Chapter 30,

3.1K 149 18
                                    

"Lepas! Kau ni apa-apaan hah! Dasar tak punya sopan santun!" ujar Rasih memberontak, tangannya di pegangi oleh dua orang bodyguard Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lepas! Kau ni apa-apaan hah! Dasar tak punya sopan santun!" ujar Rasih memberontak, tangannya di pegangi oleh dua orang bodyguard Adam.

"Maaf tante keterlaluan, saya sudah bilang kalau istri saya tidak bisa ditemui. Saya tidak izinkan Tasya bertemu dengan anda. Sekarang tante mending pulang..." ujar Adam mencoba sabar.

Hampir 1 jam Rasih menunggu di gerbang rumah Adam, dan terus saja membuat keributan dengan berteriak teriak tak jelas. Tentu saja Adam harus turun tangan, ia tidak ingin istrinya semakin terganggu.

Ya, Mereka sudah menikah 2 bulan yang lalu. Kehidupan Tasya kini sudah dikatakan sempurna, ia memiliki suami dan dua putra yang sangat mencintainya, bahkan keluarga Adam pun sangat baik padanya.

Setelah kejadian penculikannya, Tasya memang trauma. Dirinya selalu terbayang kejadian bejat yang dilakukan Raskal, Tasya sering menangis sendirian dan kadang berteriak-teriak seperti orang gila.Tapi berkat Adam, dua malaikatnya dan dukungan keluarga Adam, Tasya sembuh dari Traumanya hanya butuh waktu 1 bulan.

Adam tak ingin lagi istrinya tertekan dan depresi lagi, bukanlah perkara mudah untuk menyembuhkan kembali mental istrinya yang pernah tergoncang. Melihat Tasya tak mau makan, minum, bahkan terus mengurung diri dan tak mau bertemu kedua putranya sungguh membuat hati Adam sangat teiris. Ia berjanji akan menjaga Tasya dan memberikan kebahagiaan untuk menggantikan segala kesedihan di kehidupan Tasya.

"Lepas! Sakit, dasar kasar!" maki Rasih pada 2 bodyguard Adam.

"Baiklah lepaskan tangan ibu itu.." perintah Adam dan langsung di turuti para bodyguard. "Sekarang tante bisa bicara dengan saya baik-baik tanpa ada keributan lagi."

"Saya disini cuma mau bertemu Ara! Biarkan saya masuk, saya perlu bicara sama dia, bukan kamu!" ujar Rasih semakin kesal.

Adam menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah wanita paruh baya di hadapanya. "Maaf tante, saya tidak izinkan anda bertemu dengan iistri saya. Saya tidak mau lagi anda menyakiti Tasya seperti sebelumnya. Saya sudah cukup melihat istri saya dibayang bayangi masa lalunya. Kalau anda memang tetep ngotot, Anda bisa bicara dengan saya atau silahkan pergi."

"Saya bilang, saya tidak mau bicara sama kamu. Saya mau bicara sama Ara! Kamu jangan mentang mentang sudah jadi suaminya jadi sok berhak atas Ara!" ujar Rasih penuh penekanan.

"Maaf tante, saya suaminya. Saya berhak akan itu. Sudahlah kalau tujuan anda datang kesini cuma mau anak anda dibebaskan percuma lagi, karena seribu kalipun anda meminta saya tidak akan pernah luluh, karena sampai kapan pun saya tidak akan tarik laporannya. Semoga pengadilan memutuskan hukuman terbaik untuk putra Anda. Jadi -"

Plaaaaaaakkkk....!

Belum selesai Adam berbicara tangan wanita paruh baya itu menamparnya begitu keras. Bodyguard Adam yang panik akan perlakuan Rasih langsung memegangi Rasih dengan kuat.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang