Chapter 6

2.9K 84 0
                                    

******Mengapa lelah? Sementara Allah selalu menyemangati dengan hayya ‘alash shalaah & hayya ‘alal falaah; bahwa jarak kemenagnan hanya berkisar antara kening dan sajadah” ******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******
Mengapa lelah?
Sementara Allah selalu menyemangati dengan hayya ‘alash shalaah & hayya ‘alal falaah; bahwa jarak kemenagnan hanya berkisar antara kening dan sajadah”
******

Tara Pov on

Telah kurentang benang kasih di sepanjang jalanku dengan segala pengabdian yang aku bisa lakukan, walaupun dengan mengorbankan perasaan ku sendiri. hanya kerena itu aku sudah merasa bahagia di dalam sangkar pernikahan ini.

Kebahagiaan Selalu Tersedia Bagi Mereka yang menangis dan mereka yang masih terus mencoba tanpa pernah menyerah. Sakit dalam Perjuangan itu Hanyalah Sementara maka dari itu, aku berhak berharap mendapatkan kebahagian itu, itulah yang kini aku rasakan. Aku ikhlas merasakan sakit demi mempertahankan keutuhan pernikahan ku. Karena rasa sakit ini tak sebanding dengan kebahagiaan saat aku bersama mu.

Aku bukanlah wanita beruntung, seorang wanita yang berbeda dari wanita lain di luar sana. Tapi aku beruntung memiliki mu mas, aku sangat bahagia akan hal itu. Aku bahagia memiliki mu, aku bahagia cukup berada di dekat mu melewati hari hari bersama mu, aku bahagia karena kamu menerima kekurangan ku tanpa menuntut apapun, aku bahagia atas perlakuan mu pada ku, aku bahagia karena kamu mencintai ku, dan aku sangat bahagia karena  kamu tidak membiarkan aku berjuang sendiri dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga kita.

4 bulan berlalu, kini aku sudah terbiasa dengan rasa sakit ini. Rasa sakit yang di torehkan oleh tangan keluarga mu sendiri. Hinaan, cacian, makian, segala sesuatu yang merendahkan ku aku ikhlas menerima itu setiap harinya. Tapi ketika aku merasa lelah akan semua ini aku bersyukur kau selalu ada untuk mengenggam tangan ku, mengingatkan ku ada diri mu yang selalu di sisi ku, berjuang bersama ku.

"Woi...,! Ngelamun terus.. "

"Ya Allah Nay, aku kaget. Apa apaan sih..." ujar ku sebal. Kenapa dia harus mengagetkan ku seperti itu. Dan sejak kapan wanita abal abal ini ada disini.

"Yee... Salah siapa ngelamun. Tuh jadi gak tahu aku dah di sini kan. Lagian mikirin apaan sih?"

"Gak mikirin apa-apa. Sejak kapan datang?"

"Baru aja sampai. Eh btw toko roti ramai amat, tuh di luar banyak yang ngantri, tadi aku masuk sampai desak desakan. Gak nyangka padahal baru di buka 1 bulan lalu tapi pelangganya banyak banget. Hayo... Kamu pakai pelaris ya Ra?"

"Astagfirullah Nay! Mulut kamu itu, asal ceplos aja. Toko roti ku ramai karena aku jago bikin kue jadi kue kue ku enak. Emang kamu masak air aja gosong."

Naya kebiasaan deh, kalau ada orang yang dengerkan nanti bisa timbul fitnah, masalah nya sekarang aku dan Naya berada di kasir, orang pada lalu lalang. Dasar gak tahu sikon.

'' Eh eh tapi kan yang bikin roti di luar para pegawai kamu..,"

"Tapi aku guru mereka, Naya! Aku yang mengajari mereka.  Dan tidak semua roti di luar bikinan mereka, kamu tahu roti terlaris yang kamu makan sekarang itu buatan ku." ujar ku menunjuk roti yang ia makan.

Bukan wanita sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang