Chapter 20

4.6K 182 11
                                    

“ Percayalah bahwa takdir Allah pastilah yang terbaik untukmu, dan untukku juga “

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ Percayalah bahwa takdir Allah pastilah yang terbaik untukmu, dan untukku juga “

Raskal Pov on

Lima bulan berlalu, selama itu aku terus mencarinya. Tapi ia seperti hilang di bawa angin, Ia hilang tanpa jejak meninggalkan ku. Tak ada tanda tanda tentangnya, tak ada yang mau memberitahu ku dimana ia sekarang, tak ada yang memberitahu ku keadaanya. Sungguh rindu ini membunuh ku, ya Allah tunjukan dimana istriku aku mohon aku sangat merindukan dirinya.

Disinilah aku sekarang, dirumah kita ra. Di istana kita, apa kamu tidak merindukan istana kita?, berilah aku petunjuk untuk menemukan mu sayang.

"Aden sudah pulang.."

Wanita paruh baya itu kembali menyambutku pulang. Aku bersyukur Ra bik Sumi tidak membenciku, padahal aku tahu dia teramat menyangi mu.

Dulu kau yang selalu menyambutku saat pulang Ra, sayangnya itu dulu. Aku sangat merindukan mu Ra, aku merindukan saat kau menunggu ku dengan memamerkan senyum manis mu, padahal aku tahu kau menyembunyikan kantuk dan lelah mu dibalik senyum mu. Kau mengabaikan lelah mu demi kebahagiaan ku, demi menungguku pulang, menunggu ku untuk makan bersama tapi apa balasan ku? Sering sekali aku tidak menyentuh masakan mu, pura-pura tidak melihat lelah dan kantuk mu. Betapa suami tak tahu dirinya aku.

"Den ayuk masuk, kok diam saja, ini sudah larut malam." ujar Bik Sumi membuyarkan lamunan ku.

"Eh iya bik, saya ke kamar dulu bik. Tidak usah menyiapkan makan malam, saya tidak lapar."

"Loh den makan dulun atuh den..,"

"Terimakasih bik, nanti saja. Saya ke kamar bik."

Ku langkah kan kaki menuju kamar, ku rebahkan tubuh ku di atas ranjang. Ku pandangi seluruh isi kamar ini, aku tak pernah bosan memandangi setiap sudut kamar ini, lihatlah Ra kenapa hanya satu foto yang kau tinggalkan. Kemana semua foto kita? Segitu bencikah dirimu Ra, bahkan di setiap sudut rumah kau hilangkan foto kenangan kita.

Ku usap sisi ranjang kosong disamping ku, ini tempat istriku tidur, ya Allah aku merindukan dia saat memeluku di atas ranjang ini, aku rindu dengan wajah bangun tidurnya, aku rindu kecupan selamat malam dan selamat paginya. Buliran air mata ku jatuh lagi, sungguh ini menyiksa ku. Ra pulang sayang, berhenti menyiksa ku dengan kerinduan ini.

Ku pandangi meja rias, entah kenapa sekarang aku melihat bayangan istriku sedang bersolek disana, duduk disana menggerai rambutnya dan tersenyum pada ku. Aku sadar itu hanya halusinasi ku, selama lima bulan ini aku bahkan terus saja melihat Ara berkeliaran dirumah ini, di meja makan, di ruang tamu, di dapur dan ditamannya. Beginikah rasa merindukan seseorang yang di cintai.

Tok-tok

Ku usap air mata ku, ku langkahkan kaki ku membukakan pintu.

Ceklek. .

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang