Chapter 22

4K 173 27
                                    

"Akan ada saatnya seseorang yang akan selalu mendampingimu dan bersedia memperjuangkanmu, yaitu aku “•••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akan ada saatnya seseorang yang akan selalu mendampingimu dan bersedia memperjuangkanmu, yaitu aku “
•••••••••••••••••••••••••


Tara Pov On

"Sya kamu ngompol?"

Mendengar pertanyaan mas Adam sungguh membuat ku geli. Pria dihadapan ku ini sungguh sangat polos. Aku terkekeh melihat kepolosanya sembari meringis menahan sakit pada perut ku. Sangat terasa dua malaikat kecil ku menendang nendang teramat keras, mereka sudah sangat ingin keluar rupanya.

"Mas itu air ketuban ku." Lirih ku mencoba menahan sakit.

"Air ketuban?" tanyanya bingung, berulangkali ia mengerjabkan matanya melihat air ketubanku di lantai.

Aku sudah di ajarkan untuk tenang jika saat ini tiba, jadi sekarang aku tidak terlalu gugup. Aku malah bahagia, sebentar lagi aku akan bertemu dua buah hati ku.

Berbeda dengan mas Adam, setelah mencerna ucapan ku. Ia benar-benar sangat terkejut, matanya membulat sempurna menatap ku dengan tatapan panik, seketika Ia menggenggam tangan ku teramat erat, hati ku berdesir hangat setiap menerima sentuhanya.

"Ya Tuhan bagaimana ini? Kamu mau melahirkan Sya" ujarnya panik, wajahnya sangat terlihat khawatir. Ia menengok kanan kiri berulang kali seperti mencari orang, ia melepaskan satu genggaman tangannya lalu reflek menyangga perut besar ku.

Ya Tuhan, kenapa dia sangat menggemaskan. Perut ku tidak akan jatuh mas..

"Dokter mas, jangan panik. Asssshhh.. " Lirih ku menahan perut ku yang bertambah sakit sembari menatapnya dengan senyum tipis. Pria dingin ini ternyata bisa semenggemaskan ini.

"Ah iya dokter." lirihnya. Dan selanjutnya, mas Adam berteriak teramat sangat keras, membuat ku terkejut sekaligus heran dengan tindakanya.

"Dokter! Suster! Tolong, calon istriku mau melahirkan" teriaknya memekikan gendang telinga ku. Mendengarkan ia menyebut ku calon istrinya entah kenapa ada yang salah dengan jantung ku.

"Mas, Auuuhh hah.. hah.. hah.." Lirih ku menahan sakit mencoba mengatur nafas ku guna menetralisir rasa sakit pada perut ku yang semakin bertambah. Perut dan pinggang ku mulai terasa kram.

"Ya Allah bagaimana ini, aku lupa disini kedap suara. Tahan Sebentar Sya..., ya ampun kamu pucat sekali sya." ujar mas Adam panik, bisa ku rasakan tangannya berkeringat, ia seperti akan berdiri untuk mencari bantuan tapi bisa kurasakan mas Adam sangat berat hati melepaskan genggamannya meninggalkan ku walau hanya sebentar.

"Masya Allah sakitnya, Asshhh.. Huh huh.. Mas Adam sakit sekali Arrrfggggh perut ku kram."

"Allahuakbar kenapa aku jadi buntu begini, harusnya aku ikut latihan bersama Rio."

Kalau saja rasa sakit di perut ku ini tidak bertambah, maka sekarang aku pastikan tertawa karena ucapan mas Adam. Aku paham maksudnya, mas Rio pernah cerita mengajak mas Adam untuk latihan menghadapi istri melahirkan. Maklum mbak Ranti hamil dua bulan.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang