RENALFA 41 - EX

5.7K 229 0
                                    

SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN💙


°°°

"Ayah akan perkarain ini kepolisi." Tegas Fernando, Saat ini Renata, Ayahnya dan kedua sahabat Renata sedang berada di ruang BK. Sedangkan Rama dan bodyguard Ayahnya yang jumlahnya sekitar lima orang berada di depan ruangan ini. Ayah ingin meminta penjelasan dari pihak sekolah tentang kejadian keributan serta pelecehan terhadap Renata.

"Sabar, Pak." Bu Fero berujar lembut, berusaha untuk menenangkan Fernando yang sedang marah.

"Ayah jangan Ren mohon, biar Ren selesain sendiri aja, Yah."

"Selesaikan sendiri bagaimana Renata? Dia hampir melukai bagian di bawah dada kamu itu namanya pelecehan. Dia juga membuat hidung dan bibir kamu terluka. Ayah tidak terima anak Ayah di perlakukan seperti itu. Untung ada orang yang menelpon Ayah dan Ayah segera bersiap ke sini. Kalau tidak kamu udah pasti akan menjadi pembu—"

"Pembunuh maksud Ayah?" Tanya Renata memotong.

"Apaan sih? Ini tuh sisir bukan pisau lipat." Kata Renata menunjukan benda berwarna seperti logam itu. Seisi ruangan ini melotot tak percaya. Benar itu sisir yang di lipat! Pintar sekali akal Renata ini.

"Gue kira pisau lipat ih, gue udah panik setengah mampus." Komentar Refi dengan mata yang hampir mencuat keluar.

"Oke biar aku perjelas. Belum lama Abang Richard ngasih aku sisir ini, katanya jaga-jaga aja kalau ada yang berani macam-macam keluarin ini aja pasti pada takut. Bener, kan? Zio takut liat aku? Dia takut aku marah terus bunuh dia? Nyali bebek emang tuh anak." Jelas Renata di sertai ejekan kecil untuk Zio.

"Padahal emang niat bunuh sih kalau boleh." Gumam Renata kecil.

"Coba ulang?!" Perintah Ayah dan Bu Fero bersamaan.

Renata gugup seketika, "Eh nggak kok bercanda aja hehe."

"Emang bocah somplak." Gumam Refi sangat pelan.

"Jadi bagaimana, Pak?" Bu Fero mulai membuka percakapan serius lagi.

Fernando menoleh ke arah Renata yang sedang mengeluarkan jurus kesejahteraannya yaitu
' puppy eyes  '

"Biarkan ini menjadi urusan Renata, Bu." Putus Fernando membuat Renata menghela nafas lega.

"Thank you, Daddy." Ucap Renata memeluk Ayahnya dari samping.

"Awhhh sakit." Ringis Renata saat bagian luka di dadanya terkena bahu Ayah.

"Ke rumah sakit sekarang." Titah Ayah.

°°°

Berjalan menuju tempat di mana mobil di parkir rasanya sangat malu karena menjadi pusat perhatian banyak murid. Bukan malu gimana-gimana, ini lho Renata si cewek cantik dan pintar yang kerjaannya di hukum dan berkelahi terlihat mengenaskan dengan pakaian cumpang-camping dan ada noda darah.

"Apa lo lihat-lihat? Mau gue kasih bogem mentah?!" Sungut Renata pada Adik kelas laki-laki. Yang di tegurpun mundur sembari menggeleng ketakutan.

RENALFA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang