SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Pagi di hari Sabtu ini, di kamar nuansa hitam dan putih Alfa sedang tertidur pulas tanpa menggunakan baju. Sebenarnya Alfa tadi sudah bangun pas subuh, tapi hanya menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Tetapi rasa kantuk kembali menyerangnya dan membuatnya kembali tertidur di kasur empuknya.
Di SMA Purnama memang setiap hari sabtu dan minggu itu libur. Jadi Alfa tenang-tenang saja hari Sabtu ini bangun siang.
Di luar kamar Cantika mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada sahutan dari dalam. Cantika mencoba membuka pintu itu ternyata tidak di kunci. Cantika menyembulkan kepalanya ke dalam kamar. Terlihatlah cowok tampan sedang tertidur pulas.
"Abang bangun." Cantika menggoyangkan bahu Alfa.
Cantika kesal, lalu mencubit lengan Alfa membuat Alfa terbangun dari tidurnya.
"Ada apa sih? Abang masih ngantuk, Cantik." Kata Alfa dengan suara seraknya. Untuk Cantika memang suka di panggil Cantik oleh Alfa.
"Abang di bawah ada, Kakak cantik nungguin Abang dari tadi."
Alfa terdiam, ingat janjinya semalam ingin jalan bareng Renata untuk membeli sneakers baru.
"Kamu bilang sama Kak Renata, Abang siap-siap dulu." Ucap Alfa mengelus pipi Adiknya. Cantika mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar Alfa.
Di ruang tamu Renata sedang mengobrol santai dengan Mamanya Alfa. Di iringi dengan candaan kecil sehingga obrolan itu terlihat tidak canggung. Mamanya Alfa ini adalah tipikal orang yang sangat ramah. Membuat Renata nyaman mengobrol dengan desainer cantik ini.
"Panggilnya Mama aja biar makin akrab ya, Ren." Pinta Tania.
"Iya tan-eh iya Ma." Ucap Renata terkekeh kecil.
"Kamu yang sabar ya ngadepin Alfa, dia emang orangnya kayak gitu." Kata Renata mengangguk. Sebelum obrolan berlanjut Cantika datang duduk di samping Renata.
"Kakak cantik, Abangnya tadi masih tidur. Sekarang lagi siap-siap." Kata Cantika sembari tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Renata gemas langsung mencubit pipi Cantika.
"Aku gemes banget sama pipi kamu." Ujar Renata. Membuat Cantika tertawa karena merasa kegelian di bagian pipinya.
Fania memperhatikan interaksi Cantika dengan Renata. Fania tersenyum melihat itu, Renata orangnya sangat hangat. Fania berpikir semoga saja kehangatan Renata mampu mencairkan dinginnya Alfa.
"Ren." Panggil Alfa membuat Renata menoleh ke belakang begitupun dengan Fania dan Cantika.
"Udah?" Tanya Renata, Alfa mengangguk.
"Ma, Alfa pergi dulu ya." Pamit Alfa menyalimi tangan Fania, begitupun Renata.
"Ma, Ren juga pamit." Ucap Renata Fania mengangguk dan tersenyum.
Untuk kali ini Alfa memilih membawa mobil, karena untuk berjaga-jaga karena takut tiba-tiba hujan turun seperti kemarin. Renata duduk manis di samping Alfa. Renata melihat rambut Alfa yang masih basah. Dia mengambil sapu tangan yang ada di dalam sling bagnya.
Renata menghadapkan dirinya ke arah Alfa. Dan mulai menggosok-gosokan sapu tangan itu ke rambut Alfa. "Lain kali biar kering dulu rambutnya, Al." Alfa hanya diam menikmati sapuan halus Renata.
Setelah Renata rasa rambut Alfa sudah kering, ia kembali merogoh sling bagnya mengambil sisir lipat berwarna biru muda. Lalu menyisiri rambut Alfa hingga rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Fiksi Remaja*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...