SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Hari-hari berjalan seperti biasa. Renata kembali seperti Renata yang dulu. Renata yang selalu memperhatikan Alfa dari jauh. Entah ada apa, setelah makan malam di cafe itu. Alfa kembali bersikap seperti biasa, seperti tidak ada kejadian apa-apa di antara mereka. Bukannya memang tidak ada apa-apa?
Renata sedikit kecewa. Karena celah harapan yang awalnya terbuka kini kembali menutup seperti dulu. Renata bingung dengan dirinya sendiri. Perkataan sahabatnya memang benar.
"Kalau menurut gue sama Melfi, lo harus berani berjuang buat dapatin Alfa. Apapun yang terjadi seenggaknya coba dulu, kalau gak di coba gimana mau tau hasilnya?" Itulah perkataan kedua sahabatnya.
Hari ini ada pelajaran seni budaya, semua anak murid di tugaskan masuk ke dalam ruangan musik. Tetapi Renata masih di sini, di kelas tidak minat datang ke ruang musik. Renata masih memikirkan apa yang harus ia lakukan agar bisa kembali berbicara dengan Alfa.
Sebuah dentingan di ponsel Renata membuatnya reflek melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya?
Rifa Contessa :
Buruan kesini kalau nggak lo bakal nyesel.Renata mengabaikan pesan itu. Namun lagi-lagi ada pesan masuk. Renata berdecak kesal. Pasti pengirimnya sama.
Rifa Contessa :
Goblok banget di baca doang. Alfa lagi di ruang musik. Di godain sama cewek-cewek kelasan kita.Tanpa aba-aba Renata bangkit, berlari menuju ruang musik. Sampai di depan pintu ternyata benar. Ada Alfa, cowok yang beberapa hari ini selalu mengisi pikirannya. Tanpa sadar Renata tersenyum. Tapi detik itu juga senyumanya hilang kala melihat Alfa sedang berbicara dengan Airin, cewek cantik kutu buku yang satu kelas dengan dirinya.
"Kenapa telat datang Renata Emilia?" Tegur Pak Ari, guru seni budaya. Renata berjalan menghampiri Pak Ari. Dan di situ pandangan Renata bertemu dengan Alfa, namun tak lama Renata yang memutuskan pandangan itu.
"Maaf Pak, saya dari toilet. Perut saya sakit." Alibi Renata. Mana mungkin ia jujur kalau tadi ia malas dan ingin bolos pelajaran ini. Renata ke sini juga hanya untuk melihat Alfa.
Tapi bukannya senang, justru ia malah tambah uring-uringan melihat Alfa yang sepertinya dekat dengan Airin. Renata bukan cewek egois yang akan melabrak ketika cowok yang di sukainya baru-baru ini dekat dengan cewek lain. Renata punya cara sendiri menyikapi masalahnya, dengan cara diam.
"Sekarang kamu masih sakit? Kalau masih sakit kamu ke UKS aja." Ujar Pak Ari.
Tidak jauh dari sini kedua sahabatnya memperhatikannya. Mereka tau apa yang sedang Renata rasakan. Renata memang pernah beberapa kali pacaran, tapi Renata bilang ia tidak serius menyayangi pacar-pacarnya. Tapi untuk yang kali ini sahabatnya paham, Renata benar-benar jatuh cinta pada sosok Alfa, tidak kelihatan ingin main-main. Karma'kah?
"Boleh Pak? Tapi saya gak ikut pelajaran hari ini gapapa?" Kata Renata memastikan. Lumayan bolos berkedok sakit.
"Gapapa, kamu istirahat aja." Kata Pak Ari.
Akhirnya dengan malas berlama di sini Renata melangkahkan kakinya menuju UKS. Renata membuka pintu UKS, tidak ada orang ternyata. Renata berbaring di atas kasur kecil. Pikirannya kembali sibuk memikirkan apa yang tadi ia lihat, entahlah rasanya Renata sekarang menjadi semakin uring-uringan.
°°°
"Gue tau lo khawatir sama Renata. Samperin gih." Ujar Kevin pada Alfa saat mereka keluar dari ruang musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Teen Fiction*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...