SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 💙°°°
Hari semester pertama membuat para murid SMA Purnama kocar-kacir sana sini mencari jawaban. Seperti sebuah ritual rutin saat ulangan tiba, mempercayai jawaban hasil pemikiran teman dari pada mempercayai jawaban diri sendiri. Padahal belum tentu juga jawaban teman itu 100% benar.
Renata duduk dengan Adik kelas cowok yang namanya Anji, cowok yang sepertinya nakal mengikuti pergaulan jaman sekarang. Renata terkekeh melihat Anji yang hanya membolak-balikan kertas soal dan kertas jawabannya.
"Waktu tinggal 20 menit lagi, satu soal pun belum lo jawab." Kata Renata berbisik, takut-takut ketahuan pengawas.
Anji hanya melirik Renata dengan ekor matanya. "Gue gak ngerti sama sekali." Jawab Anji jujur. Anji melirik kertas dan jam tangannya bergantian.
Renata melihat tampang Anji yang sangat melas. Renata menarik kertas ulangan Anji dan mengisinya secepat mungkin dan pasti teliti. Anji yang melihat itu hanya diam saja, pasrah mau jawaban Renata benar atau tidak.
Sedangkan teman-temannya yang lain ikut membuat kelas sedikit gaduh, karena waktu yang nyaris habis. Kertas jawaban masih banyak yang kosong. Itung kancing aja deh!! Yang penting ke isi. Renata tertawa kecil dalam hati mendengar bisikan itu dari mulut beberapa murid.
"WAKTU HABIS, SELESAI TIDAK SELESAI KUMPULKAN!!" Tepat saat pengawas berteriak, di situ juga Renata selesai mengerjakan soal Anji.
"Kumpulin nih." Kata Renata memberikan kertas ulangan itu pada Anji.
Anji menerima kertas itu ragu-ragu. "Bisa gue percaya gak, nih?" Tanya Anji pelan.
"Kalau lo dapat nilai bagus, traktir gue makan sepuasnya." Ucap Renata meninggalkan Anji.
Anji berjalan ke depan, ia menghampiri Renata yang sedang merapihkan alat tulisnya. "Kalau nilai gue bagus lo gue traktir sepuasnya, Kak." Kata Anji menepuk bahu Renata.
Renata tersenyum miring, "Gue pegang omongan lo. Gue balik duluan. Dan besok pelajaran yang harus lo pelajari itu..." Renata menjelaskan beberapa soal pada Anji, setidaknya Adik kelasnya ini harus bisa juga mengerjakan sendiri soal ulangannya.
"Karena gak selamanya gue bisa bantu lo"
Lah lo kayak mau kemana aja, Kak. Padahal besok juga lo duduk disamping gue. Batin Anji.
Anji mengangguk sedikit paham, tidak terlalu susah juga pikirnya. Setelah Renata menjelaskan beberapa soal yang harus ia pelajari, Renata pergi keluar kelas.
Renata menengok ke kelas samping, dimana ada Refi dan Melfia. Iya, kedua sahabatnya itu di pisah kelasnya. Pasti guru-guru sudah tahu kelakuan mereka bertiga. Mereka akan kerja sama jika di satukan dalam satu kelas. Dan yang baru Renata sadari ternyata kedua sahabatnya ini sekelas dengan Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENALFA [Selesai]
Novela Juvenil*** "Tapi kenapa? Alasannya apa?" tanya Renata menggenggam tangan Alfa. "Gak ada alasannya, intinya lupain gue." tegas Alfa lalu melepaskan genggaman tangan Renata yang cukup erat. Melepaskan genggaman dari seseorang yang selama ini membuatnya nyama...