangat berantakan. Bukan kah dia mencintai mas Raskal, sungguh aku meragukan perasaannya. Kenapa dia semarah ini, padahal dia masih memiliki cinta mas Raskal, apa salahnya menerima aku jadi madunya bahkan aku tidak memonopoli mas Raskal.

Aku tidak bisa berdiam diri seperti ini, aku harus menemui mbak Tara. Aku harus membujuknya agar menemui mas Raskal dan memintanya tetep menjadi istri mas Raskal. Apa jadinya kalau mbak Tara meminta cerai, aku tidak sanggup melihat keadaan mas Raskal lebih parah dari ini.

Ku langkah kan kaki ku keluar, aku harus meminta nomor hp mbak Tara pada mama. Ku lihat mama sedang berbicara pada Sani di ruang keluarga.

"Ma.. " panggil ku.

Mama dan Sani menoleh pada ku, "Kenapa Karin..?" jawab mama.

Tunggu, ini pilihan salah. Tidak mungkin mama membolehkan ku bertemu dengan mbak Tara.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang