SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Hari ini Renata dan Rama benar-benar kesiangan. Dan mereka mengambil keputusan untuk tidak bersekolah. Ini karena mati lampu di rumah dan hujan deras yang mengguyur sejak tengah malam tadi. Bukan hanya Renata dan Rama yang telat, melainkan Ayah dan Reihan juga telat ke kantor.
"Aku mau lanjut tidur aja deh." Kata Renata mengakhiri sarapannya.
"Rama juga deh." Kata Rama beranjak dari kursi makan.
"Jangan lupa minum obat." Kata Reihan mengingatkan. Dan Rama hanya mengangkat jempolnya sebagai respon.
"Ram, ke kamar gue aja. Ada yang mau gue kasih tau." Bisik mereka saat berada di tangga.
Rama mengambil posisi di atas ranjang Renata, sedangkan si empunya mengambil posisi di bawah dengan menggelar karpet bulu yang sangat halus dan hangat.
"Gue semalem dapet kabar dari Lexy, ternyata benar yang datang ke sekolahan tempo hari itu Zio lewat belakang. Dan Zio serta Sonya mulai mengusik hidup Melfia lagi."
Mendengar ucapan Renata membuat darah Rama berdesir hebat.
Kurang ajar! Batinnya.
"Dan gue gak tau mau balas gimana buat semua yang udah di lakuin Zio. Karena emang kita gak punya bukti kuat. Tapi gue cuma pesan sama lo, lo harus jaga Melfia gimanapun caranya. Jangan biarin Melfia sendiri." Kata Renata menatap mata Rama yang mulai memancarkan kilat amarah.
"Pasti, tapi lo tau kalau gue gak sekuat dulu." Kata Rama pelan, dengan asma yang menyarang di tubuhnya membuatnya terhambat untuk melakukan segala hal yang berat sekalipun itu berkelahi.
"Makanya lo jangan pernah bosan minum obat sama check up. Jadiin Melfia alasan agar lo tetap bisa sembuh." Kata Renata menyemangati.
Rama mengangguk cepat, ia berjanji pada dirinya sendiri selain sembuh untuk semua keluarga, mulai hari ini Rama akan menambah satu alasan mengapa dia ingin cepat sembuh. Yaitu MELFIA.
"Buat masalah jika suatu saat nanti ada kekerasan. Lo harus langsung hubungin gue ataupun Cino, Lexy dan Refi."
"Yakin hubungin Refi? Bisa kelahi juga dia?" Tanya Rama bingung.
Renata nyengir, "Dia gak bisa kelahi hehe. Tapi dengan bacotnya yang nyinyir itu kadang buat Zio kalah telak buat berdebat."
°°°
Mungkin beberapa siswa di sekolah menyesal karena membela-belakan ke sekolah di saat hujan. Padahal di rumah berbaring dan membungkus tubuh dengan selimut super tebal adalah hal yang menggiurkan. Contoh sekarang Melfia dan Refi yang bermalas-malasan di tempat duduknya.
Guru tidak masuk, dan kedua gadis ini menyesal untuk datang ke sekolah. Lebih baik tadi mengikuti saran Renata yang membolos untuk hari ini saja.
"MAU PULANG!" Teriak Refi frustasi.
"Refi berisik ih, Melfi mau tidur, kan." Desis Melfia yang sudah ancang-ancang menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan.
"Sepi banget ih ini kelas." Kata Refi yang berbicara sendirian. Melfia memilih menyumbat telinganya dengan headset dan mulai memejamkan matanya.
"Ih malah molor ini anak." Kesal Refi.
Di kelas sebelahpun sama. Guru tidak masuk, rasanya seluruh murid di dalam kelas ini ingin mengajukan protes yang sangat besar. Di saat murid tidak masuk karena hujan dan guru masuk pasti besoknya mereka akan kena hukum. Dan sekarang murid masuk guru tidak rasanya mereka juga ingin menghukum guru itu. Sayangnya guru selalu mempunyai alasan tersendiri untuk mengelaknya. Kadang guru juga egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Teen Fiction*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...