Chapter 8

2.4K 83 0
                                    

********Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar tapi cuma sesekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

********
Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar tapi cuma sesekali

********

Autor Pov on

"Sani...., datang sama siapa. Mama ya?" tanya Tara

Sani tidak menjawab pertanyaan dari kakak iparnya, ia malah asik memainkan ponselnya, membalas chat teman temannya dan bermain medsos lainnya. Ia hanya melirik sebentar, melihat kakak iparnya yang baru pulang.

Tiba tiba langkah kaki terdengar dari arah dapur, ternyata mama mertuanya. Rasih sumringah menatap brownis yang ia temukan di dalam kulkas, ia terkejut dengan rasanya yang sangat enak saat tadi mencoleknya sedikit. Dengan langkah santai mengabaikan menantunya ia berjalan menuju ruang tv, ia ingin menikmati hari sorenya bersama roti super enak dihadapanya di dampingi acara tv.

Tara menghembuskan nafas sesaknya karena mendapat perlakuan seperti itu. Karena sudah lelah pulang dari toko rotinya ia segera melangkah menuju dapur, mungkin air dingin bisa membuat lelahnya meredam. Dengan santai ia membuka kulkasnya mengambil botol air dingin tapi seketika matanya membulat terasa akan keluar. Bagaimana tidak? Keadaan kulkas berantakan benda benda saling bertukar tempat, dan parahnya brownis dan bolu gulung yang ia bawa dari Toko sudah tinggal remahanya. Sebenarnya tidak masalah jika kuenya habis, ia malah senang mama dan adik iparnya menyukai kue buatanya, tapi masalahnya ada beberapa remahan kue brownis sangat banyak terhambur di bawah kulkas. Demi apapun ia sangat capek hari ini.

"Huuhffhh..." ia menghembuskan nafas lelahnya.

Dengan sabar dan telaten ia menata kembali isi kulkasnya seperti semula, setelah selesai ia menuju pojok dapur mengambil sapu untuk membersihkan remahan remahan kue yang berserakan di bawah kulkasnya. Baru saja ia membuang remahan roti, matanya kembali membulat selebar lebarnya, ia terkejut dengan pemandangan di depannya. Rak berisi semua snacks nya termasuk candy jeli kesukaanya terlihat kosong  dengan pintu raknya ternganga lebar, tidak hanya itu meja makan di penuhi 8 botol coca cola kosong dan bungkus bungkus snack nya yang sudah kosong di tambah ada coca cola tumpah di bawah meja makannya, matanya semakin melotot mendapati washtafel di penuhi dengan perkakas makan yang menggunung.

"Astagfirullah..." Dalam hati ia menguatkan dirinya.

Sudah dapat di pastikan adik iparnya habis menggunakan rumahnya untuk berkumpul dengan teman temannya. Tapi kenapa harus disini? Kenapa tidak dirumahnya sendiri ataupun di tempat lain?. Batinya terus bertanya tanya.

Dengan langkah lumayan cepat ia naik ke lantai dua masuk dalam kamarnya, tanpa babibu ia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian lebih santai dan cocok untuk bersih bersih. Ia tidak mungkin meminta bantuan bik Sumi karena dia masih menemani anaknya yang sakit terlebih ini hari minggu.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang